Program Pramana Experience ‘Rasayatra’ Mengadopsi Lontar ‘Dharma Caruban’

 Program Pramana Experience ‘Rasayatra’ Mengadopsi Lontar ‘Dharma Caruban’

Pramana Experience meluncurkan brand program Rasayatra di The Hava Ubud/Foto: doc.balihbalihan.

Ini peluncuran brand program Rasayatra, sebuah perayaan kuliner dari Pramana Experience untuk pariwisata unggul, tetapi digelar begitu khusuk. Pembicaraannya, bukan sebatas kuliner dan taste saja, tetapi lebih dari pada itu. Sejarah, symbol, bahan dan energy dari setiap bahan menu dikupas tuntas.

Suasana menjadi lebih khusuk, ketika Lontar Dharma Caruban dibacakan dengan tembang-tembang kuno oleh Ida Bagus Made Gunawan. Ia merupakan keturunan Mpu Tantular yang dikenal sebagai pelaku aktif dalam memajukan budaya Bali melalui museumnya yang bernama Samsara Living Museum.

Pengetahuan kuliner terkait kearipan local kemudian ditegaskan kembali melalui acara Rasayatra Talk yang menghadirkan narasumber CEO Pramana Experience, I Wayan Suarsa yang sudah puluhan tahun malang melintang di dunia hospitality, dan Ida Bagus Made Gunawan kembali tampil setelah membaca lontar.

Pembicara ketiga adalah Ida Bagus Alit Sugiarta (Chef Alit) Chef dari Pramana Experience yang telah memulai karirnya sebagai Chef sejak tahun 1993 sekaligus merupakan keturunan Brahmana yang dalam kehidupannya dekat dengan lontar.

Baca Juga:  Festival Ke Uma ke-4 Berlangsung di Subak Pamo Desa Cau Libatkan Siswa TK, SD, SMP dan Sekaa Teruna

Acara talk ini dimoderatori oleh T. Cilik Pamungkas seorang peneliti kebudayaan yang juga menjabat sebagai Assistant Director of Marketing Pramana Experience. Bukti dari setiap pembicraan itu, kemudia dipraktekan melalui chef cooking demo, dan makan malam bersama mencicipi hidangan yang dikupas dari lontar tersebut.

Inilah gambaran peluncuran brand program Rasayatra dari Pramana Experience di The Hava Ubud A Pramana Experience, Rabu 9 Mei 2024. Program ini merupakan sebuah perayaan kuliner dan mencerminkan komitmen Pramana Experience untuk terus menambah pengalaman kuliner tidak terlupakan bagi para tamu.

Rasayatra perdana ini mengambil inspirasi dari Lontar Dharma Caruban sebagai dasar pengadopsian kuliner. Rasayatra pada prinsip membumikan dan mengaktualisasi nilai-nilai lokal, nilai-nilai tua yang sudah teruji pada proses perjalanan panjang sampai pada simpulan-simpulan satu literasi yang berhubungan dengan kehidupan saat ini.

Pramana Experience meluncurkan brand program Rasayatra di The Hava Ubud/Foto: doc.balihbalihan.

Ida Bagus Made Gunawan memaparkan, Lontar Dharma Caruban itu tidak ditemukan penulis dan tahun pembuatannya. Tetapi, ada sebuah keyakinan pada peradaban itu sangat tinggi ketika raja itu berkuasa. “Lalu berbicara tentang makanan dan kuliner, kita bisa melihat jauh sebelumnya,” katanya.

Baca Juga:  Rare Bali Festival 2024: Beri Kesempatan Anak-anak Berekspresi Melalui Bermain

Sebut misalnya Lontar Ramayana yang menyebutkan sumber-sumber makanan dan khasiatnya kepada orang-orang yang mengunakan fisiknya beraktivitas. Kekuatan fisik dibutuhkan dalam menghadapi peperangan melawan keangkaramurkaan.

Ada pula di dalam Niti Sastra yang menyebutkan mengelola kerajaan dan menglola makanan yang cocok untuk Sang Raja. Nah, untuk dapat menguasai kerajaan lain dibutuhkan tenaga yang kuat, sehingga dibutuhakn makanan yang bagus.

Sementara pada lontar Adi Parwa dalam kisah Asta Dasa Parwa seorang bhagawan yang mempunyai murid tiga, dengan masing-masing pelajaran berbeda. Murid pertama disuruh mengelola sawah, murid kedua diberi pelajaran memeilihra ternak untuk dapat menghasilkan susu.

Sementara murid ditugaskan di dapur mengelola makanan. Mengelola makanan sangat penting untuk kehidupan. Apalagi, membuat makanan yang sehat dengan gizi yang tinggi. Makanan itu, tidak hanya untuk raga, tetapi juga pikiran.

Baca Juga:  INTI Bali Gelar Festival Perayaan Imlek 2025

Sedangkan dalam lontar Wirata Parwa menyebutkan, ketika Pandawa yaitu Sang Bima berhasil menjadi tukang masak, lalu berhasil membuat makanan yang disukai Raja. “Itulah sederetan tentang pengetahuan memasak, sebelum adanya lontar Dharma Caruban ini,” papar Ida Bagus Made Gunawan.

Hanya saja, Lontar Dhama Caruban yang isinya membuat makanan bagi orang Hindu tak hanya untuk dipersembahkan, tetapi juga untuk dikonsumsi. Disitu ada spirit pembuatan sarana makanan olahan makam untuk upacara dan juga untuk konsumsi masyarakat.

Chef demo pada peluncurkan brand program Rasayatra di The Hava Ubud/Foto: doc.balihbalihan.

Dalam Lontar Dharma Caruban itu menyebutkan bahan-bahan makanan itu disesuaikan dengan symbol-simbol kearipan local. Bahan-bahan makanan itu, lebih tepatnya sebagai simbol dari Dewata Nawa Sanga, dewa-dewa dengan kekuatannya dalam menjaga keseimbangan penjuru dunia ini.

Peranan masing-masing menu, latar belakang dan story dari bahan-bahan yang dapat menghasilkan satu rasa yang memunculkan sebuah energy dalam diri. “Misalnya kecur dengan warna putih ada di timur dengan Dewa Iswara, demikian pula arah mata angina lainnya,” bebernya.

Baca Juga:  Penyuluh Bahasa Bali Selamatkan Lontar Leluhur Komang Agus Darmawan

Wayan Suarsa mengatakan, isi lontar ini pula dijadikan sebagai patokan bagi masyarakan Hindu, khususnya di Bali dalam menyajikan suatu hidangan. Menu-menu yang disajikan tak hanya berdasarakan dari taste, tetapi juga ada cerita, pengalaman yang ditulis pada naskah kuno ini.

“Kuliner itu tak hanya menawarkan rasa yang enak, tetapi juga memiliki sebuah energy, karena lima bumbu itu disebutkan dalam lontar tersebut,” ucap Suarsa.

Pramana Experience terus bereksperimen dalam bidang kuliner melalui studi budaya yang merupakan pilar Utama. “Ini adalah bentuk partisipasi aktif untuk mengenalkan genuine hospitality pada dunia sekaligus menambah khasanah pariwisata minat khusus gastronomi Indonesia,” tekadnya.

Sedangkan Chef Alit yang telah memulai karirnya sebagai Chef sejak tahun 1993 itu lebih banyak menceritakan pengalaman dalam dunia kuliner. Selain itu, pengetahuan yang dimilikinya bujan berdasar dari pengaloaman saja, tetapi juga karena sebagai seorang keturunan Brahmana pasti dekat kehidupannya dengan lontar.

Baca Juga:  Umat Hindu di Bali Mengungkapkan Kasih Sayang Terhadap Tumbuh-tumbuhan dengan Upacara Tumpek Bubuh

Pramana Experience sudah mengawali menggunakan genuine lokal untuk kuliner di Bali. Ini menambah gastronomi lokal Bali, sekaligus membuktikan bahwa Bali sebagai tujuan pariwisata dunia selalu berkomitmen untuk mengembangkan genuisitas budaya.

Acara dilanjutkan dengan chef cooking demo, kemudian dilajutkan dengan makan malam bersama mencicipi hidangan dari lontar tersebut. Para peserta mencicipi menu-menu dari apa yang dipaparkan oleh chef dalam demo itu.

Menu-menu dari program Rasayatra ini dapat dinikmati di seluruh member Pramana Experience mulai dari tanggal 8 Mei hingga 8 Agutus 2024. Selanjutnya, menu akan diganti dengan mengadopsi sumber menu dari kearipan local yang lain. [B/darma]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post