Drupadi Menggugat Kemapanan Kekuasaan Lelaki di Jakarta

 Drupadi Menggugat Kemapanan Kekuasaan Lelaki di Jakarta

Teater Monolog Drupadi sedang malakukan persiapan pentas di Jakarta/fofo: Gus Wib

JAKARTA – Masih ingat sajian Teater Monolog “Drupadi” di Festival Seni Bali Jani IV tahun 2022 lalu? Teater yang mengangkat gugatan dan perlawanan Drupadi itu bakal dipentaskan kembali pada, Sabtu 3 Juni 2023 pukul 20.00 WIB di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Pasar Baru, Jakarta Pusat. Lakon ditulis oleh seniman Putu Fajar Arcana, yang juga sutradara pertunjukan. “Sejauh ini, seluruh persiapan pementasan telah dilakukan selama hampir tiga bulan di Denpasar, Bali,” kata Produser Joan Arcana, Arcana Foundation di sela-sela latihan, Sabtu 20 Mei 2023.

Drupadi menggugat kesewenangan-wenangan kekuasaan laki-laki yang hampir selalu memperlakukannya secara tidak hormat. Perempuan dalam kisah Mahabharata itu bahkan melawan seluruh tindakan dan keputusan yang telah ditetapkan oleh raja dan para suaminya. Ia tidak ingin pelecehan terhadap dirinya berlangsung terus sampai di masa kini. “Gugatan dan perlawanan Drupadi itu bisa disaksikan dalam lakon bertajuk Teater Monolog Drupadi ini,” ajak Joan.

Pendiri Arcana Foundation sejak tahun 2011 itu, selalu konsisten menangkap isu-isu aktual untuk kemudian dipresentasikan ke atas pentas. Saat ini, peristiwa tentang para perempuan yang mengalami kekerasan seksual dan dilecehkan seolah terus menderas tanpa henti. “Hukuman rupanya tak menjerakan para pelaku. Kekerasan seksual terhadap perempuan terus-menerus terjadi, di mana-mana. Ini memprihatinkan kami,” jelasnya.

Beberapa peristiwa mengenaskan yang dialami para perempuan di Bandung, Bekasi, Jakarta, Sumatera Barat, dan beberapa daerah lain di Indonesia. Ia merasa bahwa harus ada cara lain untuk memberdayakan perempuan dan menggugah kesadaran para lelaki.

Baca Juga:  Duta Seni Badung, Tabanan dan Kota Denpasar Satu Panggung di PKB XLIV

Pementasan teater, menjadi salah satu metode yang bisa dimanfaatkan untuk mengetuk kesadaran bersama, tentang betapa pentingnya menghargai dan menghormati perempuan. Namun, semua gugatan dan perjuangan itu tidaklah dalam kerangka saling mengalahkan. “Setidaknya perempuan diletakkan dalam posisi terhormat,” lanjut Joan.

Joan menambahkan, pertunjukan ini bisa dihelat berkat dukungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, serta Indonesia Kaya. Selain itu masih terdapat para donatur yang merasa berkepentingan untuk menyuarakan isu-isu seputar kaum perempuan.

Teater monolog

Teater Monolog Drupadi sedang malakukan persiapan pentas di Jakarta/fofo: Gus Wib

Sutradara Putu Fajar Arcana mengatakan, ia ingin menyajikan bentuk teater yang akrab dengan seluruh elemen penginderaan dalam diri manusia. Secara visual, para penonton akan diajak bertualang menikmati keindahan lanskap yang disajikan teknologi multimedia. Selain itu, secara auditif ia akan mengajak para penonton menyimak dan mendengar lagu, yang digubah oleh musisi dan aktris film Ayu Laksmi.

Putu Fajar Arcana sejak awal telah memilih Ayu Laksmi untuk menggubah lirik-lirik yang ia tulis untuk pementasan Drupadi. Menurutnya, nuansa musik yang digarap Ayu pas dengan suasana yang ingin dia bangun dalam pementasan Drupadi. “Ayu itu berhasil memadukan musik dunia dengan materi kekayaan etnik yang kita miliki. Lakon ini juga berangkat dari kekayaan tradisi yang kita miliki, tetapi dipresentasikan dengan platform yang akrab dengan generasi di masa kini,” papar Putu, yang akbrab disapa Bli Can ini.

Baca Juga:  “Gema Dharma Gita” Bangkitkan Kaderisasi Kidung di Banjar Mukti

Bentuk teater monolog yang ia pilih, tambahnya, dalam rangka menyederhanakan penyampaian curhatan yang diungkapkan Drupadi sepanjang pertunjukan. Namun, monolog Drupadi diperkuat dengan eksplorasi tari yang digarap koreografer internasional Jasmine Okubo, serta musik oleh Kadapat. Khsusus tentang Kadapat, digawangi oleh Yogi dan Barga, dua anak muda Bali yang menguasai musik tradisi, tetapi mengeksplorasinya melalui teknologi musik digital.

Sementara Ayu Laksmi mengaku sungguh beruntung mendapatkan lirik yang kaya akan makna. “Indah sekali, saya jadi mudah menggubahnya menjadi nyanyian,” sebutnya.

Menurut pemeran Ibu dalam film Pengabdi Setan ini, menciptakan lagu yang diperuntukkan bagi sebuah pementasan agak berbeda dengan menyiapkan sebuah album. Semua lirik yang diberikan penulis naskah, merupakan satu rangkaian dengan cerita. “Jadi saya harus menangkap nuansa pentas, lalu mencari warna yang tepat agar menghasilkan lagu yang pas dengan bentuk pertunjukan,” ujar Ayu Laksmi.

Sedangkan Jasmine Okubo mengungkapkan, dirinya mengajak para penari sarat pengalaman dan prestasi dalam proyek pementasan Drupadi. Di antaranya ada penari muda bernama Thaly Kasih, yang pernah bermain dalam film The Seen and Unseen, garapan sutradara Kamila Andini. “Dia berbakat sekali, karena itu layak diberi kesempatan mengembangkan bakatnya,” tutur Jasmine, koreografer berdarah Jepang yang kelahiran di Turki. [B/*/pra]

Related post