Ekpresi Generasi Muda dalam Lomba Mekendang dan Tari Topeng Keras
Jangan menganggap remeh kemampuan anak muda dalam memainkan kendang ataupun menari topeng. Mereka justru tampil kreatif, dengan teknik-teknik yang kuat. Penampilan mereka tak hanya memukai, tetapi juga menginspirasi anak-anak muda lainnya untuk melestarikan seni.
Itulah Lomba Mekendang Berpasangan dan Tari Topeng Keras yang digelar Desa Padang Sambian Kelod, Minggu 19 Mei 2024. Lomba dalam untuk memperingati Bulan Bakti Gotong Royong Tahun 2024 diikuti oleh 7 grup dari generasi muda di Desa Padangsambian Kelod.
Makendang tunggal itu, menampilkan seorang penabuh yang memainkan kendang merupakan alat gamelan Bali. Kendang itu adalah alat bunyi berupa kayu bulat panjang di dalamnya ada rongga dan kedua-duanya diberi kulit.
Sementara Tari Topeng Keras merupakan tarian putra yang ditarikan sendiri (tunggal) dengan memakai topeng (tutup muka wajah). Gerak tarinya sederhana, tetapi membutuhkan kemampuan penari untuk menyesuaikan gerak dengan ekspresi topeng.
Topeng Keras biasanya sebagai tari penglembar (pembuka) pada pertunjukan drama tari topeng. Tari ini menekankan pada penguasaan terhadap jalinan wiraga (gerak) dan wirama (kesesuaian dengan irama musik) didukung kesadasan dan kepahaman akan wirasa (penjiwaan).
Dalam pementasan dan perannya, penari topeng keras biasanya hanya berfungsi sebagai pembuka atau pengantar pertunjukan berikutnya. Setelah Topeng Keras biasanya dilanjutkan denga pengelembar Topeng Tua.
Setelah Wakil Walikota (Wawali) Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa ditandai dengan pemukulan gong, satu perastu tampil secara bergiliran. Balai Banjar Jaba Pura, Desa Padangsambian Kelod, Kecamatan Denpasar Barat itu dipenuhi penekun dan pecinta seni.
Perbekel Desa Padang Sambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra mengatakan, lomba Mekendang Berpasangan dan Tari Topeng Keras ini sebagai rangkaian dari kegiatan Bulan Bhakti yang telah terselenggara antara lain kegiatan bersih-bersih desa, lomba ngelawar dan donor darah.
“Berbagai kegiatan ini merupakan simbol gotong royong masyarakat Desa Padang Sambian Kelod di Bulan Bhakti sebagai mitra Pemerintah Kota Denpasar dalam membangun sumber daya manusia yang unggul dengan tetap melestarikan adat dan budaya,” ujarnya.
Wawali Arya Wibawa mengapresiasi atas antusiasme para peserta lomba, dan sinergitas seluruh perangkat desa di berbagai kegiatan dalam membangun dan memajukan desa. “Kami harap bentuk kegiatan ini akan mampu membawa dampak positif kepada generasi muda,” ucapnya.
Hal ini juga untuk tetap menjunjung adat dan budaya seiring kemajuan teknologi, karena ditangan generasi mudalah nasib seni dan budaya Bali berada. “Dalam mengahadapi kemajuan jaman saat ini generasi muda ini juga harus selalu meningkatkan pengetahuan,” ucapnya. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali