Selamat Jalan Pendongeng Anak Bali, I Gede Tarmada

 Selamat Jalan Pendongeng Anak Bali, I Gede Tarmada

I Gede Tarmada/Foto: ist

Masih terbayang semangatnya dalam membangkitkan karakter anak melalui “maplayanan” (permainan rakyat). Rasa sabar yang ada, membuat anak-anak bergembira melakukan permainan tradisional, hingga serius mendengarkan dongeng penuh pendidikan karaker itu.

Kini semua itu tinggal kenangan. Selamat jalan, I Gede Tarmada. Bersama spiritmu, dunia permainan rakyat dan dongeng anak Bali akan semakin berkibar. Memikat anak-anak untuk semakin mencintai warisan budaya adi luhung itu.

I Gede Tarmada merupakan sosok pria yang penuh semangat dan sabar dalam mengenalkan anak-anak permainan rakyat sambil bercerita. “I Gede Tarmada telah berpulang,” kata Ni Luh Putu Dwipayanti, istri Alm di Rumah Duka Dharma Yadnya Denpasar, Minggu 1 Desember 2024.

I Gede Tarmada merupakan penerus maestro dongeng anak Bali, Made Taro yang juga ayah kandungnya. Tarmada meninggal pada, 27 November 2024 karena sakit, dan telah diabenpada Selasa, 3 Desember 2024 di Krematorium Santha Yana Cekomaria Denpasar.

Baca Juga:  Seniman Drama Gong Lawas Bakal Meriahkan PKB XLVI Tahun 2024

Tarmada meninggalkan istri dan dua anak, yaitu Gede Tarmanda Aditya Pratama dan Made Tarayana Amada Putra. “Saya merasa sedih kehilangan seorang sosok yang gigih memperkenalkan budaya permainan tradisional,” kata sahabatnya, Kadek Wahyudita.

I Gede Tarmada adalah penerus dari sang maestro Made Taro yang memiliki kegigihan dalam meneladani dan menyuarakan permainan tradisional melalui kegiatan- kegiatan seni, lomba bahkan aktif dalam berbagai diskusi.

Ia menjadi tutor yang sangat baik dan tak pernah mengenal lelah. Ketika masih muda, ia tak ingin melanjutkan profesi ayahnya sebagai pendongeng. Ia justru mencoba memperjuangkan hidup dibidang pariwisata, sebagai guide.

Profesi itu pun tak lama, karena ia sebagai wartawan freelend di media pariwisata di Bali Travel News, kelompok Media Bali Post. “Setelah pertanyaan tentang keberlanjutan Sanggar Kukuruyuk yang didirikan ayahnya, Tarmada perlahan membantu peran ayahnya,” ucapnya.

Baca Juga:  Mencari Solusi Olahraga Tradisional dan Permainan Rakyat yang Teramcam Ditinggalkan Anak-anak

Made Taro yang mulai uzur itu mendorongnya untuk tetap melanjutkan idealisme mengajarkan anak-anak permainan serta cerita-cerita local yang muali ditinggalkan. Ini memang ini bukan hal mudah baginya, namun tekadnya begitu kuat.

Tanpa waktu lama, ia mampu menyelami dunia permainan anak-anak dan mendongeng. “Saya mengenal Gede Tarmada sejak tahun 2014, saat Rare Bali Festival (RBF) yang pertama. Hubungan kami intens kembali setelah satu tahun terakhir ini,” ucapnya.

Menurutnya, satu hal yang tidak pernah ia lupakan dari sosok Tarmada, adalah setiap apa yang dia lakukan tidak pernah memikirkan honor. Dia melakukan dengan tulus iklas. Sebut saja, ketika bersama-sama dalam mensukseskan RBF 2024.

Wahyudita benar-benar merasakan kegigihan Made Tarmada bersama ayahnya memperjuangkan kehidupan dunia permainan anak. Pada saat RBF itu, Tarmada menjadi garda terdepan untuk menyukseskan kegiatan ini.

Baca Juga:  Galungan-Kuningan, Tradisi Ngelawang di Desa Adat Tegal, Masih Eksis

Termasuk pada saat shooting pembuatan video tutorial bermain permainan tradisional, menjadi juri, hingga mengurusi anak-anak sebagai peserta festival. Satu karya yang dia berhasil wujudkan atas dukungan ayahnya, yaitu karya ‘pompongan’ sebuah plalianan untuk anak-anak disabilitas.

“Saya cukup lega dengan hadirnya Tarmada sebagai pewaris yang mau melanjutkan Sanggar Kukuruyuk itu, namun kenyataan seperti ini. Kreativitasnya, mampu bahkan berhasil menjaga dan mengembangkan Sanggar Kukuruyuk, juga permainan rakyat dan dongeng,” ungkapnya.

Sanggar Kukuruyuk sebagai wadah dalam upaya melestarikan kebudayaan permainan rakyat Bali. “Sayang, Tuhan berkehendak lain. Justru yang saya harapkan melanjutkan tongkat estafet I Made Taro berpulang mendahului ayahnya,” ujar Wahyudita bersedih.

Tarmada adalah seorang yang ramah, bersahabat yang bergerak sebagai mentor dan motivator yang tidak pernah lelah memberikan sumbangsih demi pelestarian plalianan atau permainan rakyat, salah satu budaya untuk mendidik karakter anak itu.

Baca Juga:  Sekaa Palegongan Sekar Kumara Duta Denpasar Sajikan Pelagongan Klasik dan Kreasi Baru

“Semoga anak Made Tarmada yang pertama dan merupakan cucu Pekak Taro mau melanjutkan estafet ini. Sebelumnya, anak itu sudag biasa tampil bersama ayah dan kakeknya,” harap pria yang kerap menjadi Tim Kreatif PKB ini. [B/*/darma]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post