Made Wianta dan Stephan Spicher Pamerkan “Layering Time”, Dialog Antara Barat dan Timur

 Made Wianta dan Stephan Spicher Pamerkan “Layering Time”, Dialog Antara Barat dan Timur

Karya-karya dari Made Wianta (Indonesia) dan Stephan Spicher (Swiss) dipamerkan di JHub Art Space/Foto: ist.

Pameran seni bertajuk “Layering Time” (Melipat Waktu) telah dibuka pada 20 Desember lalu, masih saja menarik untuk disimak. Sebab, pameran lukis yang menghadirkan karya-karya Made Wianta dan Stephan Spicher itu bukan hanya dimaknai dari sekedar kolaborasi, tetapi sebagai pertemuan atau dialog antara barat dan timur yang sudah terjalin lebih dari seperempat abad.

Karya-karya dari Made Wianta dan Stephan Spicher itu dipamerkan di JHub Art Space hingga berlangsung sampai 20 Januari 2024. Pameran kali ini, memungkinkan setiap orang untuk menyaksikan bukan saja keindahan karya saja, namun pertemuan pemikiran yang menjadikannya masih tetap relevan, dan dapat diakses hingga saat ini.

Untuk menutup agenda art project 2023, JHub Art Space sengaja menghadirkan dua seniman ternama dari Indonesia dan Swiss di Bali. “Pameran ini sebuah konsep yang sebetulnya sulit dipahami dan telah menangkap imajinasi manusia selama berabad-abad. Itu telah menjadi subjek eksplorasi, kontemplasi bagi kebanyakan seniman,” kata Kurator pameran Yudha Bantono.

Dari pengalaman, seniman Swiss Stephan Spicher dan seniman Bali Made Wianta (alm), mereka berdua telah menghimpun pengalaman bertukar pikiran, saling belajar dari latar belakang kultur yang berbeda, bekerja bersama, berkolaborasi, dan berpameran bersama dalam rentang waktu yang tidak pendek adalah sebuah konsistensi dalam proyek seni bersama.

“Karya-karya Made Wianta dan Stephan Spicher yang dihadirkan, baik yang dibuat sendiri-sendiri, maupun bersama setelah pertemuan mereka berdua dalam rentang waktu sampai Wianta meninggal dunia adalah bukti sekilas mengenai implikasi mendalam dari pencapaian kerkaryaan masing-masing,” sebut Yudha.

Stephan Spicher dan Made Wianta, mereka sedang tidak terlena pada romantisme pertemuan yang mengambil inspirasi dari masa lalu. Mereka sedang menyelami gagasan dari peristiwa-peristiwa yang telah mereka lakukan, kemudian menangkap esensinya dan menghadirkan sebagai sebuah pembicaraan ulang yang sangat penting.

Baca Juga:  Digelar di Tukad Bindu, Festival “Jaman Baheula” Bertabur Kesenian Nusantara

“Pertemuan baik dirinya dan karyanya adalah pemikiran yang menghidupkan cerita-cerita sebuah peradaban antara barat dan timur yang terlupakan, kemudian membawanya kembali pada pemirsa ke waktu yang berbeda,” lanjut Yudha.

Pameran “Layering Time” (Melipat Waktu) berlangsung di JHub Art Space dibuka pada 20 Desember 2023/Foto: ist.

Bali adalah rumah ke dua Stephan, dan di pulau ini bukan saja alam dan kehidupan budayanya yang membuatnya terpesona. Namun, cara hidup masyarakat yang kesemuanya tertata berdasarkan tradisi budaya yang dipertahankan. Begitu halnya Wianta saat tinggal di Basel dan Rancate ,Ticino daerah Swiss bagian Italia.

“Wianta penuh semangat merespon apa yang ia lihat dan rasakan tentang Basel dan Ticino. Pemikiran Wianta sebagai orang Bali benar-benar di rasakan berbeda ketika ia harus benturkan dengan realita kehidupan di Eropa, dan ini dialami sama oleh Stephan ketika berada di Bali,” ujarnya.

Pertemuan Stephan dan Made Wianta menjadikan, bahwa pada tingkatan artistik ada pertemuan yang terus bisa didialogkan bahkan terus dibicarakan sebagai bahan diskusi antara karya seni mereka. keduanya saling menghormati pada titik pencapaian masingmasing.

Lompatan pikiran-pikiran Stephan Spicher dan Made Wianta semakin mempertemukan bagaimana ia membuka diri untuk selalu berdiskusi antara kegelisahannya terhadap perkembangan dunia. “Mungkin ini adalah cara mereka yang memiliki pengalaman lama tinggal dan bergaul dengan kesenian dan budaya di Eropa maupun di Asia,” ucap Yudha serius.

Pertemuan mereka selanjutnya menjadikan proyek-proyek kesenian bersama, seperti yang telah pernah mereka lakukan sebelumnya yaitu Crossing Line yang telah dipamerkan baik di Bali, Basel, St. Petersburg, dan Moscow. Di bulan Pebruari tahun 2023 yang lalu “Between Chaos and Form” di Bali kembali.

Ke dua seniman ini saling membawa spirit bekerja sendiri-sendiri dan tetap mengasilkan karya yang saling mengikat cara pandang mereka. Wianta seniman timur yang melihat barat secara universal dengan caranya sendiri sebagai orang Bali. Begitu halnya Stephan sebagai seniman barat dengan spirit timurnya yang terus ia kembangkan untuk bertemu dalam dialog penting dalam perkembangan karya-karyanya.

Baca Juga:  Gema Raga II, Beri Penghargaan untuk 7 Seniman dan Moderator

Pada, Maret 2024, sebagai kelanjutan dari proyek seni antara Made Wianta dan Stephan Spicher yang berbicara waktu ini, Yudha Bantono sebagai curator sekaligus Project Director Wianta Foundation akan memamerkan karya-karya ke dua seniman ini dalam bentuk pameran bersama di Il Rivellino Leonardo Davinci Gallery Locarno Swiss.

Dari “Layering Time”, pengalaman hidup dan karya-karya Made Wianta dan Stephan Spicher memicu pertanyaan menarik tentang hakikat waktu itu sendiri pada saat ini atau untuk masa mendatang. Apakah waktu bersifat linier, atau dapatkah dilipat dan dimanipulasi dalam membaca karya mereka?

Jawabannya mungkin terletak pada kekuatan karya seni mereka berdua, di mana imajinasi dan kreativitas mempunyai kekuatan untuk melampaui batasan konvensional untuk menjawab semuanya.

Founder JHub Art Space, Putu Agung Prianta merasa bangga karena turut terlibat bersama dalam mengantarkan pameran yang sangat prestisius itu. Wianta merupakan salah satu seniman Indonesia pertama yang bisa berpameran di Il Rivellino Leonardo Davinci Gallery yang dahulu merupakan studio pelukis terkenal dengan lukisan Monalisanya.

“Pameran Layering Time akan diselenggarakan di Locca Sea House selama sebulan (20 Desember 2023 – 20 Januari 2024), karena pada tanggal 20 Desember 2024 sekaligus mengingat serta merayakan ulang tahun Made Wianta,” tambah Putu Agung. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post