Seniman dan Sastrawan Pamerkan ‘Culmination’ Sebuah Perayaan ‘Bahagia Bersama’ di Santrian Art Gallery Sanur

 Seniman dan Sastrawan Pamerkan ‘Culmination’ Sebuah Perayaan ‘Bahagia Bersama’ di Santrian Art Gallery Sanur

Pameran Culmination di Santrian Art Gallery Sanur/Foto: doc.balihbalihan

Menikmati pameran seni rupa mungkin sudah biasa. Kalau menyaksikan pementasan seni sastra, atau pertunjukan film mungkin juga sering. Nah, bagaimana kalau menyaksikan pameran seni rupa berpadu dengan seni sastra dan seni lainnya.

Maka, simaklah pameran “Culmination” di Santrian Art Gallery Sanur. Pameran yang dibuka, pada, Jumat 10 Mei 2024 dan berlangsung hingga 29 Juni 2024, sebuah ajang berkumpulnya para seniman termasuk dan penulis untuk menyampaikan pesan-pesan sosial mereka.

Pameran “Culmination” dibuka secara bersama-sama oleh Dian Dewi Reich (curator pameran), Popo Danes (Arsitek dan budayawan) dan Ida Bagus Gede Sidharta Putra (pemilik Santrian Art Gallery dan Griya Santrian Resorts Sanur).

Sebelum pembukaan pameran, diawali dengan pementasan seni sastra dipadu dengan seni tari dan musik. Seorang pemain teater menyajikan monolog penuh dengan kritik juga pesan situasi sosial di jaman ini.

Baca Juga:  Sudamala: Dari Epilog Calonarang Siap Pentas di Gedung Arsip Nasional Jakarta

Kolaborasi seniman ini, menyertakan 11 karya sastra, terdiri dari 9 berupa puisi karya Eda Ocha (Turki) Shio Senda (Jepang), Mas Ruscitadewi, Made Adnyana Ole, Sonia Piscayanti, Arya Ngurah Dimas, Wini Hartini, Agung Gede Putra, dan Darma Putra, serta prosa karya Nandini Khrisna (India) dan Brandon Spars (AS).

Sementara penggiat seni rupa, foto, grafis dan film tergabung dalam kegiatan ini berupaya untuk “membaca” sastra sebagai salah satu bentuk kolaborasi, juga karya tulis yang berbahasa Inggris maupun Indonesia disalin dan digunakan di atas daun lontar dengan aksara Bali.

Sedangkan untuk karya ‘Anarkis Hari Ini, Orang Percaya Kemarin’. Menyelami filosofi, seni, dan kolaborasi oleh Agus Kama Loedin. Sebuah perjalanan Dadaistik. Karya ‘Penyamaran Kata-kata’ berupa kurasi karya sastra oleh Dr. Mas Ruscitadewi dari penulis nasional dan internasional.

Pentas seni para pameran Culmination di Santrian Art Gallery Sanur/Foto: doc.balihbalihan

Karya ‘Yang Baik, Yang Buruk dan Gen kita. Lemparkan Tes Kepribadian Dadu!’ Sebuah permainan kreatif yang mengeksplorasi karakter dan perilaku manusia. Sebuah konsep karya penulis Eric Buvelot bekerja sama dengan seniman Tjandra Hutama.

Baca Juga:  Dua Film Karya Mahasiswa ISI Denpasar Terinspirasi dari Fenomena Sosial

Ada Biofilia. Penyakit yang Disambut Baik. Menampilkan kolaborasi seniman kolase digital yang berbasis di Marbella, David Hopkins dan seniman jalanan Sava ‘Istanbul Larry’. Dedikasi perkotaan terhadap Alam.

‘Selfie. Makhluk di Dalam. Kultus individualisme. Diskusi dengan Made Kaek tentang remaja, kesehatan mental, dan dampak teknologi digital terhadap perilaku generasi mendatang. ‘Bruq, Refleksi Objek. Pesan di dalam botol air. Mengeksplorasi karya Dr. Wayan Sujana Suklu dan peran penting seni dalam komunitas untuk keberlanjutan budaya.

‘Perairan Berlumpur di Hulu Suci. Kembali ke Hulu bersama artis Wayan Suastama. Penolakan terhadap fasad palsu. Membahas keadaan sebenarnya dari pelestarian budaya dan lingkungan di Bali. ‘Kejelasan Abstraksi. Jalan menuju harmoni terungkap melalui proses abstraksi. Menampilkan Putu Bonuz Sudiana.

Sementara Kekuatan Sebuah Senyuman. Sebuah perjalanan berkelanjutan melintasi nusantara selama bertahun-tahun. Kotak harta karun seribu senyuman bersama Dibal Ranuh. Sedangkan, ‘Arus dan Penerbangan. Saling Ketergantungan Elemental. Pembelajaran dari air dan perjalanan burung migran. Bersama ManButur Suantara.

Baca Juga:  Denfest Ke-16 Angkat Tema “Jayastambha” Libatkan 2.548 Seniman dan 178 UMKM

“Berbagai pesan dikumpulkan melalui media seperti fotografi, puisi, lukisan, instalasi dan film. Masing-masing berkontribusi pada puncak sempurna yang ingin kami bagikan,” kata kurator pameran, Dian Dewi Reich disela-sela pembukaa pameran, Jumat 10 Mei 2024.

Pameran “Culmination” dibuka Dian Dewi Reich, Gusde Sidharta, dan Popo Danes/Foto: doc.balihbalihan

“Ini bukan tentang membuktikan apa pun, melainkan tentang proses kolaboratif dalam menciptakan dan merangkul pesan-pesan positif satu sama lain, menumbuhkan rasa kebebasan dalam berekspresi artistic,” papar Dian.

Perhelatan seni bertajuk “Puncak” mengacu pada puncak atau titik tertinggi dari sesuatu, sering kali dicapai setelah proses pengembangan atau kemajuan.Penting untuk diketahui, pameran ini memaknai ‘puncak’ sebagai titik harmoni dan kepositifan.

Hal ini menandakan titik kedatangan, penyelesaian, atau pemenuhan, di mana berbagai elemen atau upaya berkumpul untuk menandakan momen resolusi, pencapaian, atau realisasi. Hal ini untuk membagikan sesuatu positif yang disukai banyak orang, dan meninggalkan dampak yang bertahan lama.

Baca Juga:  Cak “Cupak Grantang”, Kolaborasi Seni Drama, Cak dan Tabuh Sarat Pesan Moral

Puncak perhelatan ini adalah menampilkan “kelompok suara nasional dan internasional” yang dinamis. Setiap suara berbagi pesan untuk komunitas, sehingga pemilik Santrian Art Gallery dan Griya Santrian Resorts Sanur, Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengapresiasi.

Gusde, sapaan akrabnya mengaku ikut merasakan kebahagiaan itu, kebahagiaan dalam berseni, berkreatifitas, seperti keasyikan anak-anak bermain, yang dalam tradisi upacara di Bali yang ditandai dengan menghadirkan dan menjelmakan Sanghyang Rare Angon.

Dengan setulus hati lewat pameran ini, Gusde ingin mengajak semuanya untuk menikmati kebahagiaan kita bersama. “Hanya dari rasa bahagia, kita semua bisa memberi vibrasi positif untuk menyebarkan kasih sayang, yang makin mekar dan berkembang, memberi energi dan kekuatan, meresap dan memenuhi semesta,” paparnya.

Arsitek dan budayawan Popo Danes mengapresiasi positif apa yang digelar Sawidji dan Santrian Art Gallery bersama seniman dalam dan luar negeri ini. “Kebersamaan dengan sebagian besar seniman terkemuka di Bali selama lebih dari 20 tahun terakhir membantu saya mengembangkan pemetaan saya sendiri tentang kedudukan semua orang di lingkaran tersebut,” katanya.

Baca Juga:  Utsawa PKB XLIII Duta Kabupaten Klungkung Tampilkan "Kalpa Wreksa" dan Kabupaten Tabanan Sajikan "Dangdang Gula"

Namun, dirinya melihat perkembangan yang cukup signifikan dalam lima tahun terakhir ketika beberapa seniman mulai mengembangkan kesadaran mereka tentang betapa pentingnya kolaborasi yang baik untuk mencapai hasil yang lebih bermakna bagi karya mereka.

Hal ini juga membuka hati lebih banyak seniman untuk lebih terbuka terhadap opini eksternal dan menurut saya ini adalah gerakan yang sangat positif. “Gelombang positif yang memberikan harapan lebih baik bagi masa depan taman bermain ini,” ucap Popo.

Baginya pameran Puncak ini merupakan salah satu pertunjukan penting dari gerakan positif ini dan ini hanyalah permulaan. “Kami berharap apa yang dihadirkan melalui pameran ini dapat menjadi inspirasi besar khususnya bagi para seniman muda dalam membantu mereka mencapai karya yang lebih besar dengan jati diri mereka yang sebenarnya,” harapnya.

Menurutnya, preseden ini dapat mendobrak sekat-sekat tersebut, bahkan mengajak masyarakat di luar komunitas seniman untuk bersuara lebih lantang dalam memberikan pendapatnya tentang seni, sehingga dapat membantu menyebarkan ide seni kepada khalayak yang lebih luas.

Dengan begitu, kesenian dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. “Agar interaksi tersebut tidak hanya dalam bidang seni saja, namun bisa menjangkau ke luar kalangan tersebut,” harap Popo. [B/*darma]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post