“Singaraja Literary Festival” Mencatat dan Menghidupkan Kembali Legacy Masa Lalu
Jika merasa sebagai seorang pendidik, peneliti, mahasiswa, dan pelajar, maka datanglah ke Singaraja Literary Festival. Festival terbaru di Kabupaten Buleleng itu, tak hanya sebagai sebuah pendidikan atau pembelajaran khususnya dalam bidang sastra, tetapi juga menjadi sebuah pertunjukan seni yang pasti menarik untuk disimak.
Festival kali pertama ini, memiliki visi untuk mengajak pendidik, peneliti, mahasiswa, dan pelajar serta semua orang untuk mengapresiasi dan mengaktivasi wawasan kesusastraan dalam berbagai bentuk alih wahana karya yang bersumber dari lontar di Gedong Kirtya.
Hal ini selaras dengan aktivasi ruang publik Gedong Kirtya dan kawasannya, sehingga dapat diakses oleh siapapun yang ingin hadir dan menyaksikan festival. Singaraja Literary Festival ini berlangsung 29 September hingga 1 Oktober 2023 dengan venue di Kawasan Gedong Kirtya Buleleng.
“Singaraja Literary Festival sebagai sebuah upaya mencatat dan menghidupkan kembali legacy masa lalu,” kata penggagas Kadek Sonia Piscayanti bersama Made Adnyana Ole dari Yayasan Mahima Indonesia, Minggu 24 September 2023.
Singaraja Literary Festival dengan tema “Gedong Kirtya sebagai pusat intelektualisme bangsa” bertujuan untuk menghidupkan, mendiskusikan, mementaskan, dan mengalih wahanakan kembali legacy bidang sastra dan intelektualisme masa lalu yang dimiliki Singaraja.
Festival ini mengambil nafas sastra, karena itulah penggerak kebudayaan di masa lampau yang menggerakkan masa kini dan nanti. “Festival sebagai sebuah jembatan untuk menghidupkan ingatan soal kehidupan di masa lalu, sebagai sebuah cermin refleksi di masa kini,” ungkap Sonia yang juga seorang dosen itu.
Festival ini menyajikan kurang lebih 30 program, terdiri dari lomba, workshop, kuliah umum, diskusi public, bedah buku, pameran, akustik musik, teater dan tari, serta pertunjukan naratif dalang dan kolaborasi lintas komunitas.
Beberapa program itu di antaranya lomba baca puisi se-Bali, kuliah umum soal Gedong Kirtya dan kontribusinya dalam membangun kebudayaan, bedah buku kumpulan cerita pendek Singaraja, dan musik tribute kepada seniman Gde Dharna.
Selain itu, ada pertunjukan wayang berdasar cerita lontar, dramatic reading Mlancaran ka Sasak, dan banyak jenis workshop seperti workshop untuk guru, workshop untuk penulis pemula, workshop teater dan tari.
Mengingat pentingnya kegiatan ini, maka menghadirkan para narasumber di antaranya Sugi Lanus, Ni Wayan Giri Adnyani, Marlowe Bandem, Devi Asmarani, Anne-Lot, Gde Aryantha Soetama, Juli Sastrawan, Esha Tegar Putra, Made Sujaya, Ari Dwijayanthi, Carma Citrawati, Desi Nurani, dan masih banyak lainnya.
“Kalau masih ragu, program dan jadwal acara dapat diakses di instagram @singarajaliteraryfestival,” lanjut Sonia.[B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali