Festival Nyurat Lontar dan Ngetik Aksara Bali. Ini Ikon Baru Bulan Bahasa Bali ke-5
Melestarikan aksara, bahasa dan sastra Bali, ah… jangan hanya berteori saja! Ini yang perlu dicontoh. Anak-anak muda setingkat SMA/SMK dan mahasiswa dengan penuh semangat melestarikan aksara, bahasa dan sastra Bali melalui Festival Nyurat Lontar dan Ngetik Aksara Bali serangkaian dengan Bulan Bahasa Bali ke-5 bertempat di Lantai bawah Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Rabu 1 Pebruari 2023. Mereka tampak antusias menjadi bagian dari upaya melestarikan aksara dan sastra warisan leluhur itu.
Festival Nyurat Lontar dan Ngetik Aksara menjadi ikon baru ajang Bulan Bahasa Bali tahun 2023 ini. Sebuah kombinasi kemasan yang menyajikan cara menulis aksara Bali melalui media tradisional, menggunakan lontar dan pengrupak dan digital menggunakan keyboard yang dibuat secara khusus. Para peserta tampil cantic dan ganteng karena mengenakan busana adat duduk rapi diatas karpet. Di depannya sebuah dulang lengkap dengan daun lontar dan pengrupak untuk nyurat aksara. Di bagian sisi utara, peserta ngetik aksara Bali duduk diatas kursi. Didepannya sebuah laptop untuk ngetik aksara Bali.
Festival itu, memberikan sebuah gambaran masa lalu yang menghadirkan nyurat lontar dengan pengrupak di atas lontar. Sedangkan yang baru, menjadi lompatan teknologi dengan keyboard aksara Bali. Di ajang fesrival itu, masa lalu dan masa kini dilakukan secara berdampingan yang menjadi pemandangan sangat menarik. Setelah membuka Bulan Bahasa Bali ke-5, Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace turut menyaksikan festival nyurat lontar dengan pengrupak yang menjadi hal baru. Gubernur Koster kemudian meninjau pengetikan Bahasa Bali dengan keyboard, yang dilanjutkan mengunjungi Reka Aksara (Pemeran) BBB ke 5.
Kepala Bidang Sejarah dan Dokumentasi Kebudayaan Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali, Drs. AA Ngurah Bagawinata,MM mengatakan, nyurat lontar kegiatan masa lalu yang diterapkan oleh lelangit leluhur masyarakag Bali berkaitan dengan penglimbakan bahasa dan aksara Bali, begitu juga dengan teknik teknologi. Ini yang paling menarik dalam ajang Bulan Bahasa Bali adalah penyajian masa lalu dan kekinian. “Ini sudah dibuat oleh anak-anak bangsa, anak-anak krama Bali berupa keyboard aksara Bali,” katanya.
Kurator Bulan Bahasa Bali I Putu Eka Gunayasa menjelaskan, kepesertaan nyurat lontar dan ngetik aksara Bali diikuti oleh mahasiswa dari Faklutas Ilmu Budaya Universitas Udayana, serta perwakilan masing -masing sekolah baik tingkat SMP maupun SMA/SMK di Bali. “Sebanyak 50 mahasiswa terlibat dan ratusan siswa SMP, SMA/SMK ikut serta dalam acara ini, kegiatan ini sekaligus menunjukan sebuah pengenalan,pengembangan aksara, sastra Bali di kalangan pelajar,” kata Gunayasa yang juga dosen FIB Unud tersebut.
Bulan Bahasa Bali tahun 2023 mengusung tema “Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani” yang dimaknai sebagai altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali untuk memaknai laut sebagai awal dan akhir kehidupan segenap makhluk. Selama sebulan penuh menyajikan 6 kegiatan pokok, yaitu Krialoka (Workshop), Widya Tula (Seminar), Wimbakara (Lomba), Sesolahan (Pergelaran), Reka Aksara (Pameran), dan Penganugrahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada dua tokoh khususnya dibidang sastra Bali. “Tema ini terejawantahkan dalam setiap tampilan materi,” ungkap Ngurah Bagawinata. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali