Mencari Bibit Seniman Melalui Lomba Barong Ket dan Makendang Tunggal
Anak muda ini tak pernah ragu dalam memainkan gamelan. Jika tangan kanannya memegang panggul, lalu memukul kendang sesuai irama dan gerak penari, maka tangan kiri yang selalu menghentak, sehingga menghasilkan suara pak…cepak…cepak.
Sorot matanya tak pernah lepas dari penari Barong Ket yang berada di depannya. Sebab, permainan kendangnya itu yang mampu mencipkan suasana indah dalam pertunjukan tari barong. Bahkan, irama gamelan itu yang mampu menghidupkan barong dalam geraknya.
Itulah suasana lomba Bapang Barong Ket dan Makendang Tunggal Remaja Kota Denpasar Tahun 2024 di Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung, Kota Denpasar, Kamis 24 Oktober 2024 dan akan berlangsung hingga Jumat 25 Oktober 2024.
Lomba ini dibuka dengan Nyolahang Punggelan Barong oleh Staf Ahli Bidang Kesra dan SDM Setda Kota Denpasar, I Nyoman Artayasa bersama Anggota DPRD Kota Denpasar, AA Putu Gde Wibawa di Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung.
Lomba ini sebagai upaya menjaring bibit-bibit seniman Tari Barong Ket dan Mekendang Tunggal Remaja di Kota Denpasar. “Tari Bapang Barong Ket dan Makendang Tunggal di era sekarang sangat digandrungi oleh generasi muda termasuk Denpasar,” kata Artayasa.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya generasi muda yang piawai memainkan kendang dan bapang barong. Karena itu, Pemkot Denpasar berkomitmen menggelar Lomba Tari Barong Ket dan Makendang Tunggal sebagai upaya memberikan pembinaan.
Selain itu juga sebagai pengembangan sekaligus pelestarian sebuah kesenian sakral khususnya tari barong yang ada di Kota Denpasar. Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda menujukkan tehniknya, memanfaatkan olah kreativitas tangan dalam permainan kendang.
Sebagai Kota yang heterogen, lomba ini diikuti oleh peserta lumayan banyak. “Nantinya, bagti pemenang akan terus dilaksanakan pembinaan disiapkan sebagai Duta Seni Kota Denpasar, kami bangga melihat anak-anak muda tetap berkreatifitas dan tidak kehilangan jati diri,” ujarnya.
Kegiatan ini nantinya diharapkan dapat memberikan pembinaan dan pengembangan sekaligus pelestarian, serta muncul bibit-bibit Penari Barong Ket dan Pemain Kendang yang handal. Selain itu, akan berguna untuk kelangsungan perjalanan kesenian sakral di Kota Denpasar, termasuk pelaksanaan Pesta Kesenian Bali,” imbuhnya.
Kadisbud, Raka Purwantara didampingi Kabid Kesenian, I Wayan Narta menjelaskan, secara teknis Tari Barong Ket dan Makendang Tunggal merupakan sebuah bentuk pementasan yang berpasangan dan saling keterkaitan.
Pelaksanaan lomba kali ini bersifat terbuka untuk generasi muda Kota Denpasar yang kali ini diikuti oleh 16 pasang Juru Kendang dan Juru Bapang Barong Ket. Pelaksanaan lomba menggunakan format berpasangan dengan mekanisme tarung bebas atau di undi.
Namun demikian, pemilihan juara akan dipisahkan antara Tari Barong Ket dan Makendang Tunggal. “Peserta Lomba Tari Bapang Barong dan Tukang Kendang yang sudah pernah mewakili Kota Denpasar dalam ajang PKB tidak diperkenankan mengikuti lomba,” imbuhnya.
Dalam lomba ini, tehnik, kreativitas dan penampilan menjadi fokus penilaian. Pemenang lomba yang terdiri atas Juara I, II, III dan Harapan I untuk masing-masing kategori, yakni Barong Ket dan Kendang Tunggal akan mendapatkan Piagam Penghargaan serta hadiah sejumlah uang. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali