Sthala Ubud Village Jazz Festival 2025: Kolaborasi Seni dan Pertemuan Lintas Budaya
Sthala Ubud Village Jazz Festival ke-12 bakal digelar pada 1-2 Agustus 2025/Foto: puspa
STHALA Ubud Village Jazz Festival (UVJF) ke-12 bakal digelar pada 1-2 Agustus 2025. Artistic Sthala Ubud Village Jazz Festival 2025 mengangkat “Bumi dan Langit” yang menegaskan posisinya sebagai salah satu perayaan budaya paling dinamis di Indonesia.
Ubud Village Jazz Festival 2025 bajal berlangsung di tengah alam Ubud yang hijau dan kembali digelar di Sthala, a Tribute Portfolio Hotel. Ajang ini mengundang para pencinta music JAZZ dari berbagai penjuru dunia untuk menikmati dua hari pertunjukan jazz kelas dunia.
“Ubud Village Jazz Festival ini kolaborasi seni, dan pertemuan lintas budaya,” kata UVJF Head of Ticketing, Heru Djatmiko saat konferensi pers di Teroemboe Restaurant di Sanur, Jumat 25 Juli 2025.
Co-founder, Yuri Mahatma mengatakan, sebagai dari program UVJF 2025, akan dihelar rangkaian Pre- dan Post-Event showcase di sejumlah lokasi mitra, seperti The Apurva Kempinski Nusa Dua, The Meru Sanur, Bumi Kinar Ubud, dan Samasta Lifestyle Village Jimbaran.
Saat ini, UVJF berdiri sebagai panggung jazz berskala global—berkat dukungan berkelanjutan dari berbagai kedutaan, lembaga kebudayaan, dan kolaborasi lintas negara.
“Pertumbuhan festival ini adalah hasil dari lebih dari satu dekade dedikasi dan kepercayaan yang telah terbangun dengan komunitas lokal maupun internasional,” lanjut Yuri.
Setiap tahunnya, Ubud Village Jazz Festival tidak hanya dikurasi melalui musik, tetapi juga diwujudkan secara visual dan spasial—berkat visi kreatif dari Diana Surya dan Putu Klick Swantara dari Archimetriz Architect, yang bekerja sama dengan Saung Construction.
“Untuk UVJF 2025, narasi arsitektural mereka mengambil inspirasi dari udara terbuka dan ritme kontemplatif dalam musik jazz. Tema desain tahun ini, “Ruang Udara: The Space We Breathe” dan “The Space Between Sounds,” mencerminkan dua sisi dari esensi jazz—kehadiran dan hening, nafas dan jeda,” papar Putu Klick.
Dengan pendekatan puitis dan desain yang reflektif, diharapkan menjadi ruang festival menjadi bagian dari pengalaman musikal itu sendiri—bergerak bebas, melayang ringan, dan menyatukan elemen suara, langit, dan jiwa.
“Dari awal, menghadirkan jazz saja, sekala internasional melibatkan beberapa negara, pemilihan artis menghadirkan musisir lokal Indonesia,” paparnya.
Anom Darsana, sound engineer profesional sekaligus Co-Founder UVJF memaparkan, Jazz, yang berakar dari improvisasi dan kekuatan bercerita secara musikal, telah lama menjadi jembatan antara generasi dan budaya.
UVJF dengan bangga menjaga semangat ini—menjadi panggung pertemuan musisi Indonesia dan internasional dalam semangat kreativitas, spontanitas, dan kebersamaan.
Seperti pada gelaran sebelumnya, edisi tahun ini kembali akan digelar di Sthala, yang sejak 2023 telah menjadi mitra yang secara konsisten mendukung ajang musik ini.
“Tahun ini, kami menyesuaikan diri dengan dinamika global. Ini adalah keputusan yang disusun dengan matang—untuk menciptakan pengalaman yang lebih optimal bagi musisi dan penonton, serta menghadirkan ruang yang lebih lapang dan atmosfer yang lebih intim,” ujar Anom Darsana.
Musisi, Bogie Prasetyo dari Jazz Traveller mengaku senang kembali bisa main dalam UVJF 2025. Sebelumnya, telah memerihakan ajang musik ini pada tahun 2014.
“Sebagai musisi Indonesia, saya bangga bisa ikut andil dalam perhelatan jazz festival di Bali. Buat saya UVJF ini salah satu ajang yang dilaksanakan dengan komitmen, idealis, dan konsisten,” ujar Bogie Prasetyo yang sudah sejak 25 tahun main jazz ini.
Berbeda halnya dengan Diah Gayatri, dari Gayatri Quartet setelah menggeluti musik jazz selama 12 tahun baru kali ini mendapat kesempatan tampil di hestival musik jazz terbesar ini.
General Manager Sthala, a Tribute Portfolio Hotel, Lasta Arimbawa Sthala Ubud mengatakan, Teroemboe Restaurant di Sanur, Bali, telah terpilih oleh panitia sebagai lokasi penyelenggaraan Konferensi Pers untuk Sthala UVJF 2025.
Suasana terbuka dan pemandangan alam yang menakjubkan, area yang luas, akses mudah, serta pilihan kuliner yang beragam, menikmati hidangan di Teroemboe Restaurant adalah pengalaman yang memanjakan semua indera dan telah menjadi salah satu destinasi kuliner terkemuka di Bali.
Ini adalah kali ketiga bagi Sthala Ubud Bali menjadi lokasi penyelenggaraan Sthala Ubud Village Jazz Festival.
Sthala, a Tribute Portfolio Hotel di Ubud, Bali, oleh Marriott International, adalah sebuah hotel yang terletak di tengah-tengah nuansa hijau dan aliran Sungai Wos. Mereka juga menawarkan berbagai paket untuk menjadikan pengalaman liburan yang semakin berkesan,” bebernya.
Dirinya mengaku sangat gembira dapat terus menjadi mitra hotel resmi untuk acara kelas dunia ini, Sthala Ubud Village Jazz Festival. Acara ini telah menjadi salah satu destinasi acara jazz yang paling digemari.
“Sebagai bagian dari hotel Marriott Bonvoy, kami secara konsisten berupaya menciptakan pengalaman acara yang unik dan kaya akan budaya, dan Sthala Ubud Village Jazz Festival ini adalah sesuatu yang dapat dinikmati oleh seluruh member Marriott Bonvoy kami selama berada di Bali,” ujarnya.
Acara ini bertujuan untuk menciptakan momen tak terlupakan bagi setiap tamu. Pengalaman kuliner serta keramahan di Sthala, a Tribute Portfolio Hotel, Ubud Bali dan Teroemboe Restaurant memainkan peran penting dalam mencapai hal ini.
“Kami percaya bahwa makanan istimewa, dikombinasikan dengan keramahan khas Bali dan keindahan alam yang menakjubkan, benar-benar menjadikan kami berbeda dengan yang lainnya,” ungkapnya.
Festival ini juga menghadirkan lebih dari 30 booth makanan dan minuman dari pelaku UMKM Bali. Para pengunjung dapat menjelajahi ragam cita rasa lokal yang menggambarkan kekayaan kuliner dan semangat wirausaha Bali—sejalan dengan misi UVJF untuk mendukung industri kreatif melalui pengalaman festival yang multisensori.
“Dengan perpaduan khas antara musikalitas, keramahan, dan inovasi, UVJF 2025 siap menghadirkan pengalaman jazz yang tak terlupakan—di bawah bintang-bintang, di tengah alam, dan dalam semangat kebersamaan,” sebutnya.
Line-Up UVJF 2025
● Makoto Kuriya Trio (Jepang) – Pianis jazz-fusion kenamaan yang memadukan improvisasi penuh emosi dengan sensibilitas pop global.
● Balawan Trio feat. Jiyestha (Indonesia) – Kuartet dipimpin oleh gitaris virtuoso asal Bali, Balawan, dengan gaya jazz-rock yang berpadu gamelan tradisional.
● ROUGE (Prancis) – Trio piano yang menghadirkan jazz modern bernuansa sinematik dan sentuhan klasik kontemporer.
● Jazz Steps (Vietnam) – Duo jazz modern yang mengeksplorasi improvisasi dengan sentuhan musik rakyat Vietnam.
● Bojan Cvetković Quartet (Serbia) – Kuartet piano yang menggabungkan ritme Balkan dengan gaya jazz modern.
● SILK (Jerman) – Band funk-jazz beranggotakan delapan orang dengan aransemen penuh energi dan brass section yang dinamis.
● East West European Jazz Orchestra (Jerman-Ceko-Serbia) – Big band Eropa Timur yang menampilkan swing, soul, dan nuansa musik rakyat.
● Galaxy Big Band (Indonesia) – Big band dari Jakarta dengan warna jazz klasik yang dikemas secara modern dan enerjik.
● Astrid Sulaiman (Indonesia) – Pianis dan komposer dengan formasi Quartet bersama vokalis Soukma dan Doni Wirandana, finalis Voice Of Germany dalam nuansa jazz melodius.
● Dizzy & Wicked (Indonesia) – Grup jazz elektronik yang memadukan groove halus dan elemen jazz modern.
● Gayatri Quartet (Indonesia) – Kuartet vokal dengan kombinasi swing, bossa nova, dan jazz klasik bernuansa lembut.
● Jazz Traveller (Indonesia) – Proyek dari drummer Bogie Prasetyo dengan warna bossa nova dan jazz kontemporer yang ritmis.
● Mahanada (Indonesia) – Vokalis muda berbakat yang menampilkan interpretasi emosional dari standar-standar jazz klasik.
● New Centropezn Jazz Quartet (Rusia) – Grup asal Rostov-on-Don yang memadukan soul, jazz New Orleans, dan elemen kontemporer.
● Smokey Chamber Trio (Indonesia) – Trio kamar yang menyuguhkan aransemen intim khas Bali, dipimpin oleh Yuri Mahatma. [B/puspa]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali