Singaraja Literary Festival 2024 Ditutup Pementasan Musikalisasi, Teater, Deklamasi Puisi, dan Musik

 Singaraja Literary Festival 2024 Ditutup Pementasan Musikalisasi, Teater, Deklamasi Puisi, dan Musik

Wayan Yudane dan Putu Septa tampilkan “Bi-Cara”: Electroacoustic Music/Foto: amrita dharma

Ketika MC menyebut nama Dee Lestari, pengunjung Singaraja Literary Festival 2024 langsung bersorak dengan antusias. Pengunjung festival yang didominasi para sastrawan, penyair, penulis ataupun pecinta teater itu memang rindu akan suara emas penulis dan pemusik Ibu Kota itu.

Dee Lestari ikut memeriahkan penutupan Singaraja Literary Festival 2024 dengan membawakan beberapa lagu ciptaannya. Suaranya yang merdu, Dee semakin memanen apresiasi, dan menjadi pusat perhatian pengunjung yang memenuhi Sasana Budaya Buleleng, Minggu 25 Agustus 2024.

Dee Lestari meriahkan penutupan Singaraja Literary Festival 2024/Foto: amrita dharma

Selain Dee, acara penutupan itu juga dimeriahkan dengan pesta puisi dan poetry reading APWT dan musikalisasi puisi yang dibawakan oleh penyair kawakan Bali, Tan Lioe Ie. Penyair berambut panjang dan putih itu tampil ekspresif dan bersemangat.

Baca Juga:  “Humanity” : Berkesenian di Masa Pandemi Untuk Kemanusiaan(Pengantar Apresiasi Pameran Virtual Oka Astawa)

Pada musikalisasi puisi pertama, Tan Lioe Ie tampil dengan memainkan gitar bolong dengan gayanya yang khas. Pada lagu kedua, ia menyelipkan gerakan pencak silat di sela-sela musiknya. Saat itu, ia tampil seperti pendekar tua, seperti pendekar silat dalam film Hongkong.

Pertunjukan teater jalur rempah dari anak-anak Sanggar Seni Santhi Budaya, Singaraja juga menarik bagi penonton. Meski bukan aktor senior, namun mereka tampil cukup mengesankan dan mendulang apresiasi penonton. Menghibur dan sajikan beberapa pesan.

Tan Lioe Ie pentas musikalisasi puisi pada penutupan Singaraja Literary Festival 2024/Foto: amrita dharma

Singaraja Literary Festival 2024 kemudian benar-benar ditutup setelah “Bi-Cara”: Electroacoustic Music garapan komposer pilih tanding Wayan Yudane dan Putu Septa menyihir Sasana Budaya. Pengunjung tampak puas menyaksikan penampilan kedua seniman ini.

Baca Juga:  Meeting Point Artist Talk "How to Reach Greatness in Your Artistic Medium"

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semuanya. Kepada penampil, narasumber, Pemerintah Buleleng, dan juga teman-teman panitia, semuanya,” ujar Direktur Singaraja Literary Festival, Kadek Sonia Piscayanti seusai pementasan itu.

Singaraja Literary Festival 2024 berlangsung sejak 23 Agustus 2024 ini ditutup dengan suka-cita dan kesan yang mendalam. Semua orang ikut serta merayakan lontar, sastra, dan kebudayaan. Termasuk sastrawan, penulis, seniman, budayawan, atau akademisi, mayarakat Singaraja.

Sanggar Seni Santhi Budaya tampilkan teater jalur rempah/Foto: amrita dharma

“Kami sangat mengapresiasi Singaraja Literary Festival 2024 karena telah berlangsung dengan lancar dan berbahagia,” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Buleleng, I Nyoman Wisandika, yang mewakili PJ. Bupati Buleleng saat itu.

Baca Juga:  Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Kumara Dharma Duta Laksana Mainkan Gamelan dengan Teknik Gegedig Seperti Penabuh Dewasa

Kadisbud Wisandika kemudian mengucapkan banyak terima kasih kepada Singaraja Literary Festival 2024, kepada Komunitas Mahima, karena telah ikut serta mengaktivasi ruang publik, khususnya kawasan Gedong Kirtya.

Gedong Kirtya, perpustakaan yang memiliki ribuan koleksi manuskrip daun lontar, prasasti, manuskrip kertas dalam aksara Bali dan Latin, termasuk dokumen-dokumen dari zaman kolonial (1901-1953) yang tersimpan rapi dan terawat dengan baik.

Singaraja Literary Festival 2024 ini didukung oleh LPDP melalui Dana Indonesiana Kategori Pendanaan Ruang Publik Direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek dengan menyajikan berbagai kegiatan workshop, lomba, baca puisi, pentas seni, UMKM dan lainnya.

Baca Juga:  Dek Geh Alih Wahanakan Isi Lontar ke Dalam Bahasa Tubuh di Singaraja Literary Festival

Penulis dan sastrawan ternama di Indonesia yang hadir, seperti Dewi (Dee) Lestari, Aan Mansyur, Willy Fahmy Agiska, dan Henry Manampiring. Juga para akademisi, sastrawan, seniman, budayawan Bali yang tak lagi dipertanyakan kredibilitasnya.

Mulai dari Sugi Lanus, Ayu Laksmi, I Ketut Eriadi Ariana, Marlowe Bandem, Andre Syahreza, Made Sujaya, Mas Rucitadewi, I Wayan Juniarta, Oka Rusmini, Saras Dewi, Eka Guna Yasa, Putu Kusuma Wijaya, Made Suarbawa, Olin Monteira, Putu Satria Kusum, dan Darma Putra. [B/ojas]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post