‘Tari Baris Jaka’ Desa Adat Kwanji Sempidi: Gambarkan Keperkasaan Prajurit ‘Satus Kwanji’, Dipentaskan dalam Upacara Keagamaan

 ‘Tari Baris Jaka’ Desa Adat Kwanji Sempidi: Gambarkan Keperkasaan Prajurit ‘Satus Kwanji’, Dipentaskan dalam Upacara Keagamaan

‘Tari Baris Jaka’ Desa Adat Kwanji Sempidi/Foto: Mariyana

DESA ADAT KWANJI Sempidi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali memiliki sebuah tari dalam kontek ritual. Namanya, Tari Baris Jaka yang berfungsi sebagai bentuk penghormatan, perlindungan, dan perayaan dalam berbagai konteks ritual dan adat di Desa Adat Kwanji.

Tari Baris Jaka, bahkan menjadi icon dan simbol Desa Kwanji Sempidi dengan berbagai makna di dalamnya. Tari ini ditata oleh I Putu Pradipta Utama dan I Nyoman Mariyana sebagai penata iringannya. Sementara penata kostum dipercayakan kepada I Putu Widia Antara.

“Tari Baris Jaka merupakan sebuah tarian yang melambangkan keperkasaan dan kepahlawanan para prajurit yang siap berperang. Tari ini secara khusus menggunakan Papah Jaka sebagai salah satu elemen penting dalam penampilannya,” kata Mariyana, belum lama ini.

Meski jenisnya sama, yakni sebuah tari baris, namun Tari Baris Jaka ini berbeda. Karya seni “Baris Jaka” ini sebagai perlambang pasukan “Satus Kwanji” yang siap “Ngabih” Ratu Gede Kawitan manakala “Ngunya Desa” dan menari setiap upacara piodalan di Pura Dalem Kwanji.

Baca Juga:  “Rta” Gambaran Toleransi di Bali, Goes to Galeri Indonesia Kaya Jakarta

Mariyana mengatakan, lahirlah karya seni “Baris Jaka” ini sebagai perlambang pasukan “Satus Kwanji” yang siap “Ngabih” Ratu Gede Kawitan manakala “Ngunya Desa” dan menari setiap upacara piodalan di Pura Dalem Kwanji.

Tari Baris Jaka memiliki pesan naratif yang ingin disampaikan kepada setiap lahirnya generasi Kwanji. “Melalui tarian ini, diharapkan ada pesan informasi dari kesejarahan Desa Kwanji yang disampaikan melalui karya seni (tari),” jelas Mariyana.

Pohon Jaka dalam ritual keagamaan Hindu Bali lebih dari sekadar pohon biasa. Pohon ini adalah simbol yang kaya akan makna spiritual dan budaya, serta melambangkan kehidupan, kekuatan spiritual, keseimbangan kosmis, penyucian, hubungan dengan leluhur, serta pelestarian tradisi.

“Penggunaan berbagai bagian dari pohon Jaka dalam upacara dan ritual mencerminkan keterkaitan yang mendalam antara manusia, alam, dan Tuhan, yang menjadi inti dari kehidupan spiritual masyarakat Bali,” papar seniman muda ini.

Baca Juga:  Rip Curl Gelar Eco Festival, Dibuka Beach Clean Up Ditutup Penampilan Tjok Bagus dan Navicula

Desa Adat Kwanji memiliki tradisi “Ngunya Desa” yang mempergunakan papah Jaka sebagai salah satu sarana upakara penting. Ngunya Desa, prosesi ritual mengusung Keris sebagai perlambang “Wit” asal mula Desa Kwanji yang bergelar Ratu Gede Kawitan “Dalem Kwanji”.

Proses ritual ini berkeliling desa dengan menghaturkan sesaji oleh umatnya yang dilakukan pada beberapa pelinggih yang ada di perempatan atau pertigaan jalan wewidangan (area) Desa Adat Kwanji.

“Tradisi Ngunya Desa ini digelar guna memohon kekuatan dan keberlindungan dari segala mala petaka serta terbebas dari sifat-sifat negative yang ada, sehingga tercipta keharmonisan bagi semua umatnya,” imbuhnya.

Sebagai bentuk persembahan dan sujud rasa penghormatan terhadap kekuatan Ratu Gede Kawitan, maka penting kirannya, Papah Jaka digunakan pada ritual itu ditarikan sebagai bentuk simbol bala pasukan “Satus Kwanji”, menelisik pada aspek kesejarahan Desa Adat Kwanji.

Baca Juga:  Ni Nyoman Tjandri Perkenalkan Arja Klasik Di Kalangan Milenial

Maka, terlahirlah tari baris yang melambangkan keperkasaan dan kepahlawanan para prajurit yang siap berperang. Tari Baris Jaka secara khusus menggunakan Papah Jaka sebagai salah satu elemen penting dalam penampilannya.

‘Tari Baris Jaka’ Desa Adat Kwanji Sempidi/Foto: Mariyana

Bersama penanggung jawab, Bendesa Adat Kwanji dan pengarah, Jro Mangku Dalem Kwanji Mariyana menjelaskan fungsi dan makna Tari Baris Jaka itu:

Sebagai Simbol Keperkasaan Prajurit, dimana Tari Baris Jaka melambangkan keperkasaan dan keberanian bala pasukan “Satus Kwanji”. Kata “baris” sendiri berarti barisan atau formasi prajurit, yang dalam tarian ini, para penari menggambarkan kesiapan dan semangat juang.

Sebagai Penghormatan kepada Alam, karena penggunaan Papah Jaka dalam Tari Baris Jaka, melambangkan penghormatan terhadap alam, khususnya pohon Jaka yang memiliki nilai sakral dalam kehidupan masyarakat Bali. Sementara daun Jaka yang digunakan, juga mencerminkan hubungan manusia dengan alam dan spiritualitas yang mendalam.

Baca Juga:  Komunitas Aghumi Jelajahi Museum Le Mayeur Melalui Seni Pertunjukan

Sebagai Spiritualitas dan Tradisi, sebab Tari Baris Jaka tidak hanya menggambarkan prajurit, tetapi juga mengandung unsur spiritualitas yang kuat, karena sering kali dipersembahkan dalam upacara keagamaan atau acara adat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan Ratu Gede Kawitan-Dalem Kwanji.

Tari Baris Jaka terdiri dari empat bagian, yaitu Pepeson, Pengawak, Pengecet, dan Pekaad. Para penari berjumlah 11 penari sebagai perlambang kekuatan semesta. Menggunakan vokal sebagai penguat kesan dan pesan yang ingin disampaikan.

Para penari mengenakan kostum tari Baris yang didisain dengan gaya “bebarisan” yang khas, dengan balutan warna poleng (hitam-putih) sebagai identitas warna “Ratu Gede Kawitan”. Gerak tari dalam Tari Baris Jaka mencerminkan gerakan prajurit yang gagah dan penuh semangat.

Gerakan-gerakan ini terdiri dari langkah-langkah yang tegas, gerakan tangan yang dinamis, serta ekspresi wajah yang serius dan penuh konsentrasi. Setiap gerakan memiliki makna simbolis yang mendalam, mencerminkan kesiapan dan keberanian prajurit.

Baca Juga:  1.100 Penari Menari Tari Sekar Jempiring Peringati Hari Tari Sedunia di Kota Denpasar

Properti tarian menggunakan Papah Jaka sebagai simbol “senjata”. Papah Jaka yang digunakan dalam Tari Baris Jaka, tidak hanya sebagai elemen dekoratif tetapi juga mengandung makna spiritual dan simbolis, mengingat pentingnya daun lontar dalam tradisi dan budaya Bali.

Salah satu penari membawa senjata kober berlukiskan Hanoman sebagai bentuk kekuatan Ratu Gede Kawitan yang diusung oleh krama Desa Adat Kwanji.

Iringan Tari Baris Jaka diiringi oleh gamelan Gong Kebyar sesuai dengan kesan yang diinginkan. Muikalnya diciptakan guna memberikan suasana yang heroik dan mendukung dinamika gerakan tari dengan irama yang enerjik dan ritmis, menggambarkan semangat prajurit penuh daya juang.

“Proses penciptaan iringan ini hanya berlangsung 8 kali pertemuan bersama sekaa Gong Anak-Anak Semara Winangun Desa Adat Kwanji Sempidi,” ucap Maryana dan dibenarkan oleh Pradipta Utama yang menggarap gerak tarinya.

Baca Juga:  Parade Lagu Daerah Bali Isian PKB Paling Digemari

Tari Baris Jaka hanya dipentaskan dalam konteks upacara keagamaan, seperti odalan atau upacara besar lainnya. Dalam konteks ini, maka tarian ini berfungsi sebagai persembahan kepada dewa-dewi dan leluhur, serta untuk memohon perlindungan, keselamatan, dan kesejahteraan.

“Tari Baris Jaka adalah tarian yang menggambarkan keperkasaan prajurit “Satus Kwanji” sebagai perlambang ketulusan leluhur Kwanji dalam pengabdiannya kepada yang di Puja,” kanjut Mariyana.

Maryana kemudian menegaskan, tarian ini tidak hanya menjadi bagian dari kekayaan budaya lokal, akan tetapi juga mengandung makna spiritual yang mendalam, mencerminkan hubungan yang erat antara manusia, alam, dan kekuatan Hyang Widhi. [B/*/darma]

Related post