Pj. Gubernur Meletakan Globe di Atas Bedawang Nala, Bulan Bahasa Bali VII Dimulai

 Pj. Gubernur Meletakan Globe di Atas Bedawang Nala, Bulan Bahasa Bali VII Dimulai

Pj. Gubernur Bali meletakan globe di atas Bedawang Nala membuka Bulan Bahasa Bali VII/Foto: ist

Sepenggal garapan seni tari senagai prosesi pembukaan Bulan Bahasa Bali (BBB) VI pada, Saniscara Wage Dukut, Sabtu 1 Pebruari 2025. Acara pembukaan itu dikemas dengan sajian seni yang atraktif dan menarik.

Empat penari pria memainkan pajeng (payung besar), dan empat penari wanita menarikan property mirip bunga teratai raksasa yang bisa mekar dan kuncup. Satu orang penari laki-laki berbadan besar berperan sebagai Bedawang Nala, seekor penyu raksasa.

Para penari itu bergerak dengan koreografi apik. Pada tengah lagu, seorang penari berbusana raja membawa globe, lambang bumi lalu diserahkan kepada Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan ditaruh di kepala bedawang nala. Acara kemudian berlanjut pada sesolahan Pragmentari Sewaka Kurma Raja.

Sasolahan ni didukung oleh Sanggar Seni Kokar Bali, SMK Negeri 3 Sukawati itu sangat menarik, bahkan berhasil memikat penonton dengan bahasa serta adegan yang lucu. Sajian seni ini tidak murni menampilkan fragmentari, melainkan dipadu dengan seni teater.

Baca Juga:  “Men Tiwas Men Sugih” Sesolahan Seni Sastra Virtual Sekdut dan UHN Dalam Bulan Bahasa Bali 2021

Satu acara menarik lagi setelah BBB dibuka, yakni festival Nyurat dan Ngetik Aksara Bali. Acara ini melibatkan sebanyak 500 siswa mulai dari SMP, SMA/SMK hingga Perguruan Tinggi yang beralngsung di lantai bawah Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali.

Nyurat aksara dan Ngetik menggunakan keyboard yang telah menggunakan huruf atau aksara Bali tersebut mengawali kegiatan Bulan Bahasa Bali (BBB) VII. Acara ini tak hanya menjadi tontonan menarik, tetapi juga mengedukasi, bahan menginspirasi.

Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya ikut nyurat aksara dalam pembukaan Bulan Bahasa Bali VII/Foto: ist

Pj Gubernur menjelaskan, festival sebulan penuh merupakan bentuk komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam menjaga dan memajukan bahasa, aksara, dan sastra Bali. nilai-nilai luhur orang Bali termuat dalam lontar-lontar yang menggunakan bahasa Bali.

BBB merupakan wujud implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan BBB.

Baca Juga:  Buleleng Street Fashion 2024, Perkenalkan Kekayaan Budaya dan Kreativitas Masyarakat

Pj Gubernur lalu mengajak masyarakat Bali ikut melestarikan penggunaan bahasa Bali sebagai warisan leluhur orang Bali. Ia menyebut penggunaan bahasa Bali dimulai dari lingkup keluarga, sekolah, tempat kerja, dan wajib pada acara-acara adat di Bali.

BBB ke-7 tahun 2025 mengangkat tema ‘Jagat Kerthi – Jagra Hita Samasta’, bermakna Bulan Bahasa Bali menjadi altar pemuliaan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai sumber kesadaran menuju harmoni semesta raya. Perhelatan BBB terus berinovasi agar selaras dengan zaman.

BBB VII Tahun 2025 dipolakan menggunakan terobosan inovatif dengan pengaplikasian Ekosistem Kerangka Statistik Budaya (KSB) dengan menata BBB melalui kelima standar Ekosistem KSB di atas, maka BBB akan menjadi lebih hidup dan dinamis.

Pj Gubernur berharap seluruh masyarakat Bali ikut memeriahkan BBB ke-7 Tahun 2025. Tidak hanya pemerintah tapi juga seluruh masyarakat Bali, mulai di desa adat, desa dinas, lembaga pendidikan, hingga swasta.

Baca Juga:  Bulan Bahasa Bali, Generasi Muda “Nyobyahang” Artikel Uji Kualitas Karya Tulis

“Bulan Bahasa Bali menjadi wahana membumikan bahasa Bali sehingga hidup dalam jiwa setiap orang Bali.Mari lestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali untuk menggapai dunia,” pungkas Pj Gubernur.

Ajang BBB VII menyajikan Utsawa (Festival), Wimbakara (Lomba), Sasolahan (Panggung Apreasiasi Sastra), Widyatula (Seminar), Kriyaloka (Workshop), Rekaaksara (Pameran), dan Bali Kerthi Nugraha Mahottama.

Kepala Dinas Kebudayaan Bali Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha BBB bertujuan untuk mengajak para yowana Bali mengenal nilai-nilai luhur para tetua Bali. Nilai-nilai itu menjadi modal besar menghadapi tantangan dunia saat ini.

BBB ke-7 Tahun 2025 dikemas lebih kekinian dibanding penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya. Kadisbud menyebut BBB ke-7 akan digarap dengan ekosistem yang konseptual, dinamis, dan kreatif guna menarik perhatian kalangan muda Bali.

Baca Juga:  Sanur Village Festival Tahun 2025 Akan Dikemas Lebih Kreatif dan Libatkan Pengunjung

Mata acara BBB seperti lomba, akan melibatkan penggunaan platform digital seperti media sosial. Dalam lomba pembuatan film pendek berbahasa Bali misalnya, akan melibatkan penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok dan pembuatan poster.

Pemanfaatan teknologi yang dekat dengan generasi muda saat ini diharapkan lebih mendekatkan anak muda dengan konten bahasa Bali. Pihaknya menciptakan maskot BBB baru yang lebih dinamis dan agresif.

Desainnya kekinian agar searah dengan ekosistem anak muda saat ini. Selain maskot, untuk merebut hati anak muda Bali ada jingle BBB baru yang mengadaptasi penggunaan teknologi digital.

Terobosan lain yang akan dilakukan yakni melalui produk-produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang dijual di stan-stan BBB. Produk kuliner misalnya akan menggunakan kemasan yang mengandung aksara, sastra, dan bahasa Bali.

Baca Juga:  ‘Sudirman Festival 2024’: Dimeriahkan Parade Busana Pahlawan, Pergelaran Seni dan UMKM

“Tidak selalu harus bahasa Bali halus, jadi bahasa Bali madya atau andap juga kita masukkan ke dalam konten-konten itu sehingga anak-anak muda semakin mudah dan pada akhirnya semakin cinta membaca menulis aksara dan bahasa Bali,” ujar mantan Rektor ISI Denpasar. [B/darma]

Related post