Bali International Fashion Festival 2025: Pamerkan Tenun Endek Bali, Diramaikan 27 Desainer Mancanegara
Bali International Fashion Festival 2025/Foto: puspa
TERANG matahari masih tampak pada sebagian panggung. Namun, lenggokan para model dengan balutan desain menawan, seakan menyapu panasnya mentari. Orang-orang pun mendekat, menyaksikan lebih dekat karya-karya hebat dari para desainer berbakat.
Ketika musik diputar, karya-karya desainer kreatif mulai mengalir. Berbagai busana diperagakan dengan manis oleh paragawan dan paragawati. Mereka melangkah percaya diri mempromosikan produk dengan pose yang indah dan dibalut karya seni yang menginspiratif.
Itulah suasana perhelatan Bali International Fashion Festival (BIFF) Vol 2 tahun 2025 yang berlangsung di Pullman Bali Legian Beach, Kuta, Kabupaten Badung – Bali, Minggu 24 Agustus 2025. Ajang mode internasional itu, memamerkan rancangan yang menggunakan tenun endek.
“Perhelatan Bali International Fashion Festival khususnya dari Bali, kami menampilkan endek, kain tenun tradisional khas Bali yang dibuat dengan teknik tenun ikat,” ujar pendiri BIFF Lenny Hartono pada konferensi pers, sebelum acara festival itu dimulai, Minggu 24 Agustus 2025.
Bali International Fashion Festival 2025 diikuti 27 desainer berasal dari Bali, Nusantara, dan mancanegara. Para desainer menampilkan karya-karya menarik memeriahkan gelaran tahunan yang memang ditunggu-tunggu para pecinta fashion.
Sebanyak 6 desainer asal Bali sepakat memamerkan kreativitas mereka memadupadankan tenun endek. Lenny Hartono sekaligus menjadi salah satu desainer Bali yang membawakan rancangan endek yang memikat. Karya desain ini tempak elegan, bahkan memikat setiap undangan.
“Tenun endek dari berbagai wilayah di Bali dirancang untuk diperkenalkan kepada para undangan internasional yang hadir. Undangan desainer yang hadir banyak sekali, termasuk sosialita dan fashionista juga kami undang,” ujar Lenny Hartono.
Bali International Fashion Festival digagas oleh Lenny Hartono bersama desainer kenamaan Indonesia Athan Siahaan. Gelaran fashion ini mengalami perkembangan. Buktinya, tahun 2025 ini menampilkan karya-karya yang lebih variatif.
“Para desainer yang hadir sangat beragam, tidak hanya didominasi desainer kawakan, tetapi juga diramaikan dari desainer muda,” ungkap Lenny Hartono.
Sementara Athan Siahaan mengatakan, Bali International Fashion Festival menjadi wadah bagi para desainer dan perajin kain di Nusantara untuk bisa memperkenalkan kekayaan budaya kain di daerah-daerah di Indonesia.
Desainer Athan Siahaan, yang banyak tampil di kota mode Milan, Italia ini, menampilkan rancangan fashion dan kain tenun Nusantara yang sangat potensial bersaing di dunia fashion internasional.
Tujuan utama Bali International Fashion Festival ini adalah membuka peluang, membuka pasar. “Bulan lalu kami mengirim 500 tenunan dari Lombok dan Bali ke Malaysia. Bulan depan kami kirim tenun endek ke Milan. Berikutnya akan dibuka untuk internasional yang lain,” sebutnya.
Athan Siahaan berharap, para desainer lokal juga bisa belajar banyak dari para desainer internasional yang menampilkan karya-karya terbaiknya di Bali International Fashion Festival 2025. Karenanya, ia mendorong desainer lokal berani melebarkan sayapnya ke tingkat internasional.
Desainer asal Sumatera Utara lalu mengatakan, sebenarnya Indonesia adalah salah satu negara yang diperhitungkan dari sisi fashion industry. “Karya-karya anak bangsa memiliki daya jual, daya beli, daya pakai di dunia internasional, tidak boleh ditawar,” pungkasnya. [B/puspa]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali