Lawar dan Lomba “Ngelawar” di Kecamatan Denbar

 Lawar dan Lomba “Ngelawar” di Kecamatan Denbar

Lawar dan Lomba “Ngelawar” di Kecamatan Denbar/Foto: ist

Berwisata di Bali, jangan hanya mengunjungi objek wisata atau menyaksikan aktivitas seni dan budaya. Sekali waktu, cobalah masakan Bali untuk merasakan Bali yang sesungguhnya. Salah satunya lawar yang memiliki rasa dan taste yang sangat beda.

Lawar merupakan sebuah masakan berupa campuran sayur-sayuran dan daging cincang yang dibumbui secara merata berasal dari Bali. Lawar lazim disajikan dalam rumah tangga atau dijual secara luas di rumah-rumah makan dengan sebutan lawar Bali.

Lawar itu salah satu menu dalam ritual, khususnya dalam upacara mecaru. Walau demikian, pada hari-hari tertentu, anak-anak muda biasanya “ngelawar” (membuat lawar) untuk pesta atau merayakan kemenangan usai melakukan pertandingan atau pementasan seni.

Bahan yang berupa daging, awalnya direbus lalu dicincang dicampur sayuran. Lalu, dicampur sejumlah bumbu-bumbu seperti kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih, dan kelapa untuk membuat menu itu menadi lebih enek.

Baca Juga:  Tradisi “Nyatwa” Kini di Ajang PKB XLV

Kadang-kadang di beberapa jenis lawar diberikan unsur yang dapat menambah rasa dari lawar itu yaitu darah dari daging itu sendiri. Darah yang di masah, lalu dicampurkan dengan bumbu-bumbu tertentu sehingga menambah lezat lawar tersebut.

Sayangnya, lawar tidak dapat bertahan lama, jika didiamkan di udara terbuka hanya bertahan setengah hari. Penamaan lawar bervariasi, biasanya berdasarkan jenis daging yang digunakan atau jenis sayurannya.

Jika menggunakan daging babi maka lawar yang dihasilkan disebut lawar babi. Bila menggunakan sayur nangka, maka lawarnya diberi nama lawar nangka. Ada juga berdasarkan warna-lawarnya yaitu lawar merah bila warna lawarnya merah, dan lawar putih bila warnanya putih.

Di Kecamatan Denpasar Barat (Denbar), pada Jumat 7 Juni 2024 ada lomba ‘ngelawar’ serangkaian Bulan Bung Karno ke-VI Tahun 2024. Kegiatan itu berlangsung di Kantor Camat Denbar melibatkan 11 kelompok peserta, terdiri dari karang taruna serta perbekel dan lurah se Kecamatan Denbar.

Baca Juga:  Yuk, Nongkrong di Fooday Batubulan. Pasti Asyik!

Wakil Walikota (Wawali) Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa yang membuka Lomba Ngelawar, kemudian ikut berbaur “ngeramas” (memotong kecil-kecil daging) olahan lawar. Awalnya, Wawali Arya Wibawa meninjau satu persatu proses pembuatan lawar.

“Lomba Ngelawar ini sebagai implementasi Visi- Misi, Mewujudkan Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju. Ini dapat menguatkan tradisi dalam kegiatan bermasyarakat, terlebih dalam era kecepatan teknologi saat ini,” ujar Wawali Arya Wibawa mengapresiasi.

Visi-misi yang dibangun serta program prioritas yang direncanakan, digerakkan oleh Weda Wakya Vasudaiva Khutumbakam yang mengandung makna dalam kehidupan ini kita semua bersaudara.

Semua sektor kehidupan harus diselesaikan dengan paras-paros sarpanaya, salunglung sabayantaka. “Semua persoalan yang kita hadapi, mari kita selesaikan bersama-sama dan menyama braya,” akalnya.

Baca Juga:  Berbagai Lomba Warnai Bulan Bahasa Bali di Buleleng

Lomba Ngelawar yang digelar oleh Kecamatan Denbar, jelas Wawali Arya Wibawa juga sebagai bentuk implementasi dalam pelestarian tradisi dan budaya Bali,” paparnya.

Camat Denpasar Barat, Ida Bagus Made Purwanasara menjelaskan, lomba ngelawar ini diadakan serangkaian Bulan Bung Karno Ke-VI tahun 2024. Hal ini untuk memaknai ajaran Tri Sakti Bung Karno.

Ajaran Tri Sakti Bung Karno yaitu sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat, perlu dan mutlak memiliki tiga hal, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.

“Kegiatan lomba ngelawar ini mengimplementasikan poin ketiga yang mengatakan “berkepribadian di bidang kebudayaan”, sehingga kita harus melestarikan budaya dan tradisi yang kita miliki,” jelas Camat Purwanasara.

Lomba ini diikuti oleh seluruh desa yang ada di wilayah Denpasar Barat, dengan jumlah 11 tim, dan masing masing tim berisi 3 orang. “Pemenang dari lomba ngelawar ini mendapat hadiah berupa piala serta uang pembinaan,” tutupnya. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post