I Wayan Sujana ‘’Suklu’’ Raih Gelar Doktor, Angkat Disertasi Seni Rupa Pertunjukan

 I Wayan Sujana ‘’Suklu’’ Raih Gelar Doktor, Angkat Disertasi Seni Rupa Pertunjukan

I Wayan Sujana ‘’Suklu’’, perupa asal Klungkung meraih gelar Doktor pada Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Gelar itu diraihnya setelah mengikuti prosesi ujian hasil penelitian disertasi atau ujian terbuka, di Gedung Studio Rekam Prodi TV dan Film ISI Denpasar, Selasa 16 November 2021. Karya berjudul “Mobile Art Laboratory (MAL) Ruang Alternatif Olah Seni Rupa Pertunjukan Berbasis Masyarakat” itulah mengantarkan Suklu meraih gelar Doktor. Selaku promotor Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn., Co-promotor 1 Prof. Dr. I Wayan Dibia, S.S.T, M.A. dan Co-promotor 2, Dr. Drs. I Wayan Suardana, M.Sn.

Suklu yang juga Dosen Seni Rupa ISI Denpasar itu melakukan kajian dan penelitian penciptaan seni, yakni karya seni yang dapat mendekatkan seni rupa pertunjukan kontemporer antara seniman dan masyarakat. Ide itu diangkat dari fenomena seni rupa pertunjukan yang tidak mudah dipahami masyarakat, serta kurangnya literasi kesenirupaan yang memberi pengetahuan seni. Jalan keluar yang ditemukan, yaitu karya seni mendekati masyarakat, menciptakan peristiwa seni, serta masyarakat dan seniman berbaur menciptakan artepak seni.

Suklu

Selain penelusuran penelitian disertasi yang sudah dilakukan, juga melalui kajian pustaka. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan penelitian yang original menghidari plagiatisme. Setelah melalukan serangkaian penyusunan Suklu menyusun metode tahapan penciptaan (pemikiran) yang disusun menjadi huruf MAL yakni; M-Making art blueprint of contemporary performance art based on community (membuat cetak biru seni rupa pertunjukan kontemporer berbasis masyarakat).

Sementara, A-Accomplish singularity contemporary performance art based on community with deep spirituality (menyelesaikan karya seni rupa pertunjukan kontemporer unik berbasis masyarakat melalui spiritualitas yang dalam), serta L-Longitude and latitude make transfer point of deep feeling throughout presentation (garis bujur/horizontal dan garis lintang/vertikal membuat titik transfer rasa terdalam melalui presentasi).

Baca Juga:  ”Lelakut” Pameran Eco Art Galang Kangin di Subak Telunnayah

I Wayan Sujana

Melalui penyusunan metode tahapan penciptaan MAL dan penciptaan MAL, kurun waktu dua tahun (2019-2021) MAL telah melakukan penjelajahan ke masyarakat di antaranya; Sawe Jembrana, Balai Kebudayaan Buleleng, Lapangan Umum Klungkung, ISI Denpasar, ARMA Ubud, Art Bali Nusa Dua, Titik Dua Ubud, Santrian Sanur, JKP Denpasar, dan Komaneka Ubud. Sebagian mengasilkan desain pertunjukan, sebagian lagi desain pertunjukan dan implementasi. Komaneka Ubud sebagai tempat implementasi ujian Tugas Akhir berlangsung dari 30 Juli – 6 September 2021. “Monument of Trajectory” menjadi judul seni rupa pertunjukan, schadule kegiatan berupa; sharing, workshop, perfomance.

Originalitas Hasil Penelitian
Teori, konsep, pendekatan dan beberapa pustaka dibaca Suklu dalam rangka menemukan originalitas hasil penelitian. Teori-teori yang relevan sebagai kaji banding dalam penelitian yakni Teori Seni dalam Masyarakat Satu Dimensi – Herbert Marcuse (aspek relasional estetik), Teori seni J.J Hogman (aspek Ide, aktiviti, dan artepak), Teori ANT (Actor Network Theory) – Bruno Latour (aspek translasi dan intermidiari proses), dan Teori Pendidikan Non-Formal Conscientizacao– Paulo Freire (aspek dialog bersama sebagai proses memecahkan masalah).

“Topik empat teori tersebut sangat relevan dengan pendekatan Intermingle At Project (IAP) yang saya gunakan pada proses seni MAL,’’ ujar Suklu peraih The Best 10 Indonesian Competition of Philip Morris Asian Art Award 2003, CP Open Biennale 2003, The Winner of Indofood Art Awards Competition 2003 on abstract, dan The Winner of LIBAF Senggigi Lombok 2013 ini. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post