Workshop Ecoprint Bersama IDB Bali di Festival Ke Uma V
Workshop Ecoprint bersama IDB Bali di Festival Ke Uma V/Foto: dok.festival ke uma
SATU hal yang menarik dan baru dari program kegiatan Festival Ke Uma V adalah Workshop Ecoprint yang berlangsung pada hari kedua, Minggu 28 September 2025 siang. Berbagai pengetahuan ramah kepada tunas muda ini dilakukan oleh Institut Desain dan Bisnis (IDB) Bali.
Saat itu, perguruan tinggi swasta di Bali yang berfokus pada bidang teknologi informasi, komputer, desain dan bisnis ini melibatkan 4 orang dosen dan 6 mahasiswa. Mereka disambut hangat oleh anak-anak yang telah siap menerima pengetahuan terkait dengan pewarnaan alami.
“Kami terkejut melihat anak-anak yang antusias dengan workshop ecoprint ini. Ini kegiatan sangat bagus untuk mengedukasi anak-anak, yakni cara memanfaatkan potensi alam sekitar kita,” kata Dosen IDB Bali, Sri Utami dan Vita Wulansari saat menjadi narasumber.
Para narasumber itu mengawali kegiatannya dengan mengajak puluhan anak-anak desa setempat, serta siswa SDN 1 Marga Dauh Puri itu berjalan-jala mencari daun, bunga dan bagian pohin lainnya yang akan dijadikan warna tas berlogo festival ke uma V yang telah disiapkan panitia.
Walau sebagian anak telah membawa bahan dari rumahnya, tetapi para narasumber ini tetap mengajak mereka mencari bahan di lingkungan sekitar, sehingga suasana menjadi lebih akrab. Cara tersebut, juga untuk mengedukasi anak-anak agar tidak sampai merusak tanaman.
Setelah semua bahan terkumpul, peserta yang terdiri dari anak laki-laki dan perempuan itu kemudian diberikan tas kain warna putih susu. Anak-anak, selanjutnya menata aneka daun dan bunga itu diatas tas kain itu. Tentu, mereka diberikan kebebasan sesuai ekspresi seni mereka.

Daun dan bunga yang telah ditata indah, kemudian ditempel dengan plastik transparan lalu dipukul-pukul dengan palu kayu ringan. Tenaganya diatur, sehingga bunga dan daun itu tidak hancur. Pukulan palu itu disertai rasa, sehingga warna bahan alami itu menempel di tas kain.
Memilih bunga, kelopok atau daun yang berkualitas sangat penting, sehingga serat dari daun itu mampu membentuk motif serat dengan jelas dan indah. Karena itu, anak-anak ditekankan untuk memukul-mukul bahan itu dengan hati-hati atau dibarengi rasa.
“Workshop ecoprint itu tidak hanya sebagai tempelan acara festival, tetapi benar-benar mengembalikan dunia anak. Ini untuk mengalihkan kegiatan anak-anak untuk ke hal positif. Apalagi, sekarang sudah terkontaminasi dengan gajet, internet dan game,” ujar Miss Tami sapaan akrabnya.
Workshop ecoprint ini sebagai sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini dapat mengedukasi anak-anak untuk kembali alam. “Intinya, anak-anak dapat bermain dan mengenal alam lingkungan sekitar, sehingga kegiatan ini sangat positif,” ungkapnya.
Kegiatan semacam ini juga bisa menginspirasi komunitas lain, juga masyarakat untuk memberikan pembelajaran kepada anak-anak khusnya tentang lingkungan sekitar. “Saya senang, ternyata anak-anak mengikuti workshop dengan serius,” ucap Dosen Mode ini.
Program Studi (Prodi) Desain Mode IDB Bali memang memiliki misi untuk mengedukasi masyarakat terkait dampak dari fashion, limbah pakaian dan tekstil yang belum terselesaikan sampai saat ini. “Kami berada di sini untuk memberikan solusi untuk itu,” imbuhnya.
Walau workshop ecoprint tergolong kecil, tetapi Sri Utami berharap kegiatan ini bisa mengedukasi masyarakat untuk sadar terhadap lingkungan sekitar. Sadar untuk menggunakan bahan-bahan alami kedepannya,” tutup Miss Tami.
Direktur festival, I Wayan Amrita Dharma D mengatakan, workshop ini sebagai cara untuk mengenalkan pengetahuan kepada anak-anak, bahwa daun dan bunga merupakan warna kain ramah lingkungan dengan menerapkan teknik Ecoprint.
Sebab, teknik ini adalah proses pewarnaan alami yang memanfaatkan pigmen dari daun, bunga, dan bagian tumbuhan lainnya untuk menciptakan motif pada kain. “Cara ini sangat ramah lingkungan, sehingga tidak pencemaran dan mendukung kelestarian alam,” ucapnya. [B/darma]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali