Komunitas Budang Bading Tampil Perdana di Festival ke Uma 3
Komunitas Budang Bading Badung turut meriahkan malam pentas seni Festival ke Uma 3 di areal persawahan Kubu LBH Bali Women Crisis Centre (WCC), Subak Kekeran, Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Sabtu 9 Juli 2022. Komunitas yang berdomisili di Kabupaten Badung ini, menyajikan empat buah music puisi, yaitu Puisi Cinta Belalang Tanah dan Jalan Subak yang Menanjak karya Made Adnyana Ole, Seusai Gerimis Pagi karya Muda Wijaya dan puisi Di Taman itu Jejakmu Masih Terasa karya Moch Satrio Welang.
Meski baru pertama kali tampil dalam ajang pentas, Komunitas Budang Bading yang didukung oleh anak-anak muda setingkat SMA itu tampil mempesona. Setiap musik puisi yang disajikan penuh penjiwaan. Makna puisi masih terasa kuat, walau dibuat menjadi musik yang memadukan suara 1, suara 2 atau suara 3. Pesan-pesan puisi itu mengalir, seperti irama alam malam itu. Sesekali dipadu dengan pembacaan puisi seakan mempertegas pesan yang ingin disampaikan. Dua gitar dan sebuah keyboard yang mengiringi musik puisi itu membuat suasana malam semakin terasa beda. Waktu berubah bersama alunan musik puisi yang indah.
Komunitas Budang Bading Badung yang sudah terbentuk 20 November 2020 silam, baru kali ini eksis dalam kegiatan pentas. Maklum, pandemi Covid-19 yang melanda membuat komunitas yang beralamat di Perum Kori Kwanji No 25 Banjar Untal-Untal, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung itu mati suri. Festival ke Uma 3 yang digelar 9-10 Juli 2022 menjadi kesempatan emas mereka menuju ekis. “Kami memanfaatkan momen Festival ke Uma 3 ini untuk berkreativitas,” kata I Made Manipuspaka yang mengkoordinor teman-temannya itu.
Dek Mani, sapaan akrabnya mengaku, untuk tampil dalam ajang tahun itu masih membawakan karya-karya puisi yang sudah ada. Artinya, tidak ada puisi yang diaransemen khusus yang disajikan pasa festival itu. Walau demikian, ia danh anggota komunitas lainnya telah melakukan persiapan yang maksimal, sehingga bisa tampil baik. Jadwal latihan diatur sesuai dengan waktu kosong yang dimiliki oleh masing-masing anggota. “Walau semua musik puisi itu sudah ada sebelumnya, tetapi kami tidak mau tampil seadanya. Maka itu, kami selalu melakukan latihan, sesuai dengan kesefakatan,” imbuhnya.
Walau membawakan musik puisi yang sudah ada, namun komunitas yang di gawangi I Wayan Amrita DD itu mendapuk perlatih Yoga dan Yogi sebagai pelatih. Kedua pelatih ini memiliki keahlian dibidangnya masing-masing, seperti teknik memainkan gitar juga biasa mengaransemen puisi. “Jika ada kesempatan, kami akan mencoba kembali tampil membawakan music puisi yang lain. Semoga saja ada kesempatan,” seloroh siswa kelas II SMAN 1 Kuta Utara, Badung itu.
Saat tampil malam itu, Komunitas Budang Bading didukung oleh I Made Manipuspaka (keyboard), I Gede Suadharma Sheva Saputra dan Putu Yogi Juniartha Wisnawa (gitar), Ni Nyoman Praba Putri Mahadewi (vocal dan pembaca puisi) serta I Wayan Wistiananta, Putu Keisya Renatha Putri Dwisa, Ni Kadek Meyta Gifani Putri, Ni Nyoman Praba Putri Mahadewi, Gita Magnivicharia Lembut, Putu Yogi Juniartha Wisnawa, Ni Made Yunda Darmayanti dan I Wayan Amrita Dharma Darsanam (vocal). [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali