Pameran ‘Reflection’ di Santrian Art Gallery Sanur, Memikat Wisatawan

 Pameran ‘Reflection’ di Santrian Art Gallery Sanur, Memikat Wisatawan

Wisman terpikat pameran ‘Reflection’ di Santrian Art Gallery Sanur/Foto: darma

PAMERAN seni rupa bertajuk ‘Reflection’ di Santrian Art Gallery Sanur menarik perhatian Wisatawan Mancanegara (Wisman). Setelah pameran itu dibuka oleh Winnie Yamashita Rolindrawan, seorang pengacara dan pecinta seni, pengunjung langsung ke ruangan gallery.

Pameran yang dimulai, Jumat 9 Mei 2025 itu menampilkan 34 karya seni rupa merupakan hasil karya dari 9 perupa asal Yogyakarta. Masing-masing perupa memajang 2 karya berukuran besar, juga karya berukuran kecil. Selain itu, juga menampilkan karya seni tiga dimensi yang kreatif.

Pengunjung yang didominasi oleh para perupa, seniman, dan masyarakat pecinta seni itu, seakan tak sabar ingin menyaksikan karya-karya seni baru dengan berbagai aliran. Sebab, perupa yang memajang hasil karyanya di pertengahan tahun 2025 ini adalah 9 perupa asal Yogyakarta.

Sepasang wisman kemudian hadir. Mereka menanyakan, apakah dirinya boleh masuk ruangan? Pekerja hotel kemudian mempersilahkan, sehingga merekapun bergegas ke ruang gallery. Di dalam pameran itu, ternyata sudah banyak bule berbaur dengan pengunjung lokal.

Baca Juga:  De Ama Rilis Lagu “Bagia Selantang Yusa”, Ini Pesan Ayah Kepada Anak

Perupa yang memajang karyanya itu, yaitu A. Priyanto ‘Omplong’, Agung ‘Pekik’ Hanafi Purboaji, Dedy Sufriadi, Robi Fathoni, Deskhairi, Yudi Sulistyo, Hayatuddin, Hono Sun, Riki Antoni, Robi Fathoni dan Yudi Sulistyo. Pameran ini dikuratori oleh Dedi Yuniarto.

Pameran ‘Reflection’ di Santrian Art Gallery Sanur/Foto: darma

“Kami mempersiapkan materi pameran dengan tema besar “reflection” (refleksi) ini sejak akhir tahun 2021. Adapun, refleksi yang kami maksudkan mencakup dua hal utama; pertama, refleksi dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri atau intrapersonal,” ucap Dedi Yuniarto.

Materi yang disajikan di Santrian Art Gallery ini merupakan ide refleksi yang kedua, yakni dalam hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya. “Pameran ini kami beri tajuk “Reflection”,” terangnya.

Refleksi pertama, dalam pameran “Hic et Nunc / Here and Now” pada 4 Oktober – 4 November 2023 di Bottega & Artisan, Alam Sutera-Tangerang. Sebagai kehidupan yang dibimbing melalui olah refleksi menyadari sepenuhnya dan fokus akan di mana dan bagaimana diri kita saat ini (hic et nunc atau here and now).

Baca Juga:  Ubud dan Berawa, Dua Lokasi Baru Rip Curl di Tengah Kawasan Pariwisata

Dedi Yuniato menambahkan, tidak ada satu kata yang secara spesifik dapat menjelaskan makna dalam konteks ini. “Maka kami merangkai tiga kata, yakni: “cerminan”, “lantunan” (dialektika), dan “pemikiran”, yang ketiganya saling melengkapi,” lanjutnya.

Manusia adalah cerminan dari eksistensi alam itu sendiri, sebab dari 118 elemen di bumi, sebanyak 21 elemen diantaranya terkandung di dalam tubuh manusia. Alam tidak semata material sebab di dalamnya terkandung aspek-aspek spiritual.

Selama tubuh material manusia berinteraksi dengan tanah, air, udara, dan matahari, selama itu pula jiwa manusia mengalir meresapi alam semesta. Hilangnya nilai-nilai spiritual dan ilahiah pada diri manusia, berarti hilang pula hakikat alam semesta.

Hilang pula makna filosofis dan religius dari diri manusia dalam menjaga keseimbangan dialektis (lantunan) antara dirinya, Tuhan, dan alam semesta. Maka selanjutnya muncul berbagai pemikiran (diskursus) dalam rangka manusia menghayati keberadaannya di tengah-tengah alam semesta itu.

Baca Juga:  Pemudi Canthi Kumara Kekeran Belajar Merangkai Bunga

Pameran seni rupa kolaborasi antara Santrian Art Gallery dengan Jago Tarung Yogyakarta ini akan berlangsung selama 2 (dua) bulan ini, dan akan ditutup dengan program peluncuran (launching) buku berjudul sama dengan tema pameran. [B/darma]

Related post