UHA Gelar Ubud Chef Competition Gunakan Unsur Tradisional Tingkatkan Potensi SDM
UHA gelar Ubud Chef Competition dan Ubud Latte Art Competition serangkaian dengan HUT ke-19/Foto: ist.
Pagi itu, udara sejuk menyelimuti setiap areal di Bale Udang Mang Engking Ubud, Kabupaten Gianyar. Rumah makan yang dekat dengan alam itu, mulai berdatangan. Orang-orang, tepatnya yang berprofesi sebagai pekerja dan pelaku pariwisata datang dengan wajah sumringah, seperti sinar Surya yang semakin hangat.
Diantara orang datang itu, ada yang berbusana kebesaran Chef, juru masak profesional di hotel atau restoran lengkap dengan alat memasak. Mereka menuju sebuah tempat yang sudah dilengkapi meja-meja yang ditata indah. Alat dan bahan masak pun di taruh di atas, dan sebagain di bawah meja. Namun, tak semuanya langsung ke meja itu.
Ketika, dua wanita yang memberi komando mulai, para chef itu pun tampak sibuk dengan kreativitasnya, mulai dari menyiapkan bahan, memotong, mencampur lalu mengolah selanjutnya memasak untuk menjadi sebuah menu. Setelah matang, berbagai menu itu disajikan dengan tata seni yang indah.
Ya, pagi itu tengah berlangsung Ubud Chef Competition (UCC) dan Ubud Latte Art Competition (ULAC) yang digelar Ubud Hotels Associaiton (UHA) serangkaian dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19. Antusiasme para peserta lomba yang merupakan UHA member itu membuktikan diri dengan karya menu yang menarik, indah dan enak.
UCC Mengangkat tema “Savor the art of Culinary: Rijsttafel Edition” yang menjadikan ajang ini untuk menguji kemampuan para chef dengan mamadupadankan pangi (kluek), bongkot, dan isen dengan udang, cumi, dan kakap merah. Kemampuan olahan menu para chef itu menjadi luar biasa, sehingga acara ini menjadi sangat bergengsi.

“UCC tahun ini mengangkat tema rijsttagel dengan bahan-bahan tradisional karena makanan rijsttafel sangat diminati di beberapa villa dan hotel. Maka dari itu, dengan kompetisi ini, saya berharap para member mampu meningkatkan tidak hanya kualitas dari makanan tersebut, tetapi juga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),” harap Chairman UHA, Dewantara.
UCC yang memasuki penyelenggaraan yang ke-7 ini diikuti oleh 35 team yang artinya 35 UHA member turut serta pada 8 Desember 2023. “Karena sistem dari UCC First come first serve, jadi ketika kita mendapatkan 35 member yang telah daftar, maka kita tutup registrasinya,” ujar Ketua Panitia UHA 19th Anniversary, Putu Surya.
Panitia tak mau muluk muluk mengkurasi para peserta. Sebab, jumlah peserta yang banyak, bukan bukan otomatis kualitas kompetisi itu baik. Sebab, ada beberapa member yang pada kompetisi tahun ini tidak bisa join, karena memang kuota sudah penuh.
Kompetisi dengan tema yang cukup menantang ini akhirnya melahirkan Shanti Mandala Villa sebagai juara. Sementara Kuwarasan sebagai Runner-up 1, The Sun of Granary Resort and Villas sebagai Runner-up 2 dan The Kayon Valley sebagai Runner-up 3.
Sementara Ubud Latte Art Competition yang digelar lebih awal, diikuti 28 peserta dari sebanyak 32 peserta yang terdaftar. Hal itu membutikan antusiasme peserta ULAC pun tidak kalah dengan riuh penonton pendukung.
“Ada beberapa wajah lama yang turut serta tahun ini. Itu tidak jadi masalah asal tidak juara yang ikut lagi, karena pun itu bisa memotivasi agar meningkatkan kemampuan latte art mereka,” imbuh Putu Surya serius.
Babak demi babak dilalui oleh para peserta, sehingga sampailah pada babak final dengan melahirkan juara baru. Juara I, II dan Juara III masing-masing diraih oleh The Royal Kamuela, Goya Boutique Hotel, dan Tejaprana Bisma. Para pemenang UCC maupun ULAC mendapat hadiah Piala Bergilir, plakat, uang tunai jutaan rupiah, serta piagam penghargaan. [B/puspa]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali