Sekaa Gong Legendaris Kesuma Tirta: Berdiri pada 1974, Seni Pendukung Parikrama Adat dan Agama

 Sekaa Gong Legendaris Kesuma Tirta: Berdiri pada 1974, Seni Pendukung Parikrama Adat dan Agama

Baris Tamiang disajikan Sekaa Gong Legendaris Kesuma Tirta Gianyar/Foto: ist

INI yang menarik dari Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47. Para penabuh lawas asal Kabupaten Gianyar tampil menawan pada Parade Gong Kebyar Legendaris di Panggung Terbuka Ardha Candra, Sabtu 28 Juni 2025.

Kabupaten Gianyar yang diwakili Sekaa Gong Kesuma Tirta Banjar Kawan Tampaksiring tampil begitu menawan di hadapan sekaa Gong Taruna Jaya Banjar Lambing Badung dan Sekaa Gong Kebyar Giri Kusuma Banjar Kawanan Bontihing Buleleng.

Sekaa Gong Tirta Kusuma yang berada di sisi kiri Panggung Ardha Candra, mempersembahkan tabuh lelambatan Darma Raksata Raksita yang dapat diartikan sebagai kebenaran yang dilindungi dan dijaga.

Tabuh Lelambatan “Darma Raksata Raksita” menjadi persembahan pertama. Darma Rakasata Raksita dapat diartikan sebagai kebenaran yang dilindungi dan dijaga. Dalam karya ini memiliki pesan bahwa seni perlu dilindungi dan dijaga, sesuai dengan semboyan Kabupaten Gianyar.

Baca Juga:  Mengenang Maestro Guru Tari Legong Peliatan ‘Gusti Biang Sengog’ Melalui Lokakarya di Ajang PKB

Karya ini dibuat oleh Alm. I Ketut Dibya Guna dan tercipta pada tahun 1978, serta dipentaskan pertama kali pada ajang festival gong kebyar serangkaian Pesta Kesenian Bali tahun 1978.

Baris Tamiang, sajian kedua. Tari ini, menurut babad Bali merupakan tarian pasukan perang. Tampaksiring merupakan salah satu desa, yang kaya akan beraneka ragam tari baris saral, diantaranya Tari Baris Tombak, Tari Baris Bedil, Tari Baris Pendet, Tari Baris Jangkrang.

Termasuk Tari Baris Jojor, Tari Baris Dapdap, Tari Baris Lencang-Lencung, Tari Baris Tamiang dan masih ada banyak macam-macam tari baris saral lainnya. Tari Baris Tamiang merupakan salah satu contoh tari baris sacral, yang di pentaskan pada saat upacara besar.

Duta Gong Legendaris Kabupaten Gianyar juga menampilkan Tari Baris Tamiang yang merupakan salah satu tari baris sakral, yang sering dipentaskan pada saat upacara besar yang ada di wilayah Tampaksiring.

Baca Juga:  Sekaa Gong Abdi Budaya Banjar Anyar, Legendaris Dari Tabanan Tampil di PKB XLIV

Tari Baris Tamiang merupakan tari baris melampahan, yang menceritakan tentang kegagahan Abimanyu menembus Cakrabiyuha saat menghadapi pasukan dari narayani yang berada di pihak Korawa.

Dengan kegagahan dan pengorbanannya akhirnya Cakrabiyuha bisa ditembus dan pihak Pandawa dapat terselamatkan dari kekalahan.

Seperti halnya pengorbanan Abimanyu, merupakan salah satu bentuk yadnya mulia demi tegaknya kebenaran di muka bumi ini. Sehingga seisi bumi kembali menjadi aman, damai dan sejahtera dalam artian lain disebut Jagat Kerthi Loka Hita Samudya, harmoni semesta raya.

Kemudian Tabuh Kreasi “Jagra Kasturi” yang dibuat pada tahun 1974 oleh Alm. I Ketut Dibya Guna untuk misi kesenian ke Osaka Jepang yang mementaskan beberapa kesenian Bali salah satunya karya Jagra Kasturi, serta dibawakan oleh Sekeaa Gong Kesuma Tirta.

Berdiri pada tahun 1974

Sekaa Gong Legendaris Kesuma Tirta Banjar Kawan Tampaksiring, berdiri pada tahun 1974, Sekaa gong ini perlahan mengikat niat bersama, menabur sewaka nada sebagai sebuah yadnya seni pendukung parikrama adat dan agama hingga berhasil menuai kegemilangan.

Baca Juga:  ‘Tribute to Cok Sawitri’ di Singaraja Literary Festival: Menumbuhkan Generasi Keberlanjutan dari Pemikiran-pemikiran Cok Sawitri

Tepatnya pada ajang festival Gong Kebyar Duta Kabupaten Gianyar tahun 1978 serangkaian Pesta Kesenian Bali. Kesuma Tirta, tidak sekedar nama sekaa gong yang berdiri untuk sebuah dedikasi, tetapi lebih kepada filosofi frasa Kesuma Tirta yang nonpredikatif.

Hal itu mengandung makna Keharuman Air Suci. Dalam hal ini merujuk pada air suci Tirta Empul dan presada nama-nama raja besar peletak dasar lahirnya kerajaan Bali Kuno di Tampaksiring.

Secara leksikal Kesuma berarti kusuma atau bunga atau pahlawan, dan Tirta berarti air atau air suci. Jadi Kesuma Tirta terlahir untuk sebuah persembahan bagi kesucian dan kebesaran Tampaksiring di masa lalu, dan kilaunya masih bersinar sampai saat ini.

Tokoh yang berpengaruh dibalik berdirinya sekeha gong Kesuma Tirta ialah Alm. I Ketut Dibya Guna lahir di Banjar Kawan Tampaksiring pada tahun 1939 dan beliau merupakan seorang seniman multitalenta.

Baca Juga:  Sayang Kepada Orang Tua, Putu Diky Wahyu Arjaya Garap “Tresna Sih Rupaka”. Ujian Sarjana ISI Denpasar

Ia memulai belajar menari pada tahun 1942 serta belajar mengenai gambelan pada tahun1950. Setelah dianggap bisa oleh masyarakat umum, lantas beliau mencoba mengajar yang sesuai dengan kemampuan beliau di Banjar Penempahan pada tahun 1955.

Setelah itu pindah ke Banjar Telepud Desa Sebatu pada tahun 1957. Pada tahun 1960 mengajar tari dan gambelan di Banjar Tuwed Negara, tahun 1962 mengajar tari dan gambelan di Jakarta. Pada tahun 1964 mengajar di Banjar Juuk Bali, Kabupaten Bangli.

Tahun 1966 di Banjar Kalangayar dan Banjar Apuan Bangli. Pada tahun 1967 di Banjar Asah Duren Negara. Pada tahun 1968 di Banjar Sulanyah Seririt, Singaraja. Tahun 1969 di Banjar Tunju, Singaraja. Tahun 1970 – 1971 mengajar di Desa Munduk dan Desa Lemukih, Singaraja.

Dalam konteks karya seni memiliki pesan bahwa seni perlu dilindungi dan dijaga, sesuai dengan semboyan Kabupaten Gianyar. “Karya yang ditampilkan Sekaa Gong Tirta Kusuma dibuat oleh Alm. I Ketut Dibya Guna,” kata Kadis Kebudayaan Gianyar Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu.

Baca Juga:  Giliran Gong Legendaris Tampil, Pentonon dan Seniman Sama-sama Terobati di PKB

Karya itu tercipta pada tahun 1978 serta dipentaskan pertama kali pada ajang festival gong kebyar serangkaian Pesta Kesenian Bali tahun 1978. Alm. Ketut Dibya Guna merupakan warga Banjar Kawan Tampaksiring yang lahir tahun 1939 dan merupakan seniman multitalenta.

Alm. Dibya Guna memulai belajar menari pada tahun 1942 serta belajar mengenai gambelan pada tahun1950 hingga akhirnya dipercaya untuk mengajar tabuh mulai tahun 1955. “Almarhum merupakan pelatih tabuh yang sudah melatih di berbagai desa di Bali,” sebutnya.

Sebagai pelatih handal, ia tidak hanya di Gianyar saja, tapi sudah ke Bangli, Buleleng, Jembrana bahkan mengajar di Jakarta. “Salah satu karya beliau dipentaskan tahun 1978 saat pesta Kesenian Bali bersama Sekaa Gong Tirta Kusuma yang didirikannya,” tutur Cok Trisnu.

Sekaa Gong Tirta Kusuma Banjar Kawan Tampaksiring juga membawakan karya Alm. I Ketut Dibya Guna lainnya, seperti Tabuh Kreasi Jagra Kasturi yang dibuat pada tahun 1974.

Baca Juga:  Tampil di Bulan Bahasa Bali V, Teater Jineng Sajikan Kisah “Ketut Garing” di Kedungu

“Selain Tabuh LeIambatan Darma Raksata Raksita juga ditampilkan karya Alm. I Ketut Dibya Guna yang dibuat Tahun 1974 untuk misi kesenian ke Osaka Jepang yang mementaskan beberapa kesenian Bali salah satunya karya Jagra Kasturi,” ceritanya.

Pemerintah Kanbupaten (Pemkab) Kabupaten Gianyar melalui Dinas Kebudayaan berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi Sekaa Gong Kesuma Tirta dalam setiap langkah mereka.

“Kami yakin, dengan semangat yang tak pernah padam, mereka akan terus menjadi inspirasi bagi generasi muda, menjaga keharuman budaya Tampaksiring, dan menegaskan posisi Gianyar sebagai jantung seni budaya Bali,” pungkas Cok Trisnu. [B/sana]

Related post