Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk Pentaskan Karya Maestro I Wayan Begeg di PKB Ke-47

 Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk Pentaskan Karya Maestro I Wayan Begeg di PKB Ke-47

Tari Pendet Pangkung/Foto: tim kreatif PKB

REKASEDANA (pergelaran) Pemuliaan Karya Maestro I Wayan Begeg yang disajikan oleh Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk, Banjar Tunjuk Kaja, Desa Tunjuk, Kabupaten Tabanan dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, Selasa 8 Juli 2025 menjadi sangat special.

Sebab, sekaa gong yang berdiri tahun 1968 yang didukung oleh penabuh generasi ketiga, keempat dan kelima ini menampilkan karya-karya Maestro I Wayan Begeg atau biasa disapa Bapa Begeg di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali.

“Sesuai dengan isian program PKB ke-47 sore hari ini, yakni Pemuliaan Karya Maestro Bapa Begeg maka kami Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk membawakan tabuh karya Bapa Begeg, Maestro dari Banjar Pangkung, Tabanan,” kata Pembina, I Made Arnawa, SSKar., M.Sn.

Sekaa gong yang melibatkan 27 penabuh dan 13 penari serta seorang pembina itu menampilkan 5 garapan seni yang terdiri dari 2 komposisi karawitan dan 3 garapan tari. Malam itu, Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk mengawali dengan persembahan Gending Gambang Misagagang.

Baca Juga:  Menbud Fadli Zon Apresiasi Balinale, Merayakan Keunggulan Sinematik Diikuti 72 Film dari 32 Negara

Wujud Gending Gambang Misagagang ini adalah gending pembukaan yang diciptakan oleh I Wayan Begeg tahun 1956, ketika Sekaa Gong Pangkung Tirta Kentjana (dibaca Kencana) Banjar Pangkung untuk lawatan ke luar negeri.

“Komposisi gending bentuknya sebagai perpaduan dari gending kebyar dan gending gambang yang dikemas manis, dan dalam sajiannya diawali dengan kebyar kemudian disambung kebagian gambang,” ungkap Made Arnawa.

Menurutnya, dalam karya Gending Gambang Misagagang ini, Bapa Begeg menggabungkan kekebyaran dengan gending-gending gambang, sehingga unsur kekebyaran ada dan teknik permainan musik juga tampak kental,” kata Made Arnawa yang juga Perbekel Desa Tunjuk itu.

Penonton kemudian tertegun menyaksikan Tari Pendet Pangkung yang memang sangat khas. Pendet Pangkung ini merupakan tari penyambutan yang ditarikan secara kelompok dengan pakemnya diadopsi dari tari pependetan sakral.

Baca Juga:  Festival The (Famous) Squatting Dance: Merayakan Marya. Membaca Ulang dan Membangun Arsip Maestro I Mario

Para penari menghadirkan sembah bhakti dan menaburkan bunga warna-warni sebagai ucapan selamat datang kepada para tamu. Gending dan tarinya diciptakan oleh I Wayan Begeg tahun 1942 untuk memenuhi undangan dari Pemerintah Jepang dalam rangkaian acara peringatan hari besar negara Jepang di Betawi (Jakarta kini).

Penonton kemudian terdiam ketika sajian Tari Kebyar Duduk. Sepintas pola iringannya tampak biasa, tetapi sesungguhnya ada yang beda. “Bantang gendingnya sama antara Kebyar Duduk sekarang dengan dulu, hanya saja olahan-olahannya ada perbedaan,” terang Arnawa.

Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk/Foto: tim kretif PKB

Tari Kebyar Duduk merupakan ciptaan dari I Ketut Mario dari Tabanan tahun 1925. Tari ini disebut kebyar duduk oleh karena sebagian besar gerak tarinya dilakukan dalam posisi duduk dengan kaki menyilang.

Tari Kebyar Duduk mengambarkan kemahiran seorang pemuda yang menari dengan lincahnya dengan posisi duduk. Diciptakan tahun 1925 oleh I Ketut Mario dan tabuh iringannya diptakan oleh I Wayan Gejir, I Nengah Ngayi dan I Wayan Sukra.

Baca Juga:  Teknologi Informasi Berpengaruh Besar Terhadap Seni Kini

Lalu, saat menampilkan Tabuh Kreasi Ratna Wijaya memang sedikit beda, karena itu merupakan tabuh selingan untuk melengkapi pertunjukkan ini. Tabuh ini diciptakan sekitar tahun 1970-an oleh I Wayan Sinti pada Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk.

“Komposisi Tabuh Kreasi Ratna Wijaya diawali dengan gegineman, gegenderan, ocak-ocakan, dan pengecet. Ini yang membuat karya tabuh ini menjadi sangat unik, sehingga penting disajikan untuk diketahui,” imbuhnya.

Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk kemudian menyajikan Tari Oleg Tamulilingan. Tari ini melukiskan gerak-gerik seekor kumbang yang sedang bermain-main dan bermesra-mesraan dengan sekumtum bunga di taman. Tari Oleg Tamulilingan diciptaan I Ketut Mario tahun 1952.

Jika menyaksikan gerak tarinya mungkin tamak biasa, tetapi jika menyimak gending, musik iringannya mungkin akan kentara ada perbedaan dengan iringan Tari Oleg Tamulilingan yang berkembang sekarang ini.

Baca Juga:  Utama Spice Hadirkan ‘Cocoa Love’: Perayaan Manfaat Kakao dalam Perawatan Kulit Alami

“Kawitannya yang tadinya diperiringkan, namun sekarang dimainkan dengan norot. Nah, kami angkat yang periringan versi Tabanan dulu itu, sehingga kita mengetahui aslinya. Oleg sekarang ini mengalami banyak perubahan, tetapi bantang gendinnya tetap sama,” bebernya.

Menggali karya Maestro Bapa Begeg

Made Arnawa kemudian menceritakan proses menggali gending-gending versi Tabanan terkait dengan Maestro Bapa Begeg. Sebab, ini ditunjuk langsung dari Provinsi, dan selaku seniman di Tabanan, ia wajib membawakan tabuh-tabuh karya Bapa Begeg yang asli.

Ia kemudian mengadakan pendekatan dengan Perbekel Delod Peken untuk minta ijin, karena Bapa Begeg asalnya dari Banjar Pangkung di desa itu, sehingga tidak melangkahi Prebekel di sana. Ijin untuk membawakan karya-karya Bapa Begeg yang dimainakam Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk.

Respon perbekel di sana sangat baik, sehingga diberikan rekaman gending-gending Karya Bapa Begeg, diantaranya, Gending Gambang Misagagang yang sempat di pentaskan di Amerika pada tahun 1957 dan 1962.

Kemudian rekaman Tari Pendet Pangkung. Tabuh dan tari memang diciptakan oleh Bapa Begeg. “Setelah mendapatkan rekaman itu, saya kemudian mempelajari semuanya dengan mengawali mendengarkan rekaman itu,” akunya polos.

Baca Juga:  Platinum Hotel Jimbaran Beach Bali Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan dan Pariwisata Bali

Untuk menyajikan keaslian Tari Pendet Pangkung itu, maka melakukan kerjasama dengan penari Desa Delod Peken. Sementara penabuh tetap Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk. “Itu karena kami ingin menampilkan yang benar-benar asli, sesuai dengan program pemuliaan maestro Bapa Begeg,” jelasnya.

Made Arnawa mengatakan, setelah mendengarkan keaslian gending itu, maka dapat disimpulkan bahwa Bapa Begeg saat itu sudah sangat berlian dalam membuat gending. “Karya-karya beliau sangat indah, yang terkadang dipadu dengan unsur seni lain,” sebutnya.

Maka itu, ketika melakukan latihan sering kali dihadapkan dengan kendala. Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk yang sudah biasa memainkan iringan Tari Oleg Tamulilingan versi sekarang, tiba-tiba memainkan dengan pola tempo dulu, agak terasa kaku.

“Mereka yang sudah biasa memainkan iringan Oleg gaya sekarang, lalu kembali membawakan gending pola lama itu agak susah. Karena pola itu sudah tersimpan dalam otaknya, lalu tiba tiba dirubah dengan pola lama, mereka sering terkaget-kaget,” paparnya.

Baca Juga:  Festival Seni Bali Jani 2025, Angkat Tema ‘Semesta Cipta Jagat Kerthi: Harmoni Bumi Bali’

“Tetapi, syukurlah berkat ketekunan dan keseriusan para sekaa akhirnya menerima hasil gending ciri khas yang benar-benar versi Tabanan itu,” lanjutnya.

Sejarah Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk

Jika menyimak perjalanannya, Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk memiliki perjalanan yang sangat panjang. Sekaa yang berdiri sejak 1968 itu, berkembang hingga saat ini. Regenerasi berjalan dengan baik, karena mereka yang menjadi anggota sekaa mewakili orang tuanya.

Tampil di ajang PKB ke-47 ini, memang bukan pertama kali bagi sekaa dari berbagai latar belakang profesi ini. Sejak tahun 1989 sudah tampil di ajang PKB membawakan Sendratari Puputan Margarana.

Lalu, tahun 1990 mengikuti Festival Gong Kebyar sebagai duta Kabupaten Tabanan yang berhasil sebagai Juara I. Kebetulan saat itu, Kabupaten Badung dan Gianyar tidak ikut. Pada 1996 kembali tampil dalam Festival Gong Kebyar.

Baca Juga:  Lokakarya Tari Tradisional Bali di CHANDI 2025: Tradisi Keagamaan Hingga Pelestarian Budaya

Pada 1999, Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk tingkat remaja yang tampil diajang PKB. Pada 2013 mengikuti Parade Gong Kebyar, pada 2014 menampilkan Gong Kebyar Wanita, dan pada tahun 2023 tampil sebagai Gong Kebyar Legendaris.

Selain itu, Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk juga pernah tampil ke luar negeri sebagai duta seni Indonesia, diantaranya mengikuti Festival Biennale Salzburg (2010), Asian San Francisco kerjasama dengan komposer barat (2011) dan mengikuti festival gamelan kontemporer di berlin (2025). [B/sana]

Related post