Generasi Muda Bali Menulis Aksara Bali melalui Media Tradisional dan Digital
Kegiatan ini sungguh menarik. Generasi muda merupakan siswa setingkat SMA/SMK dan mahasiswa menulis aksara Bali melalui media tradisional dan digital. Sejauh mata memandang, areal Lantai Bawah Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali itu penuh dengan anak muda.
Berbusana adat adat Bali legkap dengan udeng putih untuk pria dan pusung gonjer untuk para wanita, mereka seakan menyulap areal pusat seni itu dengan lautan anak muda. Baju mereka yang seragam berwarna putih, bagai ombaknya yang indah.
Itulah suasana Festival Nyurat Lontar dan Ngetik Aksara Bali pada pembukaan Bulan Bahasa Bali (BBB) VI, Kamis 1 Pebruari 2024. Festival Nyurat Lontar diikuti sebanyak 500 peserta, dan sebanyak 200 peserta yang terlibat dalam kegiatan Ngetik Aksara Bali.
Para peserta tampil cantik dan ganteng. Di depannya sebuah dulang lengkap dengan daun lontar serta pengrupak untuk nyurat aksara. Sementara di bagian sisi barat, diatas meja terdapat keyboard lengkap dengan laptop. Semua peserta tampak siap, karena tampil tanpa beban.
Mereka melakukan dengan riang gembiran, seperti suasana cerah pagi itu. Sekretaris Daerah (Sekda) Dewa Made Indra bersama Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha serta didampingi Kurator BBB Drs. I Gede Nala Antara, M.Hum ikut nyurat lontar.
Semangat mereka semakin menjadi, karena kebersamaan nyurat lontar yang diikuti para pejabatan dan yang ahli sungguh menjadi sebuah edukasi. Hal ini, tentu saja membangkitkan semangat mereka untuk tetap mencintai bahasa, aksara dan sastra Bali.
Festival Nyurat Lontar dan Ngetik Aksara Bali ini, menjadi sebuah kombinasi kemasan yang menyajikan masa lalu dan masa sekarang. Masa lalu menghadirkan nyurat lontar dengan pengrupak di atas lontar. Sedangkan masa sekarang (modern), menulis aksara Bali dengan teknologi.
Anak-anak kini, sudah bisa menulis aksara Bali dengan memanfaatkan keyboard, sebagai produk di jaman modern. Bisa dikatakan, festival ini sebagai sebuah gambaran masa lalu dan masa kini ini yang bisa tampil secara berdampingan.
Maka itu, kegiatan Festival Nyurat Lontar dan Ngetik Aksara Bali ini merupakan salah satu cara untuk memastikan bahwa bahasa, aksara dan sastra Bali itu akan terus ada digunakan dan tetap hidup di tengah-tengah masyarakat di Pulau Dewata. Disamping, perhelatan Bulan Bahasa Bali ini.
Artinya, nyurat lontar merupakan kegiatan masa lalu yang diterapkan oleh lelangit leluhur masyarakag Bali masih lestari hingga saat ini, juga dikembangkan teknik teknologi yang berkembang. Ini menjadi yang paling menarik dalam ajang BBB VI ini.
Apalagi, keyboard aksara Bali itu buah karya anak-anak bangsa, anak-anak krama Bali, sehingga kegiatan ini sekaligus menunjukan sebuah pengenalan, pengembangan aksara, sastra Bali di kalangan generasi muda, khususnya di kalangan pelajar. [B/puspa]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali