Misteri Pohon Pala di Sangeh Monket Forest

 Misteri Pohon Pala di Sangeh Monket Forest

Berwisata ke Sangeh Monkey Forset sangat nyaman dan sejuk. Itu wajar, sebab Daya Tarik Wisata (DTW) yang terletak di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provinsi Bali itu mengandalkan Pohon Pala dengan penghuni ratusan monyet sebagai daya tarik wisata. Belum lagi ratusan pohon lokal yang tumbuh disela-sela tingginya tanaman langka tersebut, serta aneka tanaman bunga yang menghiasi taman menjadi bersih dan indah. Berwisata bersama keluarga, teman dan pasangan pasti terasa damai di sana.

Diantara DTW yang mengandalkan tingkah polah monyet sebagai daya tarik utama, hanya di Sangeh Monkey Forset yang memiliki Pohon Pala. Menurut ceritera dari masyarakat setempat, Pohon Pala itu ternyata menyimpan misteri yang masih dipercaya hingga sekarang. Hutan Pala (dipterocarpustrinervis) yang tumbuh di hutan seluas 14 hektar dengan penghuni kera sekitar 700 ekor lebih itu memiliki cerita unik dan angker. Masyarakat setempat mempercayai Hutan Pala itu angker.

Sangeh Monket Forest

Pohon Pala memang mendominasi tumbuhan yang ada di hutan tersebut. Tanaman langka dan susah ditemukan itu diperkirakan memiliki unur yang sudah mencapai ratusan tahun. Bahkan, ada satu pohon yang berusia 360 tahun. Karena itu, masyarakat setempat sangat mengormati dan mensakralkannya. Warga tidak ada yang berani menebang ataupun merusak dan menghilangkan pohon itu. “Cerita yang saya dengar dari orang tua, keberadaan Hutan Pala di Sangeh ini cukup unik,” kata Manager Operasional DTW Sangeh Monkey Forest, I Made Mohon, Rabu 4 Januari 2022.

Konon, Raja Mengwi berencanakan membuatan taman yang indah dan asri di kerajaannya. Untuk mempercantik taman tersebut, maka didatangkan Pohon Pala dari Gunung Agung. Namun, rencana pemindahan pohon itu dirahasiakan, sehingga pemindahan Pohon Pala itu dilakukan pada malam hari saat orang terlelap tidur. Meski demikian, ternyata ada salah satu warga yang ‘ngeh” melihat dan memergokinya. Ketika diketahui salah atu warga, seketika itu pula Pohon Pala berhenti.

Baca Juga:  Festival Konservasi Lontar di Klungkung. Penyuluh Identifikasi 6 Lontar Milik I Made Suena.

Sangeh Monket Forest

Pohon Pala itu terhenti tepat di areal DTW Sangeh Monkey Forest yang ada sekarang ini. Mulai saat itu, tempat berhentinya Pohon Pala itu kemudian dinamakan Sangeh. Sangah terdiri dari kata Sang yang artinya orang, dan ngeh artinya yang melihat, tahu. Pohon Pala itu memang tumbuh sangat indah. Batangnya lurus serta daunnya hijau dan lebar. Banyak warga yang mencoba mengembangkan dengan menanam di tempat lain, namun usaha itu selalu gagal. “Kami pernah melakukannya pengembangan Pohon Pala dengan menanm bibitnya, namun tak berhasil. Pohon itu tidak mau tumbuh selain di Hutan Desa Sangeh ini,” ujar Mohon.

Kejadian aneh lainnya juga pernah terjadi. Sepuluh tahun silam, ada Pohon Pala yang sudah tua dan keropos, serta keberadaan batangnya melengkung mengarah ke Pura Bukit Sari. Karena ketuaannya itu, banyak yang mengkhawatirkan pohon itu roboh dan mengenai bangunan pura, sehingga warga bermaksud untuk menebangnya. Tetapi, tidak ada satu orang pun yang berani melakukan, karena takut mendapat celaka. Pohon Pala itu akhirnya roboh sendiri, mengarah ke barat daya. “Warga saat itu heran Pohon Pala yang secara logika tumbang persis di atas bangunan utama pura, tetapi justru mengarah ke tempat yang lapang,” paparnya keheranan. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post