Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Kumara Dharma Duta Laksana Mainkan Gamelan dengan Teknik Gegedig Seperti Penabuh Dewasa

 Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Kumara Dharma Duta Laksana Mainkan Gamelan dengan Teknik Gegedig Seperti Penabuh Dewasa

Tari Tenggek merupakan Tari Maskot Fauna Kota Denpasar/Foto: ist

Penabuh ini tergolong masih belia. Namun, jangan ditanya kalau soal memainkan gemelan gong kebyar. Mereka tampil dengan teknik tinggi. Gegedig, kotekan, nyoret ataupun tetekes mirip gaya penabuh dewasa. Mereka tampak ringan saat memainkan bilah-bilah gamelan tanpa beben.

Itulah penampilan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Kumara Dharma Duta Laksana, Banjar Kepisah, Kelurahan Pedungan sebagai duta Kota Denpasar pada Utsawa (Parade) Gong Kebyar Anak-anak pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI di Panggung Terbuka Ardha Candra Art Center, Minggu 23 Juni 2024.

Saat itu, Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Kumara Dharma Duta Laksana tampil “mebarung”, pentas satu panggung bersama Sanggar Warnas Bangli, Griya Bukit Bangli, Kelurahan Cempaga sebagai duta Kabupaten Bangli.

Dalam pentas bersama itu, masing-masing duta saling menampilkan kepiawaiannya, sehingga mengundang decak kagum penonton. Bukan hanya dalam memainkan alat musik gamelan, tetapi juga dalan sajian seni tari hingga sajian permainan anak yang disebut dolanan.

Baca Juga:  Patih Sugita Dkk Tampilkan Drama Gong “Godogan” di PKB XLIV Tahun 2022

Pada saat itu, Duta Kota Denpasar menunjukan penampilan apiknya. Seluruh materi disajikan dengan sangat baik. Mereka tak hanya focus pada permainan gamelan, tetapi juga bergaya ringan, menawan dan tenang. Mereka tampil percaya diri, tanpa ada rasa beban.

Pada malam itu, Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Kumara Dharma Duta Laksana menampilkan tiga materi, yakni Tabuh Kreasi Baru Kekebyaran berjudul Arunika, Tari Tenggek dan Dolanan “Nyikep” yang berhasil mengundang sorak sorai, tepuk tangan, hingga gelak tawa penonton.

Arunika yang merupakan judul Tabuh Kreasi Kekebyaran itu bermakna cahaya mentari pagi yang dimaknai sebagai cahaya harapan baru, khususnya bagi generasi muda, dengan spirit dan semangat disertai ketegaran.

Gambaran tersebut diimplementasikan kedalam sebuah komposisi Tabuh Kreasi Baru Kekebyaran, dibentuk dengan estetika kompleksitas teknik permainan yang aktraktif dan polagarap yang dinamis. Olahan unsur-unsur musical sebagai jiwa dari wujudnya secara utuh.

Baca Juga:  Awal Berkembangnya Legong di Peliatan

Sementara Tari Tenggek merupakan sebuah Tari Maskot Fauna Kota Denpasar yang diciptakan pada tahun 2013. Ide ini dicetuskan oleh Walikota Denpasar yang mendapat sambutan dan apresiasi dari para seniman Kota Denpasar.

Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Kumara Dharma Duta Laksana Dolanan Nyikep/Foto: ist

Kedis Tenggek (Burung Raja Udang) merupakan burung pemangsa yang kesehariannya hidup di hutan mangrove terletak di pesisir pantai selatan Kota Denpasar.

Sedangkan Dolanan “Nyikep” sebagai persembahan pamungkas. Garapan ini terinspirasi dari pasukan perang kerajaan yakni pasukan sikep yang berarti pasukan sigap dan siap dalam bertempur.

Kesigapan ini dikuasai betul oleh Cokorda Mantuk Ring Rana atau yang dikenal dengan sebutan I Gusti Ngurah Made Agung. Kesigapan dan kecerdasan tersebut membuat anak-anak berkeinginan untuk memainkan sebuah permainan yang dinamakan nyikep.

Baca Juga:  Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta Meriahkan PKB XLVI dengan “Satria Jati”

Nyikep memiliki arti, yaitu “mesikep-sikepan”. “Kita bersyukur mampu memberikan penampilan maksimal pada hari ini, sehingga latihan dan pembinaan yang dilaksanakan dapat memberikan hasil yang maksimal,” kata Kordinator Komang Jaya Juliawan.

Dirinya sangat bersyukur, karena pementasan hari ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan. “Kamai telah melaksanakan persiapan panjang sejak awal tahun untuk membina anak-anak guna memberikan yang terbaik sebagai Duta Kota Denpasar,” ucapnya.

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang menyaksikan parade itu memberikan apresiasi. Berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar berbuah sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.

Walikota Jaya Negara mengaku bangga dengan penabuh anak-anak yang juga tak kalah hebat dengan penabuh dewasa dalam memainkan gambelan gong kebyar. Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku kagum dengan ide dan konsep berkesenian seniman Denpasar.

Baca Juga:  "Ngelandepin Idep" di Tengah Hadirnya Artificial Intellegence

“Hal tersebut dapat dilihat dari konsep, pola tabuh dan tari serta penggunaan properti yang disesuaikan dengan tema, sehingga garapan yang dibawakan dapat dinikmati penonton dengan baik. Tadi kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa,” tutup Walikota Jaya Negara. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi seni budaya di Bali

Related post