Lomba Sampan Mini Kampung Bugis Buleleng
SUASANA Kampung Bugis di Kabupaten Buleleng, kian semarak menjelang lomba sampan mini yang akan digelar pada 21 September 2025. Lomba perahu layar mini untuk menumbuhkan kecintaan terhadap negeri dan bahari pada pemuda.
Bukan sekadar ajang adu cepat di laut, lomba ini telah berkembang menjadi tradisi maritim turun-temurun, hiburan rakyat yang selalu dinanti, sekaligus penggerak ekonomi masyarakat pesisir Bali Utara.
Salah satu peserta, Tupit Hunter, mengungkapkan antusiasmenya. “Bagi kami, lomba sampan ini hiburan rakyat. Semua orang bisa ikut menikmatinya, baik sebagai peserta maupun penonton,” ujar Tupit Hunter senang.
Hal senada disampaikan Pak Anek, ayah salah satu peserta sekaligus penggemar sampan mini. Menurutnya, ajang ini memberi dampak positif bagi perekonomian lokal.
“Setiap kali lomba digelar, banyak pedagang kecil berjualan di sepanjang jalan. Ini membantu perputaran ekonomi kerakyatan di Singaraja,” jelasnya.
Sejarah awal sampan mini
Mas Adi, mantan panitia lomba mengatakan, tradisi sampan mini bermula sekitar tahun 2006. Ide awal lahir dari eksperimen sederhana menggunakan sandal jepit dan styrofoam sebagai bahan dasar sampan.
Dari kreasi itu, dua tokoh pesisir, Pak Zen dan Pak Wahyudi (Pak Udi), kemudian memprakarsai pembuatan sampan mini yang lebih serius. Kini, keduanya dikenang sebagai pelopor sekaligus senior dalam mengembangkan tradisi ini.
Pada masa awal, lomba berlangsung dengan suasana guyub penuh kebersamaan. Uang pendaftaran peserta tidak digunakan untuk kepentingan panitia, melainkan dikembalikan dalam bentuk hadiah, sehingga memperkuat semangat gotong royong masyarakat.
Tradisi yang terjaga
Bagi masyarakat pesisir, sampan mini bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga simbol kebersamaan dan identitas budaya bahari. Setiap perayaan hari besar, seperti Maulid Nabi atau Hari Kemerdekaan 17 Agustus, tradisi ini kembali menggeliat dan selalu diramaikan warga.
Potensi pariwisata bahari
Selain sebagai hiburan rakyat, lomba sampan mini menyimpan potensi besar untuk menjadi daya tarik wisata Bali Utara. Wisatawan domestik maupun mancanegara dapat menyaksikan keunikan perahu tradisional dalam bentuk mini, sekaligus merasakan kehangatan suasana kebersamaan khas masyarakat pesisir.
Dengan dukungan komunitas dan partisipasi warga, lomba sampan mini diharapkan semakin dikenal luas, tidak hanya sebagai tradisi hiburan, tetapi juga sebagai ikon budaya maritim Bali Utara yang patut dijaga dan dilestarikan. [B/Surya Darma]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali