Peringati Hari Kartini, Griya Perempuan Art Event Jilid 2 Tampilkan 77 ‘Daya Perempuan’
Griya Perempuan Art Event Jilid 2 bertabur seni. Berbagai kegiatan seni dipadu, seperti pameran seni rupa, video art serta pergelaran musik, tari, karawitan dan teater. Pesertanya, merupakan kaum perempuan yang menunjukan sebuah kekuatan dan emansipasi wanita.
Event yang mengangkat tema “Daya Perempuan” yaitu mengangkat tentang kekuatan perempuan dari dalam dan luar dirinya sebagai vitalitas kehidupan. Selain pameran dan pergelaran, selama sepekan juga diisi dengan workship menari dan serasehan Perempuan dan Kreativitasnya.
Griya Perempuan Art Event Jilid 2 digelar bertepatan dengan Hari Kartini, Minggu, 21 April 2024 di Kulidan Kitchen and Space, Gianyar – Bali. Acara seni kaum perempuan ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang ADM, Umum, Keuangan dan Kepegawaian, Dr. Drs. I Ketut Muka P., M.Si.
“Acara ini berlangung selama sepekan itu akan diisi dengan beberapa kegiatan selain pameran dan pergelaran, seperti workshop menari pada 27 April 2024 serta Sarasehan tentang Perempuan dan Kreativitasnya pada 29 April 2024,” kata Ketua Panitia, Luh Budiaprilliana.
Griya Perempuan Art Event di Jilid 2 diikuti oleh 77 penyaji atau peserta orang dari 13 provinsi di Indonesia. Yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Bali, Sulawesi Utara, NTB, dan NTT.
Selain itu, terdapat juga peserta yang berasal dari negara lain, seperti dari Belanda dan Amerika Serikat. “Jumlah peserta tahun 2024 ini meningkat dari tahun 2023 yang hanya diikuti oleh 33 peserta dari 8 provinsi di Indonesia,” ucapnya.
Peningkatan jumlah peserta itu menunjukan antusiasme para perempuan penggiat seni mengikuti acara tersebut. “Griya Perempuan Art Event didirikan oleh 8 founder yang semuanya merupakan dosen perempuan di Institut Seni Indoensia (ISI) Denpasar,” ungkap Kakak Aprilia ini terharu.
Kedelapan orang itu, yaitu dirinya (Luh Budiaprilliana), Tudhy Putri Apyutea Kandiraras, Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa, Sri Supriyatini, Ni Made Purnami, Ni Kadek Karuni, Ni Putu Hartini, dan Ni Made Haryati. Sementara sebagai curator Anna Sungkar dan Yulinis.
Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa mengatakan, event ini dilaksakanan untuk merayakan spirit R.A Kartini sebagai pelopor emansipasi perempuan di Indonesia. Pameran dan pergelaran seni ini menjadi ruang kreativitas bagi para perempuan menyampaikan wawasan dan pandangannya.
Dalam ruang tersebut, para perempuan menyampaikan pandangannya secara jujur dan berani tentang apapun yang mereka lalui dalam kehidupannya pasca emansipasi. “Mencurahkan hati dan perasaan secara jujur adalah hal utama yang sangat penting dari event ini,” jelasnya.
Karya-karya yang dihadirkan sebanyak 55 karya yang terdiri dari karya seni rupa, video art, video pertunjukan, animasi, dan live performance. Tidak hanya karya secara individu, namun banyak juga karya yang terjadi karena hasil kolaborasi antara beberapa seniman atau penyaji.
Antusiasme yang meningkat ini membuat para founder semakin yakin untuk tetap konsisten agar Griya Perempuan Art Event ini bisa berlanjut setiap tahunnya. Terlebih lagi, ini menjadi wadah untuk memanggil kembali para perempuan menyalurkan kreativitasnya melalui seni.
“Buktinya, tidak hanya seniman yang bergabung di sini, tetapi juga dosen, guru, mahasiswa, bahkan ibu rumah tangga yang kini semuanya bisa kembali merajut kreativitasnya melalui seni. Kami berharap lebih banyak seniman yang tergabung lagi,” harapnya.
Wakil Rektor Muka Pendet mengapresiasi kreativitas ibu-ibu dalam memaknai hari Kartini tahun ini. Griya Perempuan Art Event ini tak hanya menyajikan sebuah pameran, tetapi menjadi wadah bagi para penggiap dan pencipta seni rupa untuk sharing, berbagi ilmu.
Sebelumnya, pameran berlangsung di ISI Denpasar bekerjasama dengan program Merdeka Belajar Kampus Nerdeka (MBKM). Ini merupakan arahan Kemendibud, sehingga sampai saat ini ISI Denpasar sudah bekerjasama dengan160 mitra.
Tema yang diangkat sangat menarik, yakni “Daya Perempuan” sesuai dengan konsep budaya Bali. Dimana, perempuan adalah ibu pertiwi sebagai sebuah kekuatan. ”Ini sangat menarik. Kumpulan ibu-ibu yang bergerak dibidang seni dengan karya-karya menginspirasi,” ucapnya.
Karya dan garapan yang disajikan membuktikan perempuan itu bisa menjadi tulang punggung. Sebab, mereka tak hanya bergerak dibidang seni, tetapi juga sosial dan budaya, sehingga pemaknaan hari Kartini menjadi harapan selama pameran yang berlangsung sepekan ini.
Griya Perempuan Art Event ini merupakan kegiatan kedua yang menghadirkan peserta dari luar negeri. Maka itu, ajang ini menjadi tonggak meluasnya dan melebarnya kegiatan perempuan dalam ajang Kartini. Mudah-mudahan ada yang tertarik untuk mengoleksi karya dalam pameran ini,” tutup Muka Pendet berharap. [B/*/darma]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali