Kisah Nawaruci dalam ‘Mānuṣa Bhīma – Pakeliran 369’: Karya Seni Agni Ariatama untuk Ujian Doktor
‘Mānuṣa Bhīma – Pakeliran 369’ karya seni Agni Ariatama/Foto: dok. ISI Bali
KISAH klasik Nawaruci menjadi tema utama karya seni bertajuk “Mānuṣa Bhīma – Pakeliran 369” di Labyrinth Dome Bali, Nuanu Creative City, Selasa 12 Agustus 2025. Karya seni yang digarap oleh Agni Ariatama itu penuh inovasi dan menginspirasi kalangan generasi seni.
Karya seni “Mānuṣa Bhīma – Pakeliran 369” ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar doctor di Institut Seni Indonesia (ISI) Bali. Penciptaan ini memadukan dramaturgi tradisi, pemetaan ruang modern, dan teknologi imersif, menciptakan ruang resonansi kesadaran bersifat embodied.
“Karya ini memformulasikan konsep pakeliran 369—perpaduan perspektif horizontal 360° dengan orientasi vertikal ‘9’ sebagai simbol keterhubungan transendental—dihadirkan melalui medium dome imersif dengan dukungan teknologi audio ambisonik,” kata Agni Ariatama.
Pendekatan ini menembus batas penceritaan linear dan verbal, mengarahkan penonton pada pengalaman multisensoris yang memicu kontemplasi nilai tatwajnana (pengetahuan hakikat).
Dalam kerangka teoretis yang diajukan, Ariatama merumuskan konsep “Estetika Kesadaran Vibrasi Semesta”, dimana seni dipahami bukan sekadar tontonan visual, melainkan jembatan resonansi antara manusia dan pengalaman transendental.
“Dalam karya ini, saya memadukan dramaturgi tradisi, pemetaan ruang modern, dan teknologi imersif untuk menciptakan ruang resonansi kesadaran yang bersifat embodied,” tegas Agni Ariatama yang juga dosen Institut Kesenian Jakarta ini.

Bagi Agni Ariatama, pakeliran 369 adalah eksperimen untuk “menguji bagaimana rasa, cahaya, dan bunyi dapat mengarahkan perhatian penonton di ruang tanpa bingkai.” Tahap penayangan terbatas ini menjadi momen penting untuk memperoleh masukan sebelum pengembangan riset selanjutnya.
Proses kreatif melibatkan kolaborasi lintas disiplin, seperti Dayu Arya Satyani (koreografer), Pande Komang Satria Wirapranata (penampil Bhīma), Ari Wijaya Palawara (penata musik), Yogi Tri Kuncoro (penata suara), Swandana Putra (penata kostum), dan I Made Sidia (dalang/VO).
Pemilihan Labyrinth Dome, ruang kubah berproyeksi 360° dengan sistem audio menyeluruh untuk mempertegas orientasi riset ini pada pencarian bentuk-bentuk baru seni pertunjukan yang memanfaatkan teknologi imersif.
Pendekatan ini menandai pergeseran penting dari seni panggung konvensional menuju ruang pertunjukan tanpa bingkai, dimana penonton menjadi bagian integral dari narasi.
Menurut Agni Ariatama karya ini didukung beberapa pihak khususnya para penari Bumi Bajra pimpinan Ida Made Dwipayana (Gus De), Bert Tan dan Joan Susilo dengan Studio dan semua peralatan shooting yang digunakan sebagian dari Lab FTV-ISI Bali di koordinasikan Heri Budiyana dan Gus Hari Kayana.
Film ini tidak akan hidup dengan dukungan musik dari Palawara, serta Canon Indonesia melalui mas Dady dapat menggunakan kamera R5C dalam pengambilan imaji. Karya ini juga didukung Enggal Studio (malang) serta penayangan di Labyrinth Dome Bali – Nuanu Creative C.
Penyajian karya seni itu, diawali dengan dua sesi penayangan karya (09.00 dan 10.00 WITA) yang dihadiri undangan terbatas. Setelah itu, dilanjutkan dengan sidang disertasi tertutup bersama dewan promotor dan penguji.
Karya ini diajukan sebagai disertasi penciptaan pada Program Doktor – Program Studi Seni ISI Bali di bawah bimbingan Prof. Dr. I Komang Sudirga, S.Sn., M.Hum. (Promotor), Dr. I Ketut Suteja, SST., M.Sn. (Ko-Promotor I), dan Dr. Iwan Gunawan, S.Sn., M.Si. (Ko-Promotor II), dengan pengujian oleh enam akademisi lintas bidang seni pertunjukan.
Sementara sidang disertasi ini melibatkan Dewan Penguji yang terdiri dari akademisi senior lintas bidang seni yaitu Prof. Dr. Drs. I Wayan Swandi, M.Si., Prof. Dr. Drs. Anak Agung Gde Bagus Udayana, Prof. Dr. Ni Made Arshiniwati, SST., M.Si., Dr. I Wayan Sujana, M.Sn., Dr. I Ketut Kodi, SSP., M.Si. dan Dr. I Made Marajaya, SSP., M.Si.
Kehadiran para penguji ini tidak hanya memastikan validitas akademik, tetapi juga memberikan ruang kritik konstruktif terhadap penciptaan yang memadukan warisan tradisi, eksperimentasi ruang, dan teknologi mutakhir. [B/rls]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali