“Cinderella” Kisah Teater Ombak dalam Ajang OPERA’SI 4.0
Sungguh menawan, kreatif dan sarat pesan. Penampilan Teater Ombak SMA Negeri 1 Kuta Utara (SAKURA) dalam ajang OPERA’SI 4.0 bertempat di Gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Rabu 16 Maret 2022 itu memang beda. Penonton tak hanya puas dengan cerita yang diangkat, tetapi juga terpukau dengan kemampuan anak-anak muda dalam beracting. Mereka tampil seperti kenyataan hidup sehari-hari, namun tetap berisi. Pesan moral begitu kental yang dapat dijadikan pedoman hidup setiap orang.
Pendukung teater itu begitu lihai dalam memainkan peran. Mesti tak melakukan dialog secara langsung (dubbing), namun para pemain mampu membeber kisah diatas pentas, sehingga membuat penonton senang. Putu Crysta Lovita Atmaja sebagai sutradara tentu memiliki pengalaman lebih. Kisah Cinderella yang diangkat, bukan menggeber cerita secara polos, melainkan diolah dengan menghadirkan konflik, kritik bahkan humor yang terkadang menggelitik. Kisah itu bukannya membuat mereka terjebak dalam berkarya, justru dikemas penuh ekspresi dan sarat pesan.
Demikian pula dalam setiap pembabakannya, selalu menawarkan hal-hal baru. Konflik bukan menjadi tempelan, tetapi diolah dan disajikan secara kreatif, sehingga membuat pentonton semakin betah menyaksikannya. Sebanyak 35 pendukung yang terdiri dari crew dan pemain itu tentu telah melakukan persiapan matang. “Kami memang serius dalam mempersiapkan pentas dalam ajang OPERA’SI 4.0 ini. Kami hanya berharap, pementasan ini berjalan lancar dan bermanfaat bagi penonton yang hadir,” kata Pimpinan Produksi, Ida Ayu Gede Surya Gory Tapini Putri disela-sela acara pentas.
Pentas Cinderella berdurasi 50 menit itu menceritakan seorang wanita yang bernama Clara. Gadis ini seorang pendiam, akan tetapi ia juga memiliki sifat pendendam. Cerita dimulai pada saat Clara mengikuti casting operet. Sebuah pementasan dengan judul “Cinderella” yang diadakan oleh komunitasnya yang bernama Komunitas Jungkat Jungkit. Pada komunitas tersebut Clara selalu dikucilkan dan dianggap remeh hingga pada saat casting. Semenjak saat itu pun Clara mulai frustasi, dan semenjak saat itu sifat Clara mulai berubah menjadi pendendam.
Hari pengumuman casting tiba. Orang yang terpilih menjadi Cinderella adalah teman Clara yang sering mengucilkan dia yang bernama Irene. Temannya itu terpilih karena ia lebih cantik dan lebih sexy dibandingkan dengan Clara. Darisana, Clara ingin kembali ke masa lalunya untuk membalas dendam. Pada akhirnya ia mendapatkan selembar kartu dari temannya yang konon katanya bisa membawa seseorang yang melempar kartu tersebut untuk kembali ke masa lalu.
Ia berencana membalaskan dendamnya dengan cara membunuh Sutradara dari pementasan Cinderella tersebut. Rencana pembunuhan tersebut berjalan mulus dan sang sutradara meninggal dengan mengenaskan. Clara merasa puas, namun gelisah. Karena ia masih takut bahwa peran Cinderella yang susah payah ia dapatkan itu akan direbut oleh orang lain. Oleh karena itu, ia membuat Cinderella hanya menjadi miliknya dengan menembak dirinya sendiri. Sehingga Cinderella tetap menjadi milik Clara.
Pesan yang disampaikan dalam kisah ini adalah orang yang jahat mungkin saja muncul dari lingkungan yang ia dapatkan. Maka, jangan pernah meremehkan kemampuan yang setiap orang miliki.
Ketika lomba operet itu diumumkan, Sabtu 19 Maret 2022, kisah Cinderella yang disajikan Teater Ombak SAKURA hanya mampu meraih Juara Harapan I.[B/Amrita]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali