Di Manggar Bali, Chef Wayan Kresna Yasa Padukan Kuliner Asia Tenggara dengan Pengaruh Barat Kontemporer
Sudah pernah mencicipi menu-menu di Manggar Bali? Menu olahan dari Chef Wayan Kresna Yasa di restoran di kawasan Canggu ini memang beda. Chef yang lama belajar di Amerika itu begitu menguasai kuliner cita rasa Asia Tenggara dan praktik memasak secara sustainable.
Maka jangan heran, wisatawan selalu memilih menu hasil olahnnya untuk makan siang atau makan malam di Manggar. Apalagi, Manggar merupakan sebuah restoran modern dengan konsep ‘woodfire grill’, sehingga menjadikan menu-menu lokal itu bercita rasa modern.
“Saya lama belajar di luar negeri, kini pulang dan mulai fokus mengangkat kuliner lokal Bali dan Indonesia menuju ke kancah internasional. Saya selama tiga tahun belajar memasak di Amerika Serikat, dan kini mencoba menyajikan sesuatu yang baru,” kata Chef Wayan Kresna Yasa.
Chef Wayan, yang kini berkolaborasi dengan Manggar siap menghadirkan kepiawaiannya ke setiap hidangan. Berbekal pengalaman pelatihan dari Washburne Culinary Institute di AS dan di dapur berbintang Michelin, ia mengkurasi beragam menu yang merayakan kesegaran bahan baku lokal.
Setiap hidangannya diracik dengan esensi citarasa ‘smoky’ dari teknik wood fire grill, lalu menawarkan kelezatan presisi yang membangkitkan nostalgia dan rasa penasaran untuk meningkatkan pengalaman bersantap bagi para tamu.
Chef Wayan dan timnya dengan terampil menyiapkan hidangan di atas panggangan kayu bakar, di depan para tamu, sehingga dapat menikmati pengalaman indrawi yang sempurna oleh pemandangan dan aroma masakan yang semarak.
Tak hanya masalah menu, tetapi juga menata tata letak interiornya, sehingga mendorong interaksi sosial. Pengaturan tempat duduk yang nyaman baik untuk makan malam akrab maupun pertemuan secara kelompok.
Sebagai seorang juru masak Bali, Chef Wayan, memang terkenal dengan penguasaan terhadap cita rasa Asia Tenggara dan praktik memasak secara sustainable. “Saya ingin menawarkan perpaduan unik antara kuliner Asia Tenggara dengan pengaruh Barat kontemporer,” ucapnya.
Perpaduan kuliner seperti itu, tentu untuk menawarkan pengalaman bersantap yang beda. Dengan mengkombinasikan cara memasak ala barat, namun tetap dengan rasa lokal Indonesia, utamanya Bali, akan dapat menghasilkan menu dengan taste yang unggul.
Artinya, teknik memasak di luar negeri itu dibawa pulang ke Bali, namun tetap memasak masakan Bali atau masakan daerah lain di Indonesia. Menu itu terdiri dari kenikmatan sajian yang dipanggang dengan kayu (woodfire grill), seperti Grilled Market Fish.
Menu itu, terbuat dari ikan yang baru ditangkap nelayan setiap harinya (freshly catch) sebagai upaya mendukung petani dan produsen setempat dari darat hingga laut. Untuk pilihan vegan, seperti Barley Risotto memadukan kenikmatan jamur shimeji panggang, tempe, rempah murni, dan sedikit minyak cabai.
Saat ini, Manggar Bali memiliki sebanyak 40 menu, selain sarapan. Menu-menu itu, hanya disuguhkan untuk makan siang dan makan malam. Menu-menu itu disajikan dengan citarasa otentik nan segar lewat hidangan yang dibuat dari bahan-bahan bersumber secara lokal. [B/puspa]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali