Dadya Pasek Bendesa Gelgel Punya Dua Cakep Lontar Babad

 Dadya Pasek Bendesa Gelgel Punya Dua Cakep Lontar Babad

Festival Konservasi Lontar serangkaian kegiatan Bulan Bahasa Bali IV di Kabupaten Buleleng melakukan identifikasi dan perawatan lontar milik Dadya Pasek Bendesa Gelgel, Banjar Kelod Desa Adat Padangkeling, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng, Jumat 25 Pebruari 2022. “Kami melakukan konservasi dua cakep milik Dadya Pasek Bendesa Gelgel. Masing-masing cakepan dengan tebal 99 lembar dan 54 lembar,” kata Koordinator Tim Bhaga Lontar Kabupaten Buleleng, Nyoman Sujana.

Kedua cakep lontar itu merupakan Babad dan kedua naskah lontar tersebut bisa diselamatkan, karena permukaan lontar hanya kering dan tulisan (goresan) kurang hitam. Sedangkan ada beberapa lembar naskah patah karena terbakar oleh dupa saat upacara piodalan. Tim membersihkan debu, kemudian membuat aksara menjadi lebih jelas dengan menggunakan cairan minyak sereh dicampur alkohol 95 persen, dan menggunakan minyak kemiri untuk menghitamkan tulisan. “Kami lalu mengidentifikasi (mendata) jenis naskah lontar itu,” ungkapnya.

Cakep Lontar

Nyoman Sujana yang didampingi Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng, Putu Pertamayasa dan Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Buleleng Gusti Ngurah Arya Dwipayana menjelaskan, pihaknya membersihkan permukaan lontar per lembar dari kotoran debu dengan menggunakan kuas. Dilanjutkan dengan memberikan minyak sereh dicampur alkohol agar permukaan lentur. “Apabila goresan tulisan lontar tidak jelas, maka diberikan minyak kemiri yang disanggrai,” paparnya.

Tim Penyuluh Bahasa Bali ini juga memberikan edukasi terkait perawatan dan penyimpanan agar selalu diperhatikan kondisi naskah. Tim meminta agar dalam penyimpanan naskah lontar agar tidak terkena air dan usahakan tempat penyimpanan tidak terlalu lembab. Tim juga akan melakukan alih aksara ke dalam aksara latin dan nantinya akan dialih bahasakan. “Keberadaan naskah lontar sangat disakralkan oleh pemiliknya. Karena tidak ada yang ahli dibidang membaca aksara Bali, maka di saat piodalan naskah lontar hanya dilaksanakan upacara pebantenan saja,” jelas Sujana.

Baca Juga:  Generasi Muda Bali Debat “Mabasa” Bali, Aksinya Mirip Politikus di TV

Untuk di Kabupaten Buleleng sendiri tim Bhaga Lontar Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng sudah berhasil mengidentifikasi dan merawat naskah sekitar 2000 naskah dalam kurun waktu 2017-sekarang. “Jenis lontar beragam antara lain Usadha, Babad, Wariga, Geguritan, Kekawin, Kanda, Puja Mantra, dan lain-lain. Ada yang milik warga, milik Dadia, milik Desa dan milik Griya di wilayah Kecamatan Buleleng, Banjar, dan Sukasada,” pungkasnya. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post