Festival ‘Jaman Bahuela’ Sebuah Kebangkitan Peradaban ‘Tukad’
Lama tak mengunjungi Tukad (Sungai) Bindu, ada pemandangan menarik terlewatkan. Tukad Bindu yang menjadi tujuan wisata di Kota Denpasar itu, menjadi pusat pementasan seni berbagai daerah di Nusantara. Tari, musik hingga pertunjukan wayang mewarnai acara yang dikemas dalam Festival “Jaman Bahuela” yang menyimpan kisah menarik untuk diceritakan.
Festival Kesenian Nusantara 2024 itu telah berlangsung mulai Minggu, 14 – 28 Juli 2024. Berbagai jenis kegiatan seni budaya itu, dimulai pukul 16.00 Wita hingga pukul 22.00 Wita. “Festival ini sebagai kebangkitan peradaban tukad yang sujatinya,” kata pelopor Tukad Bindu, I Gusti Rai Rai Temaja, Kamis 8 Agustus 2024.
Selama dua minggu, Festival Jaman Bahuela itu menyajikan pementasan seni budaya dari berbagai daerah. Mulai dari Tari Napak Sidi, Tari Kelana Sewandana, Tari Hanoman, Joged Bumbung, Jaipongan Sunda, Wayang Kulit Bali, Reog Ponorogo (Sanggar PDN), dan Jaranan Sanggar New Singojoyo.
Ada pula penampilan Tari Gandrung dan Tari Jaranan Bhuto (Seniman Rantau Dewata), Barongsai, Cak Sanghyang Jaran (Sanggar Paripurna), Tari Sekar Jagat, Tari Topeng Arsa Wijaya dan lainnya. Acara ini juga melibatkan peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), sehingga suasana festival semakin meriah.
Kawasan Tukad Bindu yang bersih, sejuk dan indah membuat acara festival semakin menarik untuk disaksikan. Pohon-pohon besar serta tanaman bunga di bantaran tukad itu menebar aura positif. ”Dibalik pelestarian alam dan penyelamatan Sumber Daya Alam tidak terlelas dari adat seni budaya dan ekonomi sosial,” papar Gung Nik sapaan akrabnya.
Pelopor Komunitas Gila Selingkuh itu mengatakan, mengembalikan tukad sebagai pusat kebudayaan sejak jaman dulu. Bahkan di bali, tukad itu menjadi pusat peradaban leluhur Basli sejak jaman lampau. “Nah, festival ini menjadi ajang edukasi yang di infotainment-kan, sehingga menjadi lebih menarik bagi para genarsi sekarang.
Tukad Bindu menjadi wisata alternative di tengah hiruk pikuk Kota Denpasar. Masyarakat kota, dan para siswa sering memanfaatkan tempat ini sebagai untuk bersantai atau berdiskusi bagi para mahasiswa. Kawasan ini dilengkapi dengan faslitas parkis, bangunan kecil untuk tempat bersantai, kuliner, dan toilet.
Dulu, Tukad Bindu taka da bedanya dengan tukad-tukad yang lain. Namun, pada tahun 2023, masyarakat setempat memiliki kesadara dan mulai membersihkan tukad itu dari sampah, utamanya sampah plastic. Bantara sungai ditata dengan tumbuhan local bertuah, warung-warung tempat menjual makanan ringa dan minuman dikelola masyarkat setempat.
Semangat untuk menciptakan lingkungan tukad bersih dan asri, juga dipengaruhi oleh filosofi kepercayaan masyarakat Bali yang menempatkan air sebagai unsur sentral dalam berbagai ritual keagamaan. Sungai dianggap sebagai tempat suci yang sering digunakan untuk upacara penyucian, khususnya menjelang hari raya. [B/darma]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali