Gong Suling Inovatif Sibang Kaja Tampil Syahdu
Namanya saja Gong Suling Inovatif, maka tak akan pernah bosan dibutanya. Nada-nada diolah dengan kreatif, dan dipadu dengan gamelan lain serta dimainkan lewat rasa maka mengalunkan tabuh nan-syahdu, sungguh menyejukkan. Apalagi dimainkan dengan riang dan penuh ekspresi menjadikan sajian seni itu memikat. Maka itu, penonton memenuhi Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali ketika Sanggar Seni Selendro Agung, Banjar Saren, Desa Sibang Kaja, duta Kabupaten Badung itu mengalunkan tabuh-tabuh yang sangat manis, Senin 4 Juli 2022.
Barungan gamelan baru yang melahirkan gending-gending syahdu itu dinamakan Gamelan Selendro, yang menggabungkan Gamelan Semara Pagulingan dengan beberapa instrumen alat musik bambu, seperti tingklik dan jegog, serta didominasi dengan alat music suling. Meski namanya Gamelan Selendro, namun tidak semua tabuh dimainkan berlaras selendro, namun tetap ada juga yang berlaras pelog. Pementasan seni sekitar satu jam itu berhasil memukau dan mengundang decak kagum penonton yang memenuhi Gedung Ksirarnawa itu.
Para pendukung memainkan tabuh lebih mengutamakan rasa. Berbeda sekali dengan teknik gamelan gong kebyar dan semara pegulingan. Pukulannya tidak terlalu keras dan tidak boleh terlalu lemah, serta dapat merasakan alat yang dimainkan. Pada kesempatan itu, ada tiga tabuh yang dibawakan dengan apik, yakni Tabuh Temuku Aya, Tembang Tegal dan Gegirang. “Tabuh yang kami tampilkan merupakan garapan baru yang terinspirasi dari gamelan Leko yang terdapat di Desa Sibang Gede,” kata Ketua Sanggar Seni Selendro Agung, I Wayan Muliadi.
Gong Suling Inovatif yang terinspirasi dari nuansa gamelan Tari Leko melibatkan 26 penabuh, 3 penari, 2 orang sebagai gerong dan 1 orang sebagai sendon. Para penembang membawakan dialog mengenai pentingnya untuk memuliakan air sesuai dengan tema Pesta Kesenian Bali ke-44, Danu Kerthi Huluning Amreta, Memuliakan Air Sumber Kehidupan. Selain menampikan tiga tabuh, juga menyajikan tari Legong Kreasi Sulukat. Sulukat berasal dari kata “su” yang berarti baik dan “lukat” yang berarti penyucian. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali