‘Bhandana Bhukala’: Lomba Seni Ogoh-ogoh Sempidi dan Kwanji, Melestarikan Seni, Adat, Tradisi dan Budaya

 ‘Bhandana Bhukala’: Lomba Seni Ogoh-ogoh Sempidi dan Kwanji, Melestarikan Seni, Adat, Tradisi dan Budaya

Bhandana Bhukala, lomba seni ogoh-ogoh Sempidi dan Kwanji/Foto: manggus

BUNDARAN Patung Hanoman Sempidi yang sehari-harinya dengan lalu lintas padat, sangat beda pada Hari Raya Pengurupukan, Jumat 28 Maret 2025 malam, sehari menjelang Nyepi. Areal tersebut menjadi ajang kreativitas seni bagi anak-anak muda dalam tajuk “Bhandana Bhukala”.

Malam itu, Pasikian Yowana Sempidi-Kwanji dan Karang Taruna Bhakti Pertiwi menggelar Lomba Ogoh-ogoh Desa Adat Sempidi dan Kwanji dalam rangka “Gelar Seni Budaya” yang berlangsung bertepatan dengan Warsa Anyar Caka 1947.

Sekaa Teruna yang terdiri dari 13 banjar itu silih berganti menampilkan karya seni mereka, lalu diapresiasi oleh masyarakat dan dinilai oleh dewan juri menentukan yang terbaik. Setelah dibuka oleh Wakil Bupati (Wabup) Badung Bagus Alit Sucipta, masing-masing peserta kemudian beraksi.

Lalu lintas di Bundaran Patung Hanoman, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali itu memang ditutup pada saat itu. Jalan yang sehari-harinya penuh dengan kendaraan, malam itu justri dipenuhi dengan karya seni ogoh-ogoh.

Baca Juga:  Perayaan 50 Tahun Lukisan Sri Chinmoy untuk Kedamaian dan Keharmonisan Dunia di ARMA Museum

Warga yang tinggal atau banjar mereka di sebelah barat (kiri) Patung Hanoman itu memajang ogoh-ogoh di Jalan Raya Hanoman, jalan menuju Dalung. Warga yang tinggal di sebelah timur (kanan) Patung Hanoman memajang ogoh-ogoh di Jalan Raya Lukluk-Sempidi.

Begitu pula warga yang tinggal di sebelah Utara (depan) Patung Hanoman menaruh ogoh-ogoh di Jalan Raya Lukluk-Sempidi itu. Setelah mendapat giliran tampil atau beraksi, masing-masing sekaa teruna kemudian mengangkat ogoh-ogoh karya mereka, lalu menarikan di kalangan (stage).

Masing-masing ogoh-ogoh diiringi gamelan bleganjur dengan melodi yang enerjik dan bersemangat. Ada pula menampilkan karya tari. Artinya, mereka memadukan seni ogoh-ogoh dengan seni tari, gamelan (musik), busana dan tata rias, sehingga menjadi pertunjukan seni utuh.

Karya seni tari yang disajikan itu, tentu saja selaras dengan tema atau bentuk ogoh-ogoh yang digarap. Karena itu, penampilan masing-masing sekaa begitu semarak dan memikat. Sebab, diantara sajian seni itu mereka menyelipkan pesan untuk penonton yang hadir.

Baca Juga:  Realita Tiga Masa, Tiga Generasi Penari Kebyar Duduk Peliatan Dipertemukan Dalam Satu Panggung

Walau demikian, ada pula sekaa yang hanya menampilkan seni ogoh-ogoh saja. Artinya, mereka hanya menarikan ogoh-ogoh dengan kompak. Bahkan, ada ogoh-ogoh yang roboh pada bagian kaki, saking semangatnya menarikan patung raksasa dengan bahan ramah lingkungan itu.

Bhandana Bhukala, lomba seni ogoh-ogoh Sempidi dan Kwanji/Foto: manggus

Para peserta menampilkan kemampuan dalam berkesenian, khususnya dalam tarian, gamelan, keterampilan serta membuat ogoh-ogoh. Kegiatan ini sangat objektif dalam menilai bakat dan kreativitas para peserta, baik dari segi kreativitas dalam koreo dan tingkat kesulitannya.

Wabup Bagus Alit Sucipta yang menyaksikan parade dan lomba ogoh-ogoh itu memberikan apresiasi kepada Yowana di dua desa, yakni Desa Adat Sempidi dan Kwanji yang sudah bisa melaksanakan Lomba Ogoh-ogoh Bhandana Bhukala.

“Kegiatan ini salah satu cara untuk melestarikan seni, adat, tradisi dan budaya. Masyarakat semua sudah tahu, kita di Bali hanya memiliki Budaya, bagaimana caranya kepada semua pihak agar tertib dalam pelaksanaan kegiatan ini,” kata Wabup Bagus Alit Sucipta.

Baca Juga:  Festival Seni Bali Jani Ruang Strategis Pengembangan Seni Inovasi, Modern dan Kontemporer

Sebagai bentuk dukungan dan apresiasi Wabup Bagus Alit Sucipta memberikan dana motivasi sebesar Rp 30 juta untuk pelaksanaan seni itu.

“Saya mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi Caka 1947 kepada seluruh masyarakat Badung, semoga kita semua mendapatkan kerahayuan dan kesukertan dalam melaksanakan Tapa Brata Penyepian dan Jagat Badung, Bali ini aman, tentram, sentosa dan bahagia,” ujarnya.

Bendesa Adat Sempidi I Gusti Ngurah Martana, sekaligus mewakili dua Desa Adat Sempidi dan Kwanji mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran Wakil Bupati Badung.

Ngurah Martana mengungkapkan acara Lomba ogoh-ogoh Desa Adat Sempidi dan Kwanji yang dilaksanakan oleh Pasikian Yowana Sempidi-Kwanji dan Karang Taruna Bhakti Pertiwi dalam rangka Gelar Seni Budaya bertepatan dengan Warsa Anyar Caka 1947.

Baca Juga:  Tung Tung Uma di LATAR #1: Film Tayang Pertama, Angkat Refleksi Sebuah Perubahan di Tanah Bali

“Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Wakil Bupati selaku pemerintah dan pribadi sudah banyak membantu kami, termasuk kegiatan lomba ini juga sudah di bantu dana untuk melancarkan semua kegiatan yang dilaksanakan,” ucapnya.

Lomba ogoh-ogoh ini inisiatif dari Pasikian Yowana Sempidi Kwanji, sehingga dirinya selaku orang tua memberikan apresiasi dan terima kasih kepada Pasikian Yowana Desa Adat Sempidi dan Kwanji yang sudah bisa bersatu untuk melaksanakan kegiatan seperti ini.

Saat itu, turut mendampingi Wabup yakni Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja I Putu Eka Merthawan, Perwakilan Lurah Sempidi I Wayan Suarsana, Bendesa Adat Sempidi I Gst Ngurah Martana, Bendesa Adat Kwanji I Nyoman Budha Arta.

Termasuk tokoh masyarakat Sempidi I Made Putra Wijaya, Manggala Dinas, Manggala Adat Sempidi Kwanji, serta tokoh masyarakat lainnya. [B/*/darma]

Related post