Dari Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris UDG 2025: Bukan Soal Berbicara, Tetapi Seni Menyentuh Hati

 Dari Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris UDG 2025: Bukan Soal Berbicara, Tetapi Seni Menyentuh Hati

Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris remaja putra dalam ajang Utsawa Dharma Gita 2025/Foto: ist

MINGGU 26 Oktober 2025, panggung tertutup Gedung Ksirarnawa, Art Center (Taman Budaya) Bali itu menjadi perhatian bagi masyarakat pecinta seni dan budaya Bali. Anak-anak muda tampil dengan kemampuan dan gaya masing-masing. Khas, menarik dan memikat.

Itulah gambaran Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris remaja putra dalam Utsawa Dharma Gita (UDG) ke-32 yang diikuti oleh 5 peserta merupakan perwakilan dari kabupaten dan kota di Bali. Meski, ada kabupaten absen, namun penampilan mereka mampu menyedot perhatian penonton.

Kata-katanya lugas, vokalnya jelas dan pesan yang disampaikan begitu kuat. Apalagi, dibarengi rasa percaya diri, sehingga salah satu metode pengajaran agama Hindu secara lisan melalui ceramah atau pidato itu menjadi sebuah pertunjukan seni yang menarik.

“Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris kategori Remaja Putra ini menghadirkan nuansa baru. Para peserta tampil penuh percaya diri, memadukan kemampuan berbahasa Inggris dengan penguasaan nilai-nilai spiritual Hindu,” kata Ketua Tim Juri, Dr. I Ketut Sutama.

Baca Juga:  Jalan-jalan ke DTW Pura Taman Ayun Mengwi

Meski jumlah penonton bisa dihitung dengan jari, namun para peserta yang tampil itu benar-benar mampu menyajikan yang terbaik, sehingga penonton merasakan pesan yang disampaikan melalui pencerahan, pengetahuan dan bimbingan mengenai ajaran agama itu.

Para peserta yang tampil kali ini semakin matang dan penuh semangat. Bahkan, penampilan peserta tahun ini boleh dikatakan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan ajang yang sama di tahun sebelumnya.

“Hanya saja, perlu perhatian karena jumlah peserta menurun, hanya diikuti lima remaja putra,” ujar Dosen Politeknik Negeri Bali itu serius.

Menurutnya, lomba Dharmawacana Bahasa Inggris ini menjadi jembatan penting untuk membawa UDG ke level internasional.

Baca Juga:  Bulan Bahasa Bali VII: Lomba Menggambar Satua Bali Cara Mengenal Aksara, Sastra dan Bahasa Bali

“Kalau ingin Utsawa Dharma Gita mendunia, inilah jalannya. Suatu saat peserta dari negara lain seperti Afrika, Amerika, atau Australia bisa ikut, karena menggunakan bahasa global,” lanjutnya berharap.

Dharmawacana Bahasa Inggris menuntut kemampuan ganda—peserta harus fasih berbahasa asing sekaligus menguasai sloka-sloka suci.

Mereka membaca kutipan dari Bhagavad Gita dan menerjemahkannya dalam Bahasa Inggris agar maknanya mudah dipahami oleh pendengar dari berbagai latar belakang.

Sutama kemudian mengaku bangga terhadap semangat generasi muda yang tetap menjaga akar budaya di tengah globalisasi. “Mereka berpikir internasional tapi tetap bertindak sebagai orang Bali yang mencintai budayanya. Ini modal besar untuk masa depan,” ungkapnya.

Baca Juga:  50 Tahun Sarirasa Group Komitmen Pertahankan, Tingkatkan, dan Promosikan Warisan Indonesia

Ia berharap lomba Dharmawacana Bahasa Inggris bisa dikembangkan menjadi atraksi budaya yang menarik bagi wisatawan.

“Tahun depan, kami ingin memperkenalkan lomba ini melalui biro perjalanan. Ini sejalan dengan konsep pariwisata budaya Bali dan akan memperkuat citra anak muda Bali yang berkarakter lokal, berwawasan global,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Prof. Dr. Ni Ketut Dewi Yulianti, anggota dewan juri. Ia menilai penguasaan Bahasa Inggris para peserta luar biasa.

“Dulu anak-anak takut berbahasa Inggris. Sekarang, dengan media sosial dan motivasi tinggi, mereka tampil percaya diri dan mampu berbicara dengan penghayatan,” ujarnya.

Baca Juga:  SMK Festival 2025 Wadah Kreatif Merepresentasikan Semangat Kolaboratif Anak Muda Bali

Menurutnya, Dharmawacana bukan hanya soal berbicara, tetapi juga seni menyentuh hati pendengar. “Anak-anak ini berhasil memikat perhatian juri dan penonton dengan kepercayaan diri dan penguasaan materi yang sangat baik,” tambahnya.

Dari lima peserta yang tampil, Kabupaten Badung berhasil merebut Juara I, disusul Kabupaten Karangasem (Juara II) dan Kota Denpasar (Juara III). Sementara Harapan I dan Harapan II masing-masing diraih oleh Kabupaten Jembrana dan Kota Denpasar.

Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris di UDG XXXII ini menegaskan satu hal, yaitu generasi muda Bali siap mendunia tanpa kehilangan jati dirinya — berbicara tentang Dharma dalam bahasa dunia, dengan jiwa dan semangat budaya Bali yang tetap menyala. [B/darma]

Related post