Kolaborasi The Apurva Kempinski Bali dan Indra Lesmana Luncurkan ‘Swara Apurwa’

 Kolaborasi The Apurva Kempinski Bali dan Indra Lesmana Luncurkan ‘Swara Apurwa’

Kolaborasi The Apurva Kempinski Bali dan Indra Lesmana Luncurkan ‘Swara Apurwa’/Foto: puspa

MENYAKSIKAN karya musik bertajuk “Swara Apurwa”, seperti mengunjungi sebuah pameran lukis modern atau kontemporer. Sebab, pengunjung diberikan kebebasan menafsirkan maksud ataupun makna dari setiap karya yang disajikan. Tentu, membutuhkan sebuah kepekaan juga rasa.

Itulah Mahakarya Musik dari Maestro Indra Lesmana yang disajikan di Pendopo Loby The Apurva Kempinski Bali, Jumat 25 April 2025. Karya “Swara Apurva” ini bertemakan Dewata Nawa Sanga, yaitu 9 penjuru mata angin, yang mengangkat dari kearipan local Bali.

Karya “Swara Apurwa” merupakan kolaborasi Maestro Indra Lesmana dan The Apurva Kempinski Bali sebagai rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-6 The Apurva Kempinski Bali, serta kampanye Powerful Indonesia to the World 2025.

Sore yang semakin gelap, area Pendopo Loby penuh dengan undangan juga wisatawan. Ramah pekerja hotel menawarkan minuman juga makanan kepada setiap yang hadir. Tempat duduk yang disiapkan mulai penuh. Beberapa diantaranya ada yang berdiri sambil menikmati minuman.

Baca Juga:  Pertarungan Muay Thai Kelas Amatir untuk Atlet Berbakat Pra Pon

Suasana kemudian senyap, lalu muncul penari wanita dengan busana klasik dan menarik dari arah samping stage. Sembilan gadis menari lembut dengan melakukan gerak dengan symbol dan makna mendalam. Berbusana kain songket khas Bali, dengan hiasan kepala bunga berpadu janur.

Sembilan gadis menari menggambarkan Dewata Nawa Sanga/Foto: puspa

Sembilan penari ini menggambarkan Dewata Nawa Sanga yang menggambarkan sembilan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang mengawasi dan menjaga sembilan penjuru mata angin. Makna tersebut ditegaskan dengan senjata yang ditarikan masing-masing penari.

Ketika para penari hilang, berlanjut suara musik secara pelan yang mengundang tepuk tangan para tamu. Nada yang dimainkan terasa khas yang memunculkan suasana agung, dan jika diresapi secara dalam tubuh terasa lebih ringan, damai dan khusuk.

“Dalam karya ini, saya mengeksplorasi perjalanan spiritual melalui musikalitas, menciptakan suara-suara yang tak hanya menggugah emosi, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai budaya dan spiritual,” kata Indra Lesmana saat konferensi pers beberapa menit sebelum pentas.

Baca Juga:  Penglipuran Village Festival Ke-8 Sajikan Lomba dan Parade Kearifan Lokal

Swara Apurwa ini menampilkan berbagai instrumen tradisional dari, seperti Gamelan, Rindik, Jegog, Sasando, Sapek (alat musik kalimantan), Kendang, Suling, Nakun Tapanuli (Sumatera Utara), Kecapi, angklung, taganing dan sebagainya, dipadukan dengan Piano dan Strings quartet.

Alat musik itu, dipadu pula dengan genta, uter, tembang dan mantra-mantra klasik yang selalu ada pada bagian akhir dalam karya musik itu.

Saat itu, Indra Lesmana didukung musisi dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Ida Bagus Putu Brahmanta (drummer), Ida Bagus Indra Gupta (contrabass), Ida Bagus Byomantara (mantra), Emon Subandi (kendang), Ida Ayu Mang Ana (kidung) dan Wan Setiawan (sampek).

Indra Lesmana mengatakan, karya terbaru bertajuk “Swara Apurva” ini terdiri dari 9 komposisi yang bertemakan 9 penjuru mata angin, yaitu Dewata Nawa Sanga. Dari 9 komposisi itu masing-masing terinspirasi dari sembilan arah mata angin dalam kepercayaan Bali kuno itu.

Baca Juga:  Sanggar Pondok Seni Mi La Gelar Pentas Musik di Fashion Hotel Legian

Malam itu, Indra Lesmana hanya menampilkan tiga karya, dan berharap bisa menampilkan keseluruhan karya Swara Apurva dalam sebuah konser khusus di masa depan. Saat ini, Swara Apurva hanya bisa dinikmati di area resor Apurva Kempinski Bali, dari lobby hingga ke kamar tamu.

“Dalam karya ini, saya mengeksplorasi perjalanan spiritual melalui musikalitas, menciptakan suara-suara yang tak hanya menggugah emosi, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai budaya dan spiritual,” kata musisi dan komposer legendaris Indra Lesmana ini.

Menurutnya, proses yang dilakukan dengan mencoba merasakan sembilan cardinal points, sembilan penjuru mata angin menurut kepercayaan masyarakat Hindu di Bali. Dalam karya ini, Indra lesman memulai dari arah timur, seperti kebiasaan orang Bali.

“Saya memulai komposisi dari Dewa Iswara, penjaga arah timur. Ini mencerminkan permulaan hari di Bali, bukan pada tengah malam atau pada pukul 12 malam, seperti pada umumnya, tetapi dimulai pukul 6 pagi,” sebutnya.

Baca Juga:  Tjok Bagus Konser dan Peluncuran Video Klip “Ya Sudahlah”

PR & Marketing Manager, Charles Octorianto Seran mengatakan, Swara Apurva diharapkan bisa menjadi simbol kebudayaan Indonesia dan menjadi inspirasi bagi generasi muda.

“Kami berharap Swara Apurva dapat menjadi ikon dan pionir dalam mendukung pelestarian budaya Indonesia, terutama di tengah generasi yang mulai melupakan akar budayanya.

Peluncuran Swara Apurva menjadi penegasan posisi Apurva Kempinski Bali sebagai pelopor dalam merayakan kekayaan budaya Indonesia lewat pendekatan yang otentik dan berkelas. “Kami ingin menanamkan kembali rasa cinta terhadap budaya bangsa melalui musik,” tutup Charles. [B/puspa]

Related post