Festival Suara: Sederet Musisi Ternama Dalam dan Luar Negeri Gebrak Panggung Kota Nuanu

 Festival Suara: Sederet Musisi Ternama Dalam dan Luar Negeri Gebrak Panggung Kota Nuanu

Kesenian tradisional Okokan meriahkan Festival Suara di Kota Nuanu/Foto: ist

Suara alam berpadu manis dengan suara musik ini. Musik modern ataupun musik tradisional saling menindih, hingga terdengar suara harmony, se-harmony alam itu. Suara-suara itu, tak hanya terdengar indah dan menghibur, tetapi juga menebar aura positif yang membuat sehat.

Itulah, suasana pembukaan Festival Suara yang berlangsung di Nuanu, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Jumat 26 Juli 2024. Festival yang berlangsung selama tiga hari itu menandai soft opening Nuanu, sebuah kota dibangun berdasarkan prinsip harmoni dan inovasi.

Festival Suara diadakan di pesisir pantai Bali yang menakjubkan. Sederet musisi ternama dari dalam dan luar negeri tampil larut dengan alam. Headline yang dinanti-nantikan tampil memukau, termasuk duo Australia Angus & Julia Stone yang baru merilis album terbaru ‘Cape Forestier’.

Sajian ansambel elektroakustik Brandt Brauer Frick, dan multi-instrumentalis dari Inggris, Youngr yang menginspirasi itu, seakan mengajak para pengunjung hanyut di dalam alunan musik. Favorit lokal seperti Ramengvrl dan Yung Raja dari Singapura juga akan tampil menawan.

Baca Juga:  Pokémon Run Bali Siapkan Rute untuk Membuat Peserta Fun

Nuanu menyediakan ruang bagi seniman lokal dan internasional dapat berbagi bakat, dan pengunjung dapat membenamkan diri dalam perpaduan unik antara seni, alam, dan teknologi komunitas inklusif.

“Festival ini sangat mendukung pariwisata Bali khususnya di Kabupaten Tabanan. Ini juga mengedepankan kearifan lokal dan budaya Bali,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan, I Gede Susila saat membuka Festival Suara itu.

Festival ini, tidak hanya sebagai perayaan musik dan seni, tetapi juga sebagai penanda pembukaan resmi Nuanu. “Kami mendukung kehadiran Nuanu dalam berkontribusi terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat lokal di Tabanan dan Bali pada umumnya,” ujarnya.

Pendiri Nuanu, Sergey Solonin yang juga salah satu pendiri Suara Festival mengatakan, Festival Suara yang menyajikan lineup beragam dan lintas budaya itu menjadi bukti dedikasi Nuanu dalam mendukung seni, budaya, dan pemberdayaan masyarakat local.

Baca Juga:  Bali Didatangi Belasan Pesawat Tempur Amerika, Malaysia dan Thailand

Nuanu sebuah tempat untuk berkreativitas, kolaborasi, dan perubahan positif bersatu untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar istimewa. Nuanu memiliki lahan seluas 44 hektar, yang memadukan seni, teknologi, dan alam untuk menginspirasi pengunjung.

“Salah satu tujuan utama Nuanu adalah menjadikan Bali sebagai pusat kehidupan berkelanjutan yang menghormati nilai-nilai lokal sekaligus menumbuhkan ekspresi seni kontemporer, memberdayakan komunitas lokal, dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” sebutnya.

Komitmen Nuanu terhadap seni dan budaya terlihat jelas dalam ruang-ruangnya yang dikurasi dengan cermat. Pengunjung festival akan disuguhi sembilan panggung unik yang terinspirasi oleh budaya dan arsitektur Indonesia.

Selain musik, para peserta dapat terlibat dalam diskusi inspiratif dan program kesehatan. Pengunjung juga dapat menjelajahi berbagai instalasi dan karya seni di Nuanu. “Nuanu berdedikasi terhadap pembangunan berkelanjutan,” imbuhnya.

Baca Juga:  Melankolia Kirana Sleep Dream Ripeat

Festival Suara menerapkan praktik ramah lingkungan, seperti inisiatif pengurangan limbah dan mempromosikan penggunaan bahan ramah lingkungan. Namun, yang terpenting menawarkan pengalaman holistik dan pendalaman budaya lokal.

Sebab, sepanjang hari, peserta akan menikmati festival yang meriah lengkap dengan pertunjukan kelas dunia, program kesehatan, dan bazar yang menampilkan pengrajin lokal. “Kami menyambut artis, media, dan penggemar internasional dari lebih dari 30 negara,” lanjutnya.

Sedangkan CEO, Jason Swamy mengatakan, festival ini merayakan bakat global, berdedikasi untuk menampilkan artis, dan musisi lokal Bali. Festival ini menganut filosofi Tri Hita Karana, yang dalam perjalanan tiga hari melalui musik, seni, budaya, dan kesehatan.

“Semua itu menawarkan cita rasa kehidupan di dalam dinding Nuanu. Program kami yang beragam memastikan selalu ada sesuatu untuk semua orang,” tutup Jason Swamy. [B/*/darma]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post