Dari Jalan Veteran, Teater Kalangan Pentaskan “Hero on The Way #1 BEKAS” di Festival Seni Bali Jani
Teater Kalangan yang menampilkan garapan “Hero on The Way #1 BEKAS” dalam ajang Adilango (Pergelaran ) Festival Seni Bali Jani (FSBJ) III, Selasa 2 November 2021 menawarkan sebuah pementasan teater dengan warna yang beda. Persertanya dengan porsi gemuk yang melibatkan teater-teater lain sebagai pendukung peran dalam setiap bagiannya. Adegan tak hanya disajikan di dalam panggung prosenium dalam Gedung Ksirarnawa, Art Center yang sudah cukup luas, namun juga di tempat-tempat penonton. Bahkan, banyak bagian-bagian dari pergelaran itu melibatkan peran serta penonton, sehingga sajian ini menjadi lebih atraktif dan komunikatif.
Meski tetaer ini disajikan dalam ajang seni modern, tetapi Wayan Sumahardika selaku sutradara dan penulis naskah justru menampilkan Tari Penyembrana diawal pementasannya. Sebuah tari populer bahkan menjadi tari tradisi yang dimiliki masyarakat Bali. Hal itu, sebagai simbol, kita masyarakat Bali mesti ingat dengan tradisi sebagai landasan sebelum menggeluti sebuah kebiasaan modern. Di tengah-tengah pementasannya, penari panyembrama ini tiba-tiba terhenti menari, kalau dalam tayangan TV macet. Lalu, muncul tokoh raja dari tengah-tengah penonton. Kewibawaan raja dibuktikan dengan dua punggawa yang satu membawa payung dan satunya membawa mimbar.
Sang Raja itu kemudian memaparkan apa yang disajikannya dalam pergelaran bertajuk “Hero on The Way #1 BEKAS” ini. Dari ucapannya itu, jelas disebutkan Teater Kalangan mengangkat pementasan dari hasil pengkajian Jalan Veteran berdasarkan perspektif kolaborator yang memiliki latar belakang berbeda. Jalan Veteran yang memiliki beragam aktivitas, ada banyak coffee shop di pinggir jalan, situs sejarah dan di ujung selatan Jalan Veteran ada peninggalan sejarah yang masih tersisa. Di Jalan Veteran, ada beberapa deret pohon asam yang dulu digunakan sebagai peneduh jalan. Kemudian ada Inna Bali Hotel, merupakan hotel pertama di Bali.
Di bagian pentas berikutnya, tukang parkir dan satu wanita mengundang kaum muda mudi (kaum remaja) di Kota Denpasar untuk memberikan masukan bagaimana harus menata Jalan Veteran kedepan. Di samping sebagai masukan untuk pemegang kebijakan, masukan itu juga sebagai tema pementasan Teatre Kalangan Hero on The Way yang ke II. Pada bagian pementasan teater ini betul-betul melibatkan penonton. Ada tiga pertanyaan yang dilempar kepada penonton untuk dijawab. Perrtama, apakah perlu di Jalan Vetera dibuat jalur sepeda, kedua apa perlu pedagang kopi dibuatkan satu tempat konsentrasi agar bisa berjualan, ketiga festival seperti apa yang diinginkan pada masyarakat tinggal di Denpasar.
Para muda-mudi yang ada diatas panggung itu, kemudian menjawab setuju dan tidsak setuju, lengkap dengan alasan. Dari jawaban para penonton itu disetuji perlu adanya jalur sepeda di Jalan Veteran, jawaban kedua perlu dibuatkan tempat konsentrasi tetapi mesti diatur agar jalan tidak menjadi sempit dan memikirkan sewa tempat agar tidak terlau memberaakan para pedagang kopi yang untungnya tak terlalu banyak. Dalam adegan memberi masukan ini betul-betul menampilkan respon para penonton, sehingga menjadikan pergelaran teater ini lebih hidup.
Wayan Sumahardika menegaskan, pementaran Teater Kalangan kali ini ingin memberikan suasana berbeda, sehingga mengangkat judul “Hero on The Way #1 BEKAS”. Judul yang diangkat ini, semacam program risert pengembangan artistic Teater Kalangan dengan menelusuri kenyataan nama-nama jalan yang ada di Kota Denpasar. “Kami ingin membaca kota dan warga yang ada di Bali untuk bergerak dalam kontek dinamika, perubahan sosial yang terjadi dan lainnya,” katanya.
Karena itu, Suma membagi garapan ini menjadi beberapa bagian. Pada bagian awal pergelaran mengkaji tentang Jalan Veteran di Denpasar, sebuah jalan yang cukup bersejarah yang ada konteknya dengan Kolonial Belanda, ada Perang Puptutan Badung dan pariwisata yang ditandai dengan adanya Hotel Inna Bali. lalu, sekarang juga ada kontek cagar budaya disana. “Tetapi, seberapa banyak orang yang melihat kenyataan-kenyatan yang ada di Jalan Veteran itu? Nah, itulah yang diungkapkan oleh Teater Kalangan,” paparnya.
Dalam kontek pertunjukan, teater yang didukung anak-anak muda ini tidak hanya mempertunjukan teater-teater sebagai sebuah show saja, tetapi juga ada kontek bagaimana para pemain bisa membangun dialog dengan penonton. Karena itu, orang yang melihat dan menyaksikan pementasan ini maka akan lebih ngeh melihat Jalan Veteran. Setelah menonton pertunjukan ini, orang yang melewati Jalan Veteran akan menjadi lebih bertanya-tanya. Secara kenyataan, apasih yang hadir disini. Jadi, intinya kami membuat masyarakat lebih ngeh saja,” ucapnya serius.
Kisah-kisah yang ada di Jalan Veteran itu kemudian dirajut lewat pragmen-pragmen dengan biografi dari pemain atau actor, sehingga ada proses perajutan teks-teks di luar tubuh aktor dengan Jalan Veteran sebagai situs penciptaannya. Karena dalam pementasan menampilkan layar proyektor, memasang polis line hingga menggunakan kursi untuk permainan level. “Festival ini sangat menarik untuk dilanjutkan secara terus-menerus. Saya sebagai seniman mengapresiasi apa yang dialkukan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dengan membawa ruang-ruang seni kontemporer di Bali ini semakin berkembang,” ucapnya berharap.
Jangan pada serimonial saja, kemudian tidak melakukam pembacaan, tidak melakukan dialog kenyataan sosial masyarakat. Padahal seni kontemporer disitu ketertarikannya. “Bukan seperti seni-seni yang lainnya pergelaran begitu selesai, mestinya ada dialektika pada kenyataan. . Segoga ini terus dijalankan dan terus berkembang. Kalau menonton kita bisa mengaca kembali kontek kesenian konteporer di Bali,” ucapnya. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali