Tim Kesenian Sarawak Malaysia Tampil Total di Bali World Culture Celebration

 Tim Kesenian Sarawak Malaysia Tampil Total di Bali World Culture Celebration

Tim Kesenian Sarawak Malaysia tampil di BWCC dan PKB le-46/Foto: doc.balihbalihan

Gerak tarinya begitu lembut, halus dan dilakukan dengan penuh penjiwaan. Tangan, kaki dan anggota tubuh yang lain juga menari mendukung tema dari tari itu. Musik iringannya terdengar syahdu, namun ada aksen-aksen tertentu yang membuat penampilannya menarik.

Itulah pergelaran tari dan musik dari Provinsi Sarawak, Malaysia dalam Bali World Culture Celebration (BWCC). Pentas seni serangkaian dengan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI itu berlangsung di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Jumat 12 Juli 2024.

Malam itu, tak hanya masyarakat local yang terkesima dengan sajian seni itu, tetapi juga para turis yang terpikat. Tempat pentas berkapasitas 800 penonton itu, memang tidak full, tetapi penonton yang hadir terus saja bertambah semakin malamnya waktu.

Sejak persembahan awal, yakni Tari Ngajat Ngalu Temuai memberikan pesona indah, dengan garapan yang sangat apik dan menarik. Kemudian Tari Alu-alu Melanau yang disajikan penuh kegembiraan. Tak kalah menariknya dengan penampilan Tari Kupuok Bauh Bidayuh yang halus.

Baca Juga:  Meriahkan FSBJ VI, Enam Penyair Tampil Puitik Mengedepankan Unsur Artistik dan Dramatik

Selanjutnya menampilkan “Malay Folks Song” dengan olah vocal yang sangat merdu dan mendayu-dayu. Penonton, kembali disajikan Tari Alak Sungau Ke U’ung (Orang Ulu), dan Tari The Malay lalu dipungkasi dengan Finale Fiesta Fascinating Sarawak.

Tim Kesenian Sarawak Malaysia tampil di BWCC dan PKB le-46/Foto: doc.balihbalihan

Persembahan Finale Fiesta Fascinating Sarawak mengajak seluruh pendukung untuk menari secara bersama-sama di atas panggung. Tari ini menggambarkan kegembiraan dan kebersamaan yang sangat indah. Penampilan ini, tak hanya menari, tetapi ada musik dan lagu-lagu.

Tim Kutrator PKB Prof. Bandem mengatakan, dalam penampilan grup kesenian asal Malaysia kali ini diwakili oleh Provinsi Sarawak. Penyajiannya, sangat unik dan mengesankan. Utama, Serawak yang memiliki 34 kelompok Dayak, mepresentasikan kesenian mereka dalam PKB ini.

“Koreografi mereka cukup baik. Gerakan dari kelompok satu Dayak ke Dayak yang lain ada keunikan masing-masing. Mereka cukup kompak. Maka, kedepan kita lebih banyak menghadirkan kelompok-kelompok kesenian dari luar negeri,” ucap Prof. Bandem.

Baca Juga:  Mahasarakam University Collage of Music Gabungkan Musik Pedesaan Thailand di BWCC

Artinya, tim kesenian itu, tak hanya dari Eropa dan Amerika, tetapi juga dari kawasan Asia Tenggara, termasuk Asia Timur. Kesenian di Asia Timur ini banyak sesungguhnya yang bisa dipelajari. Apalagi, kesenian itu banyak sekali persamaannya dengan Indonesia.

Sebut saja, dengan tarian dari Sumatera (Melayu) dan dari Kalimantan Timur (Dayak) yang ada peersamaan dengan kesenian dari Asia Timur itu. Karena mereka datang dari Universitas, maka koreografi, serta garapan musik dan kostum cukup memukau.

“Maka, ada banyak hal sesungguhnya yang bisa dipelajari dari pementasan dari Mahasiswa Malaysia ini. Faktor iringan dan musik, mereka menggunakan musik-musik Dayak. Sebagian mengunakan instrumen Sape (seperti gitar),” tegas budayawan asal Singapadu Gianyar ini.

Instrument Sape ini memang milik kelompok Sarawak ataupun di Kalimantan. Alat musik itu berupa gitar yang suaranya berbeda dengan gitar barat. Mereka juga memanfaatkan gong. Dalam pertunjukan Dayak memang selalu ada gong dan kempul.

Baca Juga:  Parade Monolog “Kisah Tanah Air”. 6 Aktor Gambarkan Fenomena Masyarakat dan Alam.

Dalam penyajian seni ini, grup kesenian mahasiswa sangat mempertimbangkan alat dan pendukung pentas. Karena ada nuansa Melayu, maka mereka menggunakan Akordeon yang kemudian diwarnai dengan nyanyian-nyanyian.

“Ini suatu kombinasi garapan yang sangat apik untuk mendukung gerakan-gerakan sesuai dengan gaya masing-masing. Ini sesungguhnya ada drama musical, karena ada puisi, musik lalu ada gerakan dari yang satu sama lainnya saling terkait. Maka ini, juga pergelaran total,” pungkas Prof. Bandem. [B/darma]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post