Pameran ‘Garis, Warna dan Ruang’: Tien Hong Hadirkan Kesegaran, Energi dan Konsepsi Harmoni

 Pameran ‘Garis, Warna dan Ruang’: Tien Hong Hadirkan Kesegaran, Energi dan Konsepsi Harmoni

Tien Hong gelar pameran tunggal di Santrian Art Gallery/Foto: darma

PERUPA asal Kintamani, Tien Hong menggelar pameran bertajuk “Garis, Warna dan Ruang” di Santrian Art Gallery, Sanur. Dalam pameran tunggal itu, Tien Hong menghadirkan kesegaran, energi dan konsepsi tentang harmoni yang relevan dengan kehidupan hari ini.

Pameran dibuka oleh seniman kenamaan Bali, Made Djirna didampingi Made ‘Dolar’ Astawa mewakili Santrian Art Gallery ditandai pengguntingan pita, Jumat 19 September 2025. Pameran ini memberikan bagi penikmat seni menyimak karya-karya baru, hingga 30 Oktober 2025.

Karya seni itu dipajang di areal dalam gallery dan beberapa di bagian luar dengan dilengkapi lampu spot kecil yang terang. Para seniman utamanya perupa dan pecinta seni lukis, tentu tidak akan canggung menikmati setiap garis dan warna dalam setiap karya itu.

Namun, bagi mereka yang tak begitu faham membaca karya seni abstrak, mungkin hanya sekedar lewat saja. Walau demikian, mereka tetap mencoba menggambarkan setiap warna, garus dan ruang yang ada.

Baca Juga:  Paguyuban Drama Gong Lawas Siapkan ‘Sanan Tuak’ Pentas di PKB XLVII

Made Djirna, saat membuka pameran itu dengan mudah membaca karya lukis dalam pameran itu. Hari ini, saat pameran tunggal “Garis, Warna dan Ruang” dibuka menjadi hari-hari yang ditunggu oleh Tien Hong.

Ia dan Tien Hong memiliki pengalaman yang sejalan, yakni suka blusukan di kebun, sungai, sawah dan di tempat-tempat sepi. Namun, paling tenang ketika Tien Hong membawakan madu. Perjalanan itu sangat luar biasa.

“Itu karena Tien Hong mampu memanajeman situasi di desa dan memanfaatkan apa yang ada disekitarnya, lalu berjalan ke kota menghimpun seniman, membuat karya dan berpameran. Tien Hong itu berproses panjang, hingga melahirkan karya dan berpameran,” katanya.

Tien Hong gelar pameran tunggal di Santrian Art Gallery/Foto: darma

Pameran tunggal ini paling penting dalam perjalananya. Tien Hong menampilkan karya yang belum pernah diperlihatkan sebelumnya, yang membuatnya menjadi luar biasa. Perjalanannya dari desa ke kota, maka hari itu adalah hidupnya.

Baca Juga:  Puisi Bali Modern Cenderung Menggurui: Dari ‘Ngortaang Buku #2’ di Bulan Bahasa Bali VII

“Mudah-mudahan pemeran ini sebagai tonggak untuk lebih terhubung, terpikir dan jalan lebih mikmat dalam hidup. Pameran ini akan memberi inspirasi dan pandangan baru ke depannya,” paparnya.

Made ‘Dolar’ Astawa mentatakan, pameran ini bukan sekadar memperlihatkan karya-karya abstrak yang indah dipandang, tetapi juga mengajak kita masuk ke dalam ruang batin senimannya.

Itu, sebuah perjalanan dan eksplorasi artistik yang lahir dari perjumpaan intim dengan alam dan kemudian diolah menjadi seni abstrak yang berkonsep pada harmoni atas elemen dasar seni lukis atau nirmana yakni; garis, warna, dan ruang.

Sebagai galeri yang sejak lama berkomitmen menghadirkan karya-karya mutakhir para seniman atau pelaku seni rupa Bali, dipercaya bahwa karya Tien Hong menawarkan lebih dari sekadar estetika visual.

Baca Juga:  ‘Pewaris Jagat Bali’: Lagu Wajib Peserta Lomba Gending Rare Bulan Bahasa Bali VII

“Kami menyambut Tien Hong atas dedikasi dan eksplorasi artistiknya sebagai perupa untuk mempersembahkan karya-karyanya di Santrian Art Gallery Sanur ke hadapan publik seni rupa,” ucap Dolar serius.

Kurator, I Made Susanta Dwitanaya mengatakan, pameran Garis, Warna dan Ruang ini menjadi moment special bagi Tien Hong karena menjadi pameran tunggal pertama dari sekian lama melukis. Sejak awal, lukisan Tien Hong sudah abstrak.

Terutama pada masa kuliah. Maklum, pada masa kuliah, Tien Hong tertarik pada mata kuliah Nirmana, kuliah dasar dalam bidang seni dan desain yang mengajarkan untuk mengolah dan menyusun unsur-unsur visual dasar berdasarkan prinsip-prinsip keseimbangan dan harmoni.

Tien Hong juga sangat dekat dengan alam, pohon, binatang, manusia. Ia bahkan sering mengirim foto ketika berada di hutan, di sungai dan kegiatan lain yang berhubungan dengan alam. Itu membuktikan, ia begitu dekat dengan alam, tetapi tak melahirkan kehidupan dalam karyanya.

Baca Juga:  Pameran ‘Reflection’ di Santrian Art Gallery Sanur, Memikat Wisatawan

“Tien Hong lebih banyak menyerap perasaan-perasaan dalam karyanya, lalu menterjemahkan dalam seni. Apa yang dia cari dan didapat dari alam, adalah harmonisasi dan keseimbangan di tengah rutinitas dan keseharian hidup yang terkadang membawa kejenuhan,” sebutnya.

Kembali ke alam, menjadi pilihan bagi sebagian orang untuk menemukan ruang jeda itu. Tien Hong memilih berjalan di antara rimbun pepohonan, di sela-sela lebat dedaunan, atau mendaki terjal perbukitan, atau menuruni curam lembah, ketika kejenuhan dan ritme kerja di studio melanda.

Ketika kembali ke studio, yang ia bawa adalah nuansa, ritme, dan gairah artistik tak kasatmata yang memantiknya melukis kembali. “Tetapi ia tidak datang untuk menghafal bentuk dedaunan, atau mengabadikan lengkung horizon di kanvasnya atau menyalin panorama alam ke dalam bidang kanvas,” bebernya.

Tien Hong menghadirkan kesegaran, energi, dan konsepsi tentang harmoni yang relevan dengan kehidupan kita hari ini, dimana setiap orang membutuhkan ruang jeda dan ketenangan secara batiniah.

Baca Juga:  PKB XLVI Ditarget Pengunjung 1.8 Juta, Sekaa Kesenian Wajib Tandatangai Pakta Integritas Sampah

Karya-karya itu, tidak merepresentasikan objek atau subjek dari dunia nyata. Karena itu, jika ingin menikmati karya seni itu lebih menekankan pada kemampuan pikiran akan menciptakan gambaran sendiri.

“Gagasan mengadakan pameran solo ini berkat dorongan teman-temannya. Sebelumnya, saya sudah pernah beberapa kali mengikuti pameran berkelompok, baik di Bali maupun luar Bali,” kata Tien Hong asal Kintamani ini bahagia.

Seluruh karya lukis yang dipamerkan itu oleh Tien Hong yang alumnus Instiut Seni Indonesia (ISI) Bali tahun 2005 itu pengunjung tidak akan melihat bunga, manusia, binatang, tanah longsor, kritik social, sampah atau pesan lainnya.

Itu karena Tien Hong menggarap dari elemen-elemen penting dalam seni rupa itu, yakni garis, sehingga mengajak pengunjung memiliki kemampuan pikiran untuk membentuk atau menciptakan gambaran, ide, atau konsep mental yang tidak selalu ada dalam kenyataan.

Baca Juga:  Made Dolar Astawa Pamerkan ‘Layers Dimensions’ di Santrian Art Gallery

“Karya ini murni menyusun warna agar kelihatan harmonis dan hasilnya bisa membuat orang nyaman, tenang dan senang melihatnya. Karya ini ada dari periode sebelumnya, yakni karya tahun 2003 dan 2004. Jadi, tidak ada maksud khusus dari tema tersebut,” sebut Tien Hong. [B/darma]

Related post