“Peed Aya” Mengawali PKB XLV Tahun 2023
Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV tahun 2023 resmi dibuka oleh Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri didampingi Gubernur Bali, Wayan Koster di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Minggu, 18 Juni 2023. Pembukaan ini ditandai dengan pemukulan kempli, lalu disambut dengan suara sungu, gamelan gong gede serta sajian Dang Mredangga persembahan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Pawai pesta seni tahunan milik masyarakat Bali ini melibatkan penampilan duta dari 9 kabupaten dan kota di Bali.
ISI Denpasar mengawali Peed Aya dengan menampilkan sajian seni penuh inovasi dan spektakuler “Dang Mredangga”. Garapan bertajuk “Siwa Nataraja” ini merupakan perpaduan musik berbahan kulit, seperti kendang baku, jimbe, rebana, kendang belik (Lombok), tawa-tawa, angklung kocok dan suling. Sajian yang dibawakan oleh mahasiswa kampus seni satu-satunya di Bali itu memang memikat pengunjung sore itu. Garapan sebagai mascot PKB itu digarap serius dengan komposisi serta gerak tari gemulai syarat makna.
Garapan ini mengisahkan, Siwa Nata Raja yang merupakan gambaran puncak keagungan, pemujaan kehadapan Tuhan yang Maha Kuasa sebagai penggambaran manifestasi dari Dewa penari tertinggi atau dewanya penari. Siwa yang bergerak terus dalam tarian kosmisnya memunculkan ritme dan keteraturan alam semesta. Gerakannya merupakan pancaran tenaga prima yang menyatu hingga terciptakan keindahan dan unsur-unsur seni. Siwa sebagai dewa tertinggi sumber kreativitas yang maha agung.
Selanjutnya, Kabupaten Tabanan menampilkan tata rias modifikasi yang tidak meninggalkan pakem dan ciri khas daerahnya, dengan mengambil konsep warna Tridatu. Lalu, menyajikan tari kebesaran “Jayaning Singasana AUM”. Persembahan garapan kreasi “Pasukan Pedang Tridatu” serta atraksi Tematik “Bhayangkara” yang mengisahkan Danghyang Nirarta saat tiba di Desa Beraban untuk menyebarkan ajaran Agama Hindu. Beliau mendirikan pura yang kemudian tempat itu diberi nama Tanah Lot.
Duta Kabupaten Karangasem menampilkan busana khas dengan menggunakan kain Gringsing Tenganan Pagringsingan dan songket Sidemen Karangasem. Selanjutnya menampilkan Barisan Tari Padmaraja sebagai Maskot Kabupaten Karangasem. Ada barungan Gong Mini ditampilkan Gamelan Tambur, sebuah alat musik tradisional Kabupaten Karangasem. Lalu, atraksi tematik berupa kisah kedatangan Mpu Kuturan ke Bali melewati laut dengan berperahu daun kapu-kapu dan berlayar daun bende. Lalu sebagai obyek parade menggambarkan Palinggih Meru Tumpang Tiga di Pura Silayukti. Atraksi ini diiringi Gamelan Balaganjur penuh semangat.
Kabupaten Gianyar yang merupakan bumi seni budaya, menampikan barisan pembawa Papan Nama Daerah oleh Jegeg Bagus Gianyar berbusana khas Gianyar. Selanjutnya iringan Gambelan Selonding, Tari Maskot Kabupaten Gianyar “Tari Sekar Pucuk”, barisan pembawa Uperengga, iringan Gambelan Bebunangan Baleganjur, iringan Serati Pembawa Gebogan, Banten, lalu garapan tematik “Segara Parisuda (Pembersihan Laut), barisan Agung Adimerdangga Yowana Jagat Bitera dandiakhiri properti Bebaturan Padma Pelinggih Pura Masceti dan Pura Pantai Lebih.
Duta Kabupaten Buleleng mengangkat tema “Samudera Baniaga” (Perniagaan Bahari). Garapan ini menggambarkan suasana perdagangan pinggir laut yang dihadiri oleh para pedagang luar Bali seperti pedagang Jawa, Cina, Maluku dan Timor. Dalam garapan tematik ini, objek utama yang dijadikan cerita adalah Pura Pabean yang terletak di komplek Pura Pulaki, Buleleng bagian barat.
Kabupaten Jembrana menampilkan beberapa potensi kesenian yang tersebar di semua kecamatan se-Kabupaten Jembrana, dengan melibatkan 200 orang seniman. barisan pembawa tebu yang memiliki rasa manis dapat menumbuhkan keharmonisan. Lalu, barisan pembawa bandrang, barisan pembawa kober, barisan pembawa payung pagut, barisan pembawa tedung agung, gamelan buluh ganjur, pajegan bunga dan janur,payas agung, gamelan semar pegulingan, dan fragmentari Pura Encak.
Kabupaten Bangli mengangkat tema Segara-Danu-Negara yang artinya Interaksi budaya lewat bahari, akulturasi budaya dalam pembangunan Pura Dalem Balingkang yang melibatkan masyarakat Bali dan Tionghoa. Bangli mengawali dengan sajian Tari Pucuk Bang sebagai Tari Maskot Kabupaten Bangli, lalu uparengga kober, payung pagut, dan tedung. Bariasan berikutnya Gamelan Gong Suling, kemudian Tari Rejang Lampion, Tari Baris Bajra, Bebonangan Khas Bangli selanjutnya atraksi tematik Segara-Danu-Negara.
Kabupaten Klungkung mengangkat tema Wisata Telenging Segara (Pariwisata di Bawah Laut). Garapan ini mengisahkan kehadiran Ratu Gede Macaling yang meminta nelayan Jumpai melepaskan tangkapan ikan pari sehingga warga terbebas dari rasa sakit. Dengan kejadian tersebut, warga berjanji akan menjaga kesucian laut dan menunjukan rasa terimakasih melalui cara menghaturkan bhakti kepada Ratu Gede Macaling yang berstana pura khayangan jagat yaitu di Pura Dalem Peed.
Kabupaten Badung menyajikan peed aya dengan tema “Segara Wisata” awal pariwisata Bali. Menggambarkan konflik warga masyarakat Kuta dengan orang asing bernama Mads Lange yang semula dikira hantu. Setelah memperkenalkan diri bahwa dirinya akan mendirikan sebuah hotel, masyarakat Kuta mau menerima Mads Lange. Bangunan Rumah (hotel) beratap alang-alang.
Kota Denpasar mengamngkat tema, Danacitta Segara (Peradaban Multikultur dan Ekonomi Kreatif). Keindahan Pantai Sanur ditahun 1932, membawa langkah seniman lukis dari Belgia yang bernama Adrien Jean Le Mayeur yang datang ke Bali ingin menapakkan kakinya di pantai itu. Le Mayeur menemukan inspirasi dari obyek seni lukisnya yaitu seorang penari legong nan cantik dari banjar Kelandis yang bernama Ni Nyoman Pollok. Panorama indahnya pantai Sanur melatarbelakangi liak liuk tubuh Ni Pollok sebagai obyek lukisan Le Mayeur, yang membawa kemasyuran karya-karya lukisan ke seluruh dunia.
Banyaknya spesies biota dalam Bahari pantai Sanur, menjadikan inspirasi bagi Le Mayeur untuk menciptakan sebuah karya dalam satu kemasan museum hasil kerjasama dengan pemimpin bendega Ida Ketut Aseman yang tidak lain adalah Ida Pedanda Made Sidemen (setelah jadi pendeta suci). Proses kolaborasi sebagai pancar dari perputaran budaya tradisi secara kosmik membiaskan imajinasi yang terbangun dari emosional yang terkontrol oleh kesadaran dalam diri, dalam hal ini dapat divisualkan dengan lingkar ritual.
Ketua Tim Kreatif Pawai Kesenian PKB XLV, Kadek Wahyudita sebelumnya mengatakan, pawai PKB tahun 2023 mengikuti tema besar “Segara Kerthi Prabhaneka Sandhi Samudera Cipta Peradaban”. Peserta pawai menyajikan garapan seni yang mengejawantahkan budaya pesisir dan laut masing-masing kabupaten dan kota di Bali. “Sebelumnya, para peserta sudah di breakdown dengan tematik-tematik kecil untuk menerjemahkan tematik yang besar itu,” katanya.
Setiap kontingen akan membawakan empat buah materi. Pertama yakni materi identitas berupa papan nama dan perangkatnya, dilanjutkan tari maskot kabupaten dan kota, kemudian garapan tari kreasi yang mengangkat esensi laut, dan terakhir garapan atraksi tematik sejenis pragmentari singkat yang menggambarkan upaya-upaya untuk memuliakan laut. Peed Aya diawali dengan pertunjukkan seni bertajuk ‘Siwa Nata Raja’ yang dibawakan mahasiswa ISI Denpasar. “Meski rutin dibawakan dalam setiap pembukaan PKB, pertunjukan bermakna Siwa Nataraja sebagai penata dunia akan bercorak laut seturut tema PKB tahun ini,” pungkasnya.
Setelah Ped Aya, akan dilanjutkan dengan sajian rekasadana pergelaran sendratari bertajuk ‘Karang Kaang Kambang’ akan membuka PKB XLV. Garapan sendratari ini merupakan hasil kolaborasi Sanggar Usadhi Langu dan ISI Denpasar. PKB XLV akan berlangsung dari 18 Juni 2023 hingga 16 Juli 2023. Tempat pelaksanaan PKB dipusatkan di Taman Budaya (Art Center) Provinsi Bali, ada pula di ISI Denpasar dan Monumen Perjuangan Rakyat Bali. [B/puspa]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali