Asyik! Para Remaja Melukis Wayang Klasik Kamasan di PKB

 Asyik! Para Remaja Melukis Wayang Klasik Kamasan di PKB

Kreatif dan sangat rapi. Para remaja ini memiliki kemampuan melukis Wayang Klasik Kamasan, Kabupaten Klungkung. Mereka tak hanya lihai dalam menggores, tetapi juga memikirkan ide serta pewarnaannya. Itulah suasana Wimbakara (Lomba) Melukis Wayang Klasik Kamasan serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 bertempat di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Selasa 21 Juni 2022. Melalui tangan kreatifnya, para remaja ini mampu menyelesaikan karya lukis wayang klasik gaya Kamasan.

Para peserta benar-benar mengembangkan pengetahuannya melalui lomba melukis klasik ini. Ide dan tema yang diangkat boleh berinovasi, tetapi tema yang diangkat masih berhubungan dengan tema-tema klasik. Jadi, bagaimana peserta mengangkat tema misalnya kisah Bima Dewa Ruci, Tirta Kamandalu, atau garuda dengan naga. “Biasanya yang sulit ketika anak-anak ini membangun pakem yang benar dan memahami cerita,” ujar Juri Lomba Melukis Wayang Klasik Kamasan, I Wayan Gulendra yang didampingi juri lainnya Made Benny Yuda dan Wayan Kondra.

Melukis Wayang Klasik

Lomba lukisan klasik Wayang Kamasan, Klungkung ini orientasinya bagaimana melakukan pelestarian terhadap seni dan budaya. Mengategorikan berdasarkan sisi warna, bentuk, ornamen, serta makna lukisan secara narasi untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan para peserta dalam memahami seni tersebut. “Melukis figur Wayang Kamasan tidak mudah, kami akan lihat keutuhan karyanya, unsur-unsur pakemnya, karena ada norma yang harus diikuti sesuai yang ada di Kamasan,” ucap Gulendra.

Sebelum berlomba para peserta dibekali aturan terkait tema Pesta Kesenian Bali ke-44, yaitu Danu Kerthi Huluning Amreta, Memuliakan Air Sumber Kehidupan. Dalam lomba itu mencari tiga orang pemenang. Walau demikian, bukan juara yang menjadi acuan penyelenggara, melainkan upaya pendekatan dengan generasi muda untuk mau melanjutkan seni lukisan wayang. “Lomba ini tentu akan berlanjut terus meskipun sempat terhenti karena pandemi Covid-19, karena targetnya adalah pelestarian, pembinaan, penggalian dan pengembangan seni lukisan klasik Wayang Kamasan,” ungkap dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu. [B/*]

Related post