“Adi Sewaka Nugraha” Untuk Enam Pengabdi Seni di Bali
Enam seniman dan budayawan dari berbagai daerah di Bali menerima Adi Sewaka Nugraha, anugerah tertinggi pengabdi seni dari Pemerintah Provinsi Bali. Adi Sewaka Nugraha diserahkan oleh Gubernur Bali I Wayan Koster pada penutupan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke 43, Sabtu 10 Juli 2021. “Ke enam seniman yang mendapatkan Adi Sewaka Nugraha merupakan bentuk perhatian dan apresiasi pemerintah Provinsi Bali, atas pengabdian dan dedikasi para seniman dan budayawan yang tanpa kenal lelah dalam hal pelestarian, pembinaan, dan pengembangan seni budaya Bali,” kata Kadisbud Provinsi Bali Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, disela penutupan PKB 2021.
Prof. Arya Sugiartha mengatakan, proses pemberian penghargaan didasari atas usulan dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Lembaga Seni, Lembaga Pendidikan, seperti ISI, UMHI maupun instansi lainnya, untuk kemudian diseleksi oleh tim penilai dan selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur Bali. “Penerima Adi Sewaka Nugraha memberi gambaran mengenai perjalanan berkesenian yang telah dilakoni serta semangat ngayah dalam berkesenian oleh para seniman dan budayawan.” tegasnya.
Penerima Adi Sewaka Nugraha ini diberikan piagam penghargaan dan uang tunai masing-masing sebesar Rp 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah). “Keberadaan Adi Sewaka Nugraha ini diharapkan mampu menggelorakan semangat beraktivitas para seniman maupun generasi selanjutnya untuk menggali, melestarikan, membina dan mengembangkan seni budaya Bali yang adiluhung, serta penciptaan karya-karya seni yang pada akhirnya memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Enam seniman penerima Adi Sewaka Nugraha itu, yaitu Ni Ketut Arini, maestro tari dari Kota Denpasar, I Nyoman Sujena seniman tari dari Desa Antosari Tabanan, I Wayan Suweca seniman karawitan dari Gianyar, I Ketut Suarna Dwipa seniman tari dari Desa Tejakula, Buleleng, Ida Nyoman Sugata ( seniman pedalangan) dari Karangasem dan I Ketut Gede Rudita seniman karawitan dari Kabupaten Badung.
Ni Ketut Arini sudah tak asing lagi di dunia tari Bali. Perempuan kelahiran Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Kota Denpasar, 15 Maret 1943 ini dikenal sebagai salah seorang maestro tari Bali, khususnya Tari Condong. I Nyoman Sujena adalah pemeran Bima sendratari produksi Provinsi Bali 1980 – 1990-an. I Wayan Suweca terlahir dari keluarga pematung justru terkenal sebagai seniman karawitan. Ketut Suarna Dwipa seniman asal Desa Tejakula, kelahiran yang terus melestarikan kesenian wayang wong Tejakula.
Sementara Ida Nyoman Sugata mengabdikan hidupnya untuk kelestarian seni budaya Bali. Selain memainkan wayang, pria kalem ini juga biasa menarikan topeng. Untuk upacara. Sedangkan I Ketut Gede Rudita merupakan seniman karawitan yang telah melahirkan segudang karya, baik dalam gamelan gong kebyar, bleganjur, angklung dan gamelan Bali lainnya. Dalam dunia panggung ia lebih sering tampil sebagai penari dengan nama Sokir. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali
1 Comment
E – Mail is not safe, and there may be weak links in the process of sending, transmitting and receiving e – Mails. If the loopholes are exploited, the account can be easily cracked.