Putu Fajar Arcana Pamerkan ‘Chromatica’: Seni untuk ‘Healing’
Putu Fajar Arcana/Foto: Felysia Agustin
PENULIS Putu Fajar Arcana menggelar pameran pameran tunggal bertajuk “Chromatica” di The Gallery, The Dharmawangsa Jakarta. Pameran telah dibuka pada, Sabtu 16 Agustus 2025 yang dimeriahkan dengan pertunjukan teater berjudul “Tubuh Bertumbuh: Dukkha-Daya-Cahaya”.
Pentas teater itu menampilkan aktris Sha Ine Febriyanti, Joane Win, dan penari Try Anggara. Ketiganya berkolaborasi dengan memainkan naskah karya Angelina Arcana. Pertunjukan sungguh memikat, karena menggabungkan seni sastra, teater, tari, seni rupa.
Karya seni yang disajikan ini sangat beda. Putu Fajar Arcana menggunakan aktivitas melukis sebagai metode healing bagi batinnya yang terluka. Tumpahan cat dan warna-warna yang berpendar di atas kanvas, telah membuatnya seperti memasuki alam meditasi.
Proses melukis membimbingnya menjadi lebih rileks dan perlahan menemukan ketenteraman batin. Penulis senior itu mengumpulkan puluhan karya terbaru yang merupakan lukisan-lukisan hasil healing selama 2 tahun terakhir ini.
Pameran yang dikuratori oleh Trianzani Sulshi, seorang arsitek muda biasa mengkuratori berbagai pameran dan pementasan seni ini terselenggara berkat kerja sama Arcana Artworks, The Dharmawangsa, dan Bakti Budaya Djarum Foundation. Didukung juga In-lite, Sango, dan Sababay.
“Proyek seni ini memang berniat memadukan antara sastra, teater, tari, dan seni rupa. Meskipun, katanya, seni rupa akan menjadi presentasi yang paling menonjol,” kata Project Manager Chromatica, Angelina Arcana disela-sela pembukaan pameran tersebut.

Angel – sapaan akrabnya mengatakan, kebetulan pelukisnya, selama masa Covid-19 mendalami teknik melukis fluid art, yang dianggap mampu mengalirkan kegundahan batinnya. Teknik ini sebenarnya seperti art moment, seni yang tidak bisa diduplikasi. Itu karena dekat dengan kondisi kebatinan senimannya.
Puluhan karya Angel menambahkan pameran tunggal “Chromatica” Putu Fajar Arcana, sehingga menampilkan 34 karya dalam periode dua tahun terakhir. Karya-karya terdahulu, yang ia kerjakan pada periode 2022-2023 tidak turut ditampilkan karena alasan teknis artistik.
“Kita akan tampilkan lukisan-lukisan yang diciptakan pada periode 2024 dan 2025, karena pada fase inilah pelukisnya merasa perlahan menuju kesembuhan dan menemukan jalan kesenirupaan yang berbeda,” ujar Angel.
Putu Fajar Arcana mengatakan, tema “chromatica” dinilai mampu mewakili pencariannya dalam dunia seni rupa. Warna-warna, sesungguhnya tercipta dari satu gelombang cahaya yang dipantulkan oleh sumber cahaya.
“Ini hukum yang dicetuskan oleh Isaac Newton, di mana setiap warna tercipta tergantung dari panjang pendeknya gelombang,” ujar Putu.
Seniman yang kini bertransformasi dari penulis ke pelukis ini, menempatkan warna sebagai wujud nyata dari gelombang cahaya. “Dan warna itu terpadatkan lewat lukisan. Karena itu, lukisan bersumber dari cahaya yang dibutuhkan dalam proses healing,” bebernya.
Saat melukis, Putu melakukan proses yang berbeda dibandingkan dengan proses melukis pada umumnya. Ia sama sekali tidak menggunakan kuas sebagai alat utama dalam melukis. Pelukis yang juga sutradara teater ini, menggunakan tiupan angin, panas api, dan tumpahan air untuk membentuk lapis demi lapis warna di atas kanvas.
Oleh sebab itu, ia menyebutnya karya-karyanya tercipta dengan mengeksplorasi elemen-elemen alam. “Itu sangatlah dekat dengan meditasi, di mana kita menyadari keberadaan kita sebagai makhluk di tengah-tengah semesta yang maha besar ini. Penyadaran diri ini penting dalam proses healing,” ujar Putu.
Hariadi Jasim dari The Dharmawangsa Jakarta berharap agar pameran “Chromatica” menjadi penanda bahwa hotel di wilayah selatan Jakarta itu, menjadi pusat pengembangan kebudayaan.
“Hotel ini juga didesain dengan memadukan unsur-unsur budaya Jawa dan Barat. Semoga perpaduan itu menjadi rumusan penting dalam pencapaian kebudayaan modern Indonesia,” ujarnya.
Selama pameran berlangsung akan digelar beberapa aktivitas seperti artist tour dan art for healing. Saat artist tour, pelukis akan menarasikan proses penciptaan pada setiap lukisan, termasuk berbagai pengalaman spiritual yang menyertainya. [B/pran]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali