I Made Lasmawan, Seniman Bali yang Menyebarkan Gamelan Bali ke Seluruh Amerika
I Made Lasmawan/Foto: ist
JIKA dihitung, sangat banyak seniman Indonesia khususnya dari Bali yang berkiprah di luar negeri. Di samping menjadi ajang kolaborasi seni, aktivitas seniman Bali menunjukkan adaptasi seni Bali dalam konteks global dan berfungsi sebagai diplomasi budaya.
Salah satunya adalah I Made Lasmawan yang memiliki sebuah perjalanan panjang penuh kejutan, dedikasi, dan pengabdian dalam menebarkan kesenian Bali dan Jawa di Amerika Serikat. Kerja keras menjadi titik awal perjalanan hidupnya di Negeri Paman Sam itu.
Walau demikian, menggapai harapan hanya melalui bekerja keras saja tidaklah cukup. Perlu sebuah kecerdasan dalam membaca peluang, arah yang jelas, fokus yang konsisten, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan.
Prinsip inilah yang kerap menjadi bekal utama Lasmawan termasuk para seniman Indonesia lainnya yang berkiprah di luar negeri. Mereka dituntut bekerja ekstra keras, lebih kreatif, dan berani menghadapi tantangan baru dalam lingkungan budaya yang berbeda.
Lasmawan merupakan salah satu seniman besar Bali yang dimiliki Indonesia saat ini. Sepanjang hidupnya, sejak usia muda hingga kini, pria asal Kabupaten tabanan itu telah menaburkan benih budaya Nusantara ke berbagai penjuru dunia melalui pengajaran gamelan Bali dan Jawa.
Setelah menamatkan pendidikan di KOKAR Bali pada tahun 1977, Lasmawan muda yang dikenal gagah dan pemberani ini ditugaskan melanjutkan studi ke Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta, Jawa Tengah.
Dengan bekal rasa jengah untuk mengubah catatan hidup dan tekad melangkah lebih progresif, Lasmawan memutuskan untuk keluar dari zona nyaman, belajar hal-hal baru, dan membangun diri secara lebih komprehensif.
Sebuah kritik tajam dari seorang guru di KOKAR Bali mengenai kemampuannya bermain kendang sempat membuat Lasmawan tercengang. Namun, kritik tersebut justru menjadi cambuk yang menguatkan tekadnya untuk memperbaiki diri.
Pria gesit dan ramah ini kemudian berguru kepada maestro kendang Bali asal Jagaraga, I Gde Manik, yang menempa dirinya menjadi pemain kendang andal. Belajar langsung dari I Gde Manik merupakan kehormatan besar baginya.
Lasmawan diasah secara intelektual, diasih dalam sikap dan kepribadian, serta diasuh melalui motif-motif kekendangan yang kuat. Dari sinilah ia tumbuh menjadi seniman sejati, khususnya dalam dunia karawitan Bali.

Kemampuan Lasmawan juga mendapat tempaan dari seniman alam lainnya. Ia juga menimba ilmu dari tokoh-tokoh besar lainnya, seperti I Wayan Berata, Gerindem, Tembres, dan Gusti Tut Sedahan.
Pengajar di San Diego State University
Sebagai anak yang tumbuh di Desa Bangah, Kecamatan Baturiti, Lasmawan memiliki kesungguhan menuntut ilmu di Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta membuahkan hasil.
Lasmawan meraih gelar Sarjana Seni Karawitan dan langsung dipercaya menjadi staf pengajar di kampus tersebut. Pada tahun 1990, sebuah kesempatan emas datang—ibarat pepatah “pucuk dicinta ulam tiba”. Ia terpilih menjadi pengajar di San Diego State University, Amerika Serikat.
Lasmawan menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di San Diego, dan selama dua tahun menebarkan gamelan Bali dan Jawa. Cuaca ekstrem, dari udara dingin hingga panas menyengat khas California, tidak menyurutkan langkahnya.
Di kota itu, Lasmawan membangun komunitas gamelan perdana bernama Langen Kusuma. Ia memiliki modal keterampilan sosial dan komunikasi yang kuat, sehingga orang yang ingin belajar gamelan Bali dan Jawa terus mengalir.
Pengalaman merantau sejak di Surakarta membuatnya terbiasa hidup jauh dari Bali. Langkah berikutnya, ia diangkat menjadi pengajar tetap di Colorado College, sebuah perguruan tinggi seni swasta ternama di Colorado Springs.
Di kampus tersebut, Lasmawan mengajarkan seni budaya Indonesia—khususnya Bali—baik secara teori maupun praktik, dengan fokus pada gamelan angklung. Ketulusan berbagi lmu membuatnya semakin disukai masyarakat seni di sana.
Dedikasi Lasmawan yang tinggi membuahkan apresiasi dari Wali Kota Denver, Colorado. Ia kemudian mendirikan Grup Gamelan Tunas Mekar, dengan Lasmawan sebagai direktur sekaligus pemimpin.
Tunas Mekar dikenal memiliki dedikasi luar biasa terhadap pelestarian dan pengembangan kesenian Bali di Amerika Serikat.
Grup ini tercatat berpartisipasi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 1996 dan 2019, bahkan penampilan angklung mereka pada 2019 sempat viral di YouTube, menjadi bukti kuat eksistensi gamelan Bali di kancah internasional.
Mengajar gamelan Bali di berbagai negara bagian Amerika
Reputasi Lasmawan sebagai pengajar gamelan Bali semakin bersinar dan meluas ke berbagai negara bagian Amerika Serikat, seperti Illinois, Atlanta, Kentucky, Ohio, New York, North Carolina, Montana, South Dakota, Wyoming, Arizona, Idaho, Utah, dan Iowa.
Tak tanggung-tanggung, ia telah menyebarkan puluhan set gamelan, antara lain:16 set gamelan angklung, 5 set gong kebyar, 2 set angklung kembang kirang, 1 set semarandhana, 1 set smarpegulingan, 9 set gender wayang, 2 set selonding, 2 set rindik, 5 set baleganjur.
Seluruh instrumen tersebut dikirim langsung dari Bali menggunakan kontainer dan didistribusikan ke berbagai lembaga seni serta komunitas pecinta gamelan di Amerika Serikat. Ia juga kerap sebagai pelatih, sekaligus mencipta karya seni.
Sebagai seniman yang telah berkarya puluhan tahun, Lasmawan melahirkan banyak karya monumental, di antaranya Tabuh Kreasi Langlang Bhuwana, Tirta Bhuwana, Tabuh Angklung Kreasi Singa Nata, serta iringan Tari Legong Catur Dewi Manik Galah, dan karya-karya lainnya.
Semua karya tersebut lahir melalui proses panjang yang alami, berangkat dari pengalaman luar biasa, dan tetap berakar kuat pada tradisi. Pola-pola kekinian dikembangkan tanpa mengubah esensi nilai tradisionalnya.
Tradisi merupakan akar jiwa dan raga Lasmawan—sebuah kecintaan yang tak pernah pudar terhadap kesenian Bali.
Sebagai warga negara Indonesia, kita patut berbangga atas pencapaian seniman besar Bali ini. Bayangkan, 35 tahun menebarkan kesenian Bali di Amerika Serikat merupakan puncak prestasi budaya yang layak mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya.
Penghargaan tersebut akhirnya datang melalui ISI Surakarta, yang menganugerahkan Adiberata Nugraha Krisna Sanggita pada 15 Juli 2025, atas jasanya dalam mendiseminasikan karawitan Jawa-Bali di San Diego State University (1990–1992) dan Colorado College (1992–2025).
Langkah budaya I Made Lasmawan menjadi pemantik bagi generasi muda untuk mengadopsi semangat progresif dalam menjunjung tinggi kesenian tradisional Bali di kancah dunia. Jangan lupa—mari kita dukung dan apresiasi sepenuh hati sepak terjang beliau. [B]
Penulis: Made Agus Wardana alias Ciaaattt, sedang melakukan gamelan tour di Amerika Serikat

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali