Diversity of Indonesia #8: Fashion Show Berbasis Penelitian, Diwarnai Keberagaman Hayati dan Budaya Indonesia
Sempat menyaksikan fashion show bertajuk “Diversity of Indonesia #8”? Acara fashion ini sangat beda dengan yang lain. Para desainer muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa Desain Mode Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu menampilkan karya berbasis penelitian.
Mereka menampilkan keberagaman hayati dan budaya Indonesia yang diwujudkan ke dalam busana yang cantik dan anggun. Karya-karya itu kemudian diperagakan oleh para model ternama di Gedung Citta Kelangen Lantai 3 ISI Denpasar, Sabtu 11 Januari 2025.
Fashion show ini dibuka Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana S.Sn., M.Sn sekaligus menyampaikan selamat atas pencapaian mahasiswa Program Studi (Prodi) Desain Mode yang telah melebihi ekspektasi ini.
Ajang ini kemudian diawali dengan penampilan opening parade model dengan 46 karya busana yang diiringi oleh karya berjudul “The Guardian Of Nusantara” By Allfy Rev featuring Once Mekel. Setelah itu, para mahasiswa kemudian menampilkan desain mode mereka.
Para penonton seakan diajak berkeliling Indonesia menyaksikan keanekaragaman makhluk hidup dan budaya Nusantara yang adiluhung. Bagaimana tidak, mode-mode baru yang ditampilkan sungguh menarik dan mengedukasi terkait dengan keberagaman flora dan fauna Indonesia.
“Fashion Show Deversity of Indonesia ini merupakan ke 8 kalinya sebagai bentuk Diseminasi dari pelaksanaan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” kata Koordinator Program Studi Desain Mode, Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana disela-sela acara itu.
Setidaknya ada sebanyak 138 karya rancangan busana dari 46 mahasiswa yang mengikuti program MBKM skema proyek independen pada 18 Mitra DUDI itu. “Karya-karya ini terkait dengan riset tentang budaya-budaya yang ada di seluruh Indonesia,” jelas Tjok Ratna Cora.
Pada tahun ini berbagai jenis flora endemik Indonesia, arsitektur khas Nusantara, film produksi anak Bangsa, dan ragam sosio-kultural yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara merupakan dasar pijakan bagi Program Studi Desain Mode, untuk membentuk generasi emas Indonesia.
Keberagaman hayati dan budaya Indonesia merupakan sumber ide yang tak ada habisnya. “Skema proyek independen dipandang perlu dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap hasil akhir dari pelaksanaan program yang telah dijalankan selama 1 semester,” jelasnya.
Tjok Ratna Cora mengatakan, keberagaman hayati dan budaya Indonesia merupakan sumber ide para mahasiswa itu. Mulai dari berbagai jenis flora endemik Indonesia, arsitektur khas Nusantara, film produksi anak Bangsa.
Termasuk seni lukis dan patung yang menjadi sumber ide dari mahasiswa untuk dijadikan karya mode. Para mahasiswa mem-fashionshow-kan tiga karya busana. “Mahasiwa itu menampilkan karya dengan tema-tema penelitian, sehingga menghasilkan karya mendalam,” imbuhnya.
“Merancang busana melalui penelitian inilah yang membedakan fashion show ‘Diversity of Indonesia #8’ dengan yang lain. Karya-karya mereka tak hanya cantik dan indah, tetapi ada seuah ajakan untuk melestarikan hayati dan udaya Indonesia,” pungkasnya.
Ketua Panitia yang juga mahasiswa Desain Mode, Ni Wayan Dewi Lestari melaporkan, karya mahasiswa tahun ini masih tetap mengusung tema besar Program Studi Desain Mode sejak pertama kali Prodi ini berdiri di tahun 2012. [B/darma]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali