Menggema di Bali, ‘Save Your Song’ Memukau Melalui Musik dan Edukasi
Acara “Save Your Song” memberi suasana meriah Rumah Tanjung Bungkak (RTB) Denpasar, Bali, Senin 29 April 2024 malam. Bergetar, bergema dan penuh semarak acara yang digelar oleh Pragita Prabawa Pustaka itu. Acara ini menyedot perhatian lebih dari 100 pengunjung.
Pengunjung dari berbagai kalangan itu, seakan larut dalam musik. Begitu pula dengan presentasi yang disajikan sungguh mengedukasi dan menginspirasi. Para musisi yang tampil begitu memikat dengan gaya serta karakternya masing-masing.
Maklum, malam itu dipenuhi dengan penampilan musisi handal, seperti Wallaby Project, Soul n Kith, dan ditutup dengan pesona kharismatik dari Galiju. Mereka berhasil menghidupkan atmosfir acara, memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung yang hadir.
“Bali memiliki banyak musisi berbakat, namun seringkali mengalami mis komunikasi terkait hak cipta ketika berkolaborasi dengan pihak eksternal,” kata Owner Pragita Prabawa Pustaka, Bimas Nurcahya dengan nada serius.
Miskomunikasi ini tentunya merugikan para komposer di Bali. “Maka dari itu, acara “Save Your Song” ini diselenggarakan sebagai momen edukasi bagi para musisi, khususnya para komposer, tentang hak cipta dan lisensi musik,” beber Bimas gamblang.
Satu hal yang menarik dari acara ini, yakni menawarkan konsultasi gratis kepada para pelaku musik di Bali. Baik itu mengenai distribusi karya mereka ataupun perlindungan hak cipta lagu yang menjadi hal openting saat ini.
Rumah Tanjung Bungkak sebagai tuan rumah acara ini, bersama dengan Antida Music Productions, memastikan segala hal teknis dan produksional dari tata letak panggung hingga sound system dan lighting berjalan dengan lancar.
Chief of Licencing & Copyright Officer Wahana Musik Indonesia (WAMI), Meidi Ferialdi menyoroti pentingnya perlindungan hak cipta di era digital saat ini. Bahkan, hal itu semakin maju oleh para pelakunya, terutama musisi dan komposer.
“WAMI bertekad membantu para pencipta lagu untuk mendapatkan hak ekonomi yang seharusnya dari karya-karya mereka, baik di dalam maupun di luar Indonesia,” seloroh Meidi Ferialdi meyakinkan.
WAMI merupakan sebuah Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) yang bertugas untuk mengelola karya cipta dari komposer lagu atau musik milik anggotanya, dengan fokus pada pengelolaan hak komposer dari sisi performing rights atau ketika karya tersebut dibawakan dalam sebuah pertunjukan,” jelasnya
Lebih lanjut, Meidi Ferialdi menambahkan, Bali merupakan salah satu gudangnya seniman. Sebagai gudangnya seniman, Bali juga jendela Indonesia untuk internasional. “Di sini kami bersama-sama ingin mengedukasi musisi untuk memproteksi karya mereka sendiri,” ucapnya.
Pihaknya juga ingin merangkul para komposer dan juga musisi untuk mengungkapkan pandangannya perihal isu tersebut. Untuk musisinya akan diwakili salah satunya oleh Gede Robi (Navicula).”
Sementara itu, musisi asal Bali, Gede Robi Navicula, menekankan bahwa industri musik di Bali sangat bergairah, dengan banyak karya dan band-band baru bermunculan. “Masyarakat Bali mengalir darah seni,” sebutnya.
Menurutnya, ekosistem ini perlu dipelihara dan dibentuk sebuah lembaga yang dapat mengurusi dan memfasilitasi para pencipta lagu untuk mendaftarkan karyanya.
“Negara harus hadir dan membentuk lembaga untuk memperhatikan musik. Ini bekerja sama dengan swasta dan melakukan sosialisasi yang masif. Mungkin dibawah naungan Kemenparekraf. Terserah mereka (pemerintah – red),” beber Robi. [B/*/darma]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali