Gus Teja dan Balawan Dianugrahi ‘Wija Kusuma’

 Gus Teja dan Balawan Dianugrahi ‘Wija Kusuma’

Pemkab Gianyar anugrahi Gus Teja dan Balawan Penghargaan Wija Kusuma/Foto: doc.hms Gianyar

Jika kreativitas adalah keberanian untuk menjadi diri sendiri, maka seni adalah cara untuk mengungkapkan diri tanpa sepatah kata pun. Itu mungkin ungkapan yang tepat disematkan kepada masyarakat Gianyar yang memilih jalan hidup sebagai seniman.

Kejujuran dalam menuangkan pemaknaan ke dalam karya seni membuat karya tersebut punya kesan mendalam. Bukan mencari pengakuan, penilaian, maupun unsur materi lainnya. Ini tentang, jalan hidup seseorang yang terlahir di Gianyar menjadi seniman.

Jalan yang barangkali bagi alam pikiran orang awam hanya soal estetika. Tapi tidak, ini bukanlah seperti itu, melainkan lewat karya seseorang memperkenalkan diri, budaya dan identitasnya.

Seperti halnya Gus Teja dan Balawan yang tak menyangka bisa menerima penghargaan Wija Kusuma dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar serangkaian HUT Kota Gianyar ke 254 di Balai Budaya Gianyar.

Baca Juga:  POCO Tegaskan Komitmen Tumbuh di Indonesia

“Awalnya saya tidak menyangka akan mendapatkan penghargaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar. Ketika mendapat telepon dari Dinas Kebudayaan Gianyar saya merasa terkejut juga,” ungkap Gus Teja.

Gus Teja merasa belum pantas untuk mendapatkan sebuah penghargaan dari Bupati Gianyar, tetapi dengan penjelasan singkat dari Dinas Kebudayaan bahwa memang benar dinobatkan mendapatkan penghargaan ini.

“Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Gianyar atas apresiasi yang diberikan,” terang Agus Teja Sentosa seniman asal Junjungan Ubud tersebut.

Baginya, dengan atau tanpa penghargaan sekalipun dirinya akan terus berkarya mendedikasikan hidupnya untuk berkesenian. “Bagi saya dengan penghargaan atau tanpa penghargaan sekalipun, saya tetap berkarya karena hidup saya memang di sini,” ucapnya lugas.

Baca Juga:  Sanur Village Festival XV Dalam Format Kekinian, Energik, dan Bersemangat Muda

Sampai saat ini totalitas Gus Teha adalah sebagai seorang musisi. Disamping itu, ia juga membuat alat musik tiup untuk dipergunakan.

Meskipun mengaku akan terus berkarya meskipun tanpa penghargaan, musisi Gianyar kelahiran 20 April, 43 tahun silam itu mengaku memiliki semangat baru ketika menerima penghargaan Wija Kusuma.

“Tapi kalau boleh jujur, saya bilang Wija Kusuma memberikan semangat tambahan kepada diri saya, saya merasa bangga diapresiasi oleh pemerintah. Itu adalah hal yang sangat luar biasa bagi saya sebagai seorang seniman dan tentunya ini akan menjadi sebuah motivasi bagi saya untuk berkarya lebih baik ke depannya,” lanjutnya.

Gus teja juga meminta agar pemerintah bisa memberikan wadah khusus bagi anak-anak muda untuk menampilkan karya mereka mengingat saat ini banyak talenta muda berbakat yang ada di Gianyar yang perlu diberikan panggung untuk berkesenian.

Baca Juga:  Gianyar Mencari Bibit Penari Barong Ket dan Tukang Kendang Tunggal

Jadi harapannya pemerintah setiap satu kali dalam seminggu dapat menggelar suatu pertunjukan yang diisi oleh talenta-talenta muda Gianyar sehingga mereka memiliki panggung untuk menampilkan karyanya.

Melalui Gus Teja World Music, Gus Teja tak sekadar tampil indah di panggung, melainkan menjadi jembatan antara Timur dan Barat, antara tradisi dan modernitas. Di dalamnya, Gus Teja mengawinkan suara suling Bali dengan gamelan, gitar, bass, dan elemen musik dunia lainnya. Lahirlah harmoni lintas budaya yang tak pernah kehilangan akar.

Begitupula dengan I Wayan Balawan, musisi asal Desa Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali, telah menjembatani tradisi dan modernitas dalam lanskap musik dunia. Balawan lahir pada 9 September 1972, di lingkungan yang kaya akan budaya dan seni.

Sejak kecil, ia telah akrab dengan gamelan, suara yang menjadi latar kehidupan masyarakat Bali. Namun, di antara dentingan gamelan itu, ada suara lain yang menarik perhatiannya, yakni suara gitar listrik.

Baca Juga:  Museum Bali Miliki Koleksi Kain Langka Berumur Ratusan Tahun

Ia mulai bermain gitar sejak usia delapan tahun, lalu membentuk band pertamanya saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Musik bukan sekadar hiburan baginya, melainkan panggilan hidup.

Penampilan Balawan dengan jemarinya yang menari lincah di atas gitar berleher ganda, menciptakan melodi yang seakan-akan berasal dari dimensi lain. Di balik kecepatan jarinya yang menakjubkan, tersimpan akar kuat dari budaya Bali yang mengalun indah melalui instrumen modern-nya.

Bupati Gianyar I Made Mahayastra juga mengatakan bahwa pemberian penghargaan kepada para pengabdi seni merupakan salah satu wujud apresiasi Pemkab Gianyar, kepada para seniman yang telah berjasa dalam melestarikan seni budaya dan telah menunjukkan dharma baktinya secara konsisten kepada pemerintah, masyarakat, dan seni itu sendiri. [B/hms]

Related post