Jelang Tumpek Wayang, Wanita Hindu Berlatih Membuat Banten Otonan

 Jelang Tumpek Wayang, Wanita Hindu Berlatih Membuat Banten Otonan

Ibu-ibu ini tampak lihai dalam “nuas busung” (memotong janur), lalu merangkai menjadi sebuah “banten” (sarana upacara). Mereka melakukan semua itu dengan santai penuh tawa, namun mampu menghasilkan sebuah banten otonan sesuai dengan sastra. Itulah suasana pelatihan membuat banten Otonan di Banjar Pitik Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat 30 September 2022. Suasana pelatihan itu, bagai kegiatan “menyama braya” saja.

Pelatihan ini menghadirkan narasumber Ni Wayan Sukerti. Ia memberikan pembinaan mulai dari cara metuasan, merangkai janur dan metanding sesuai dengan sastra. Selain itu dari pelatihan ini minimal ibu- ibu rumah tangga mengetahui dan bisa membuat banten otonan untuk anggota keluarga di rumah sendiri sesuai dengan sastra agama Hindu. “Dari pelatihan ini, kami harapkan peserta bisa memahaminya secara benar,” harap Sukerti.

Sukerti lalu menambahkan, pelatihan membuat banten otonan selain untuk meningkatkan pemahaman masyarakat agar bisa membuatnya sesuai dengan sastra. Selain itu pelatihan ini juga untuk memperkenalkan bahwa membuat banten tidak rumit kepada wanita Hindu yang pemula belajar membuat banten. Pelatihan ini dilakukan karena sudah lama belum ada yang memberikan pembinaan kepada umat Hindu pemula. “Bahkan banyak wanita non Hindu yang bersedia masuk Hindu, namun mereka tidak ada yang membimbing mereka dalam membuat banten, maka pelatihan ini penting dilaksanakan,” ungkap Sukerti.

Ketua WHDI Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara mengatakan, pelatihan membuat banten otonan ini dilaksanakan secara berkelanjutan. Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan pemahaman makna upakara bagi masyarakat terutama bagi wanita Hindu tentang filosofi dan makna yang terkandung dalam sarana upakara. Pelatihan membuat Banten Otonan ini dilaksanakan karena tingginya minat masyarakat khususnya wanita Hindu untuk mengetahui makna dan cara membuat banten sesuai sastra agama.

Baca Juga:  Peserta, Sinopsis dan Makna Peed Aya Pembukaan Pesta Kesenian Bali XLVI Tahun 2024

Adanya minat masyarakat khususnya wanita Hindu untuk memahami makna dan filosofi serta unsur-unsur yang menjadi kelengkapan suatu banten atau upakara. Maka dalam pelatihan ini mendatangkan narasumber yang ahli dalam hal ini. Dengan melibatkan Wanita Hindu, dan peserta dari Unsur WHDI Banjar Pitik. “Hal ini terbukti pelatihan hari ini peserta sangat semangat mengikuti, meskipun mereka dirumah masing masing ditunggu banyak pekerjaan untuk persiapan Tumpek Wayang,” ucapnya.

Banten Otonan diperlukan setiap 6 bulan sekali untuk memperingati hari kelahiran. “Untuk itu kami harapkan ibu rumah tangga bisa membuat banten Otonan sendiri untuk keperluan anggota keluarganya sendiri dan bila sudah terbiasa dapat diterapkan pada lingkungan yang lebih luas lagi,” harap Ny. Sagung Antari Jaya Negara pada acara yang juga dihadiri Ketua GOW Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa dan Ketua DWP Ny. IA. Widnyani Wiradana. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post