Wanita di Banjar Lebah Berlatih Membuat “Banten Otonan Tumpeng Pitu”
Bagai “mebraya” saja. Sekitar 30 wanita di Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Denpasar Timur mengkuti pelatihan membuat Banten Otonan Tumpeng Pitu. Kegiatan yang digelar Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar ini sebagai upaya agar para wanita Hindu bisa membuat sarana upakara secara mandiri. Pelatihan membuat Banten Otonan Tumpeng Pitu ini merupakan kegiatan rutin dilakukan, dan pelathan saat ini sudah memasuki tahap kedua.
Ketua DWP Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana mengatakan, pelatihan ini tidak hanya melatih ketrampilan wanita Hindu menyiapkan upakara secara mandiri, namun pula meningkatkan kebersamaan wanita Hindu antara satu dan yang lain sesuai dengan spirit Vasudhaiva Kutumbakam, Menyame Braya. “Banten Otonan Tumpeng Pitu digunakan untuk memperingati hari kelahiran setiap 6 bulan sekali,” sebutnya.
Sekretaris WHDI, Luh Made Kusuma Dewi mengatakan, kebutuhan akan setiap upakara pun beragam, seperti halnya Otonan ini terdapat jenis dan kelengkapan Banten yang perlu diketahui. “Kami berharap, dari pelatihan yang rutin digelar ini, peserta bisa menambah wawasan terkait banten dan maknanya,” harapnya.
Narasumber Ni Wayan Sukerti dihadapan para peserta menyampaikan mengenai makna dan filosofi yang terdapat dalam upakara. Hal itu penting dijelaskan, mengingat sarana yang terdapat dalam sarana persembahyangan itu memiliki symbol-dimbol yang penting dipahami. “Sarana persembahyangan itu sebagai perwujudan alam semesta yang dipersembahkan kembali sebagai wujud rasa terimakasih kepada alam semesta,” paparnya. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali